Cara Menjaga Kesehatan Seksual yang Disarankan untuk Perempuan

29 Februari 2020 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selama ini, kita mungkin cenderung lebih mementingkan pemeriksaan kesehatan fisik secara umum. Perhatian jarang kita arahkan kepada pemeriksaan kesehatan seksual, meskipun hal ini sebenarnya penting, khususnya bagi mereka yang memiliki status seksual aktif.
ADVERTISEMENT
Secara khusus, Dr. Nurlan Silitonga, M. Med, pendiri klinik kesehatan seksual, Klinik Angsamerah, menjelaskan bahwa ada beberapa perawatan kesehatan seksual yang bisa dilakukan oleh perempuan. Di antaranya, termasuk pap smear, vaksin HPV, sadari (pemeriksaan payudara mandiri untuk mendeteksi kanker), hingga pemeriksaan penyakit menular seksual.
Ilustrasi vagina. Foto: Shutterstock
Kepada kumparanWOMAN, Dr. Nurlan menjelaskan bahwa pap smear adalah pemeriksaan yang perlu dilakukan tiga tahun setelah seseorang menjalani kontak seksual pertamanya.
"Karena, dibutuhkan waktu untuk (virus dan sel) berevolusi menjadi kanker. Jadi, enggak ada urgensi untuk melakukan pap smear sehari setelah berhubungan seksual," tutur Dr. Nurlan ketika ditemui di Klinik Angsamerah Menteng, Jakarta Pusat, beberapa saat lalu.
Dr. Nurlan Silitonga, M. Med, di Klinik Angsamerah Menteng, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Setelah pemeriksaan pertama, pap smear bisa dilakukan setahun sekali atau dua tahun sekali, tergantung hasil pemeriksaan sebelumnya. Bila seseorang mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik selama dua tahun berturut-turut, maka tak apa jika ia melakukan pap smear setiap dua tahun sekali.
ADVERTISEMENT
Selain pap smear, perempuan juga bisa melakukan pemeriksaan untuk mencegah penularan penyakit kelamin. Ini dilakukan setelah berhubungan seksual.
Selanjutnya, kita juga disarankan untuk melakukan vaksin HPV (human papillomavirus), untuk menangkal virus yang mungkin menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, termasuk kanker serviks. Idealnya, pemberian vaksin ini dilakukan sebelum seseorang berusia 25 tahun. Namun, setelah 25 tahun pun, vaksin tetap bisa diberikan.
Di luar itu, perempuan yang aktif secara seksual dianjurkan untuk menggunakan kondom ketika berhubungan, demi menghindar penyakit kelamin menular. Meski tidak bisa mencegah semua penyakit, kondom bisa membantu seseorang terhindar dari penularan HIV.
"Untuk HIV, nearly 100 percent (terhindar) kalau dilakukan dengan benar. Gonorrhea juga terhindar. Tapi, sifilis dan herpes masih bisa," ungkap Dr. Nurlan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dokter yang berpengalaman di bidang kesehatan seksual ini juga menganjurkan agar perempuan terus berupaya mengenali seksualitas dan tubuhnya sendiri. Sebab, tubuh dan seksualitas kita akan terus berubah, seiring dengan bertambahnya usia.
Ilustrasi Kondom Foto: shutterstock
Dr. Nurlan juga menyarankan agar perempuan tidak ragu mencari tahu lebih dalam bila memiliki pertanyaan seputar kesehatan seksual. Menurutnya, penting untuk menanyakan hal ini kepada tenaga kesehatan yang kompeten, dibarengi dengan pemikiran kritis atas jawaban yang diberikan.
Terakhir, untuk menjaga kesehatan seksual, dia juga menyarankan agar perempuan menikmati seksualitas dan pleasure yang didapatkan dari hubungan seksual. Sebab, pleasure penting untuk dirasakan, demi menunjang kesehatan seseorang.
"Pleasure, for me, is important karena baik untuk kesehatan, selama tidak merugikan orang lain. Contoh, kekerasan seksual. Terkadang, ini dianggap pleasure untuk ego seseorang. Tapi, itu membuat orang lain sakit. Itu tidak baik," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurut Anda, Ladies?