Cara Putri Diana Mengubah Pandangan Dunia tentang Stigma Negatif HIV/AIDS

1 Desember 2020 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri Diana mengenakan topi baret hitam rancangan Stephen Jones di Skotlandia Foto: Instagram @ladydianafan
zoom-in-whitePerbesar
Putri Diana mengenakan topi baret hitam rancangan Stephen Jones di Skotlandia Foto: Instagram @ladydianafan
ADVERTISEMENT
Tepat pada hari ini, 1 Desember, masyarakat dunia tengah memperingati Hari AIDS Sedunia (World AIDS Day). Peringatan ini digelar untuk mengajak masyarakat global memerangi penyakit AIDS dan mendukung para penyintas penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Berbicara soal peringatan Hari AIDS Sedunia, rupanya ada satu sosok perempuan yang sangat berjasa dan kerap aktif menyuarakan isu seputar HIV/AIDS. Sosok tersebut adalah Putri Diana atau Princess of Wales.
Putri Diana sendiri dikenang selama bertahun-tahun karena kerap melakukan advokasi atas nama Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Langkah Diana ini terbilang cukup berani, mengingat saat itu masih banyak ketakutan dan informasi-informasi yang salah mengenai penularan HIV/AIDS.
Sepanjang 1980-an dan 1990-an, Putri Diana menggunakan platform-nya untuk menghapus mitos-mitos seputar penularan HIV/AIDS, demikian ditulis Oprah Magazine. Di tahun yang sama, ia juga banyak menghabiskan waktu bersama ODHA di seluruh dunia.
“Menurut kami, Diana adalah duta besar untuk kesadaran AIDS di planet ini dan tidak ada orang yang bisa menggantikannya dalam pekerjaan yang dia lakukan,” kata Gavin Hart dari National AIDS Trust saat diwawancarai BBC.
ADVERTISEMENT

Momentum edukasi terbesar Putri Diana tentang HIV/AIDS

Pada 1987, Putri Diana melakukan sebuah tindakan yang terbilang cukup berani. Ya, dia menjabat tangan 10 pasien HIV/AIDS tanpa sarung tangan. Kejadian itu terjadi pada 9 April 1987 saat Rumah Sakit Middlesex London mengundang Putri Diana untuk membuka Bangsal Brodetip, bangsal khusus pertama untuk penderita HIV dan AIDS.
Karena kejadian itu, Putri Diana pun dianggap sebagai sosok yang paling berpengaruh di dunia dalam hal mengadvokasi pasien HIV/AIDS. Selain itu, Putri Diana juga telah membuat pandangan dunia berubah dan tidak memandang sebelah mata mengenai penyakit tersebut.
Seorang perawat di bangsal AIDS Rumah Sakit Middlesex, John O’Reilly, mengatakan kepada BBC pada 2017, bahwa stigma mengenai penyakit HIV/AIDS kala itu sangat parah, sehingga dia sendiri bahkan tidak memberi tahu orang-orang tentang bangsal mana yang ditanganinya.
Putri Diana saat berfoto dengan salah satu penyintas AIDS. Foto: ANWAR HUSSEIN/GETTY IMAGES
Selain itu, stigma tersebut juga sempat mempengaruhi para penghuni bangsal, sehingga mereka tidak mau untuk di foto. Kendati demikian, ada satu pria bernama Ivan Cohen yang akhirnya mau difoto bersama Putri Diana dan hasil jepretan tersebut menjadi sejarah hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
“Putri Diana datang tanpa sarung tangan, dia mengunjungi pasien kami dan mau menjabat tangan mereka. Itu sangat mengharukan,” kenang John O’Reilly.

Perjuangan Putri Diana masih terus berlanjut

Tak berhenti di akhir 1980-an, Putri Diana juga terus menyebarkan edukasi mengenai HIV/AIDS hingga 1990-an. Salah satu momen yang cukup dikenang adalah saat Putri Diana mendukung berbagai badan amal AIDS Internasional, melalui penampilan dan kunjungannya ke fasilitas terkait di seluruh dunia. Itu termasuk kunjungannya ke unit AIDS Harlem Hospital pada 1989 selama tiga hari.
Lalu pada 1991, Putri Diana pernah memberikan pidato di Konferensi Anak-anak dan AIDS. Di situ dia mendorong orang-orang untuk berjabat tangan dan berpelukan dengan penderita HIV/AIDS.
“Surga tahu mereka membutuhkannya. Menjadi luar biasa ketika Anda dapat berbagi rumah, tempat kerja, taman bermain, dan mainan kepada mereka,” kata Putri Diana.
ADVERTISEMENT
Di momen yang sama, Putri Diana juga sempat membahas seputar fakta mengenai populasi yang terkena dampak. “AIDS adalah pukulan terakhir dalam beban berat diskriminasi dan kemalangan,” tambahnya.
Putri Diana saat Mengunjungi asrama di Sao Paulo, Brazil. Foto: TIM GRAHAM/GETTY IMAGES
Pada tahun yang sama, tepatnya pada 1991, Putri Diana mengunjungi pasien Rumah Sakit AIDS di Toronto, Kanada, dan Rio de Janeiro, Brasil. Selanjutnya ia juga singgah di asrama Sao Paulo yang dihuni oleh anak-anak terlantar, termasuk anak-anak dengan HIV positif atau penderita AIDS. Di momen tersebut, Putri Diana memberikan pelukan pada sejumlah orang di sana.
Langkah berani yang dilakukan Putri Diana selama bertahun-tahun ternyata tidak sia-sia. Dari masa ke masa, kesadaran masyarakat terhadap HIV/AIDS terus bertambah. Selain itu, stigma terhadap ODHA juga semakin memudar secara perlahan.
ADVERTISEMENT
----
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)