Cara Merawat Hijab Berbahan Sifon dan Satin Agar Masa Pakainya Lebih Lama

10 April 2020 10:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Citra Kirana untuk program Women on Top kumparanWOMAN. Fotografer: Yessica Riany, Stylist: Anantama Putra, Makeup: Obby Farhobi, Busana: Elzatta Hijab. Foto: Yessica Riany
zoom-in-whitePerbesar
Citra Kirana untuk program Women on Top kumparanWOMAN. Fotografer: Yessica Riany, Stylist: Anantama Putra, Makeup: Obby Farhobi, Busana: Elzatta Hijab. Foto: Yessica Riany
ADVERTISEMENT
Ladies, seberapa sering Anda membeli hijab baru? Ada banyak alasan bagi kita yang berhijab untuk selalu membeli hijab baru. Selain mencari warna dan motif yang sesuai selera, membeli hijab baru juga kadang harus kita lakukan karena hijab yang lama sudah keburu pudar dan lusuh.
ADVERTISEMENT
Padahal bila tahu cara merawat hijab dengan benar, kita tak perlu sering membeli yang baru. Dituturkan oleh desainer produk tekstil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Nurul Akriliyati, pada umumnya hijabers di Indonesia mengenakan bahan hijab yang terbuat dari material sifon dan satin untuk busana muslim dan hijab yang dikenakannya.
Rekomendasi hijab yang lagi tren. Foto: dok. Pelangi Asmara, Kami Idea, Elzatta Hijab
Kedua material ini memiliki sifat ringan, lembut dan tidak panas saat dipakai. Dulunya, kain sifon dan satin hanya dibuat menggunakan serat serta benang sutra. Namun saat ini, kedua kain tersebut banyak ditemukan di pasar dan diproduksi dari beraneka serat seperti poliester dan nilon.
Untuk merawat hijab yang terbuat dari sifon dan satin, diperlukan perawatan tersendiri agar warnanya tetap terjaga, tidak cepat kusam, benang tetap rapi dan tidak merusak kain. Sebenarnya, kedua material ini bisa dicuci di mesin cuci dengan pengaturan 'hand wash', tetapi terkadang, karena ingin praktis hijab sering dicuci bersamaan dengan baju lainnya.
Warna hijab yang wajib dimiliki perempuan. Foto: dok. @miraagile/ Instagram
"Khusus untuk hijab, lebih baik dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kantung cuci. Sedangkan baju muslimah berbahan lembut sebaiknya dicuci tangan, tanpa menggosoknya terlalu keras lalu diangin-anginkan tanpa langsung terkena sinar matahari. Jangan lupa, bagian luar kain harus diletakkan di dalam sebelum diangin-anginkan untuk menjaga warnanya,” jelas Nurul dalam pernyataan resmi yang diterima kumparanWOMAN.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, dalam mencuci hijab sebaiknya menggunakan sabun cuci yang tidak membuat rusak material halus. Tambahkan pula softener dan pewangi agar lebih harum saat dipakai.
"Inti dari perawatan hijab dan baju muslimah adalah mengenali bahannya terlebih dahulu karena masing-masing kain memiliki karakter berbeda. Minimal kenali dulu apakah bahannya menyerap keringat atau tidak," lanjut perempuan yang akrab disapa Uyuy ini.
Ia pun menyarankan untuk harus rajin mengecek label aturan mencuci dan mengeringkan yang biasanya berada pada bagian dalam hijab dan busana. Ikuti aturan pencucian yang dianjurkan untuk menjaga masa pakai hijab lebih lama.
Museum de Young adakan fashion show busana muslim Foto: Thinkstock
Meski hijab terbuat dari bahan berjenis sifon atau satin, maka harus pula diperhatikan serat pembuatnya. Bila bahan tersebut dibuat dari serat alam seperti katun, rayon, dan sutra, maka hijab akan nyaman digunakan karena menyerap air atau keringat.
ADVERTISEMENT
"Bila kain sifon atau satin terbuat dari serat sintetis seperti nilon dan poliester, akan kurang nyaman digunakan pada cuaca panas. Tetapi sayangnya, serat alam (katun, rayon, dan sutra) cepat sekali kusam jika sering digunakan,” demikian pungkas perempuan yang mengajar tekstil tradisional di beberapa UKM di Indonesia ini.
----
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!