Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cara Windy Natriavi Dukung Kemajuan Perempuan di Tempat Kerja Melalui WomenWorks
26 September 2020 10:27 WIB
“Dulu saat saya masih bekerja di startup layanan transportasi online, mungkin perempuan hanya ada tiga dari 50 laki-laki. Pernah juga saya hanya perempuan sendirian di antara semua laki-laki,” ujar Windy Natriavi, saat memulai perbincangan dengan kumparanWOMAN.
Windy merupakan co-founder platform WomenWorks sekaligus Komisaris di startup AwanTunai, setelah sebelumnya sempat berkarier di sebuah startup layanan transportasi online. Dalam wawancara khusus bersama kumparanWOMAN, Windy bercerita mengenai berbagai tantangan yang ia hadapi dalam perjalanan kariernya, termasuk ketika ia memutuskan untuk mendirikan bisnisnya sendiri.
Berbagai pengalaman yang ia hadapi dalam menjalani karier membangun bisnis di bidang teknologi ini kemudian menginspirasi Windy dan sahabatnya Fransiska P.W Hadiwidjana untuk mendirikan sebuah platform pemberdayaan perempuan bernama WomenWorks.
Dijelaskan oleh Windy, WomenWorks adalah sebuah platform yang didedikasikan untuk para perempuan yang ingin menggali potensi diri, namun belum mampu untuk melakukannya secara maksimal. Platform ini tidak memiliki batasan usia, mulai dari mahasiswi hingga ibu bekerja, semua bisa bergabung di dalamnya.
WomenWorks saat ini aktif dikelola melalui Instagram @womenworksid yang kini telah memiliki lebih dari 4000 followers. Melalui WomenWorks, anggotanya bisa terkoneksi dan bertemu mentor yang akan membantu mereka meraih potensi maksimal yang ada di dalam diri sebagai bagian dari personal development.
Windy yang juga pernah masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia di bawah kategori Finance & Venture Capital 2019 ini mengungkapkan ada banyak hal yang bisa dilakukan perempuan di WomenWorks. Beberapa di antaranya adalah mendapatkan insight atau masukan, serta tips dan trik dalam mencapai aspirasi karier atau bisnis dari para pembina (mentor), hingga menjalin relasi baru antar sesama perempuan yang ingin membuat dirinya menjadi lebih berdaya.
“Sebenarnya kami mulai karena terinspirasi dari sebuah program di Inggris, namanya Smart Works. Di mana mereka mendaur ulang pakaian yang akan dibagikan untuk para ibu yang ingin kembali bekerja sambil mengadakan pelatihan wawancara kerja. Singkat cerita, ketika kami memulai hal ini, ternyata orang-orang tidak butuh pakaian. Mereka justru butuh masukan dan pengetahuan tentang dunia kerja,” cerita Windy dalam sesi wawancara hangat yang dilakukan secara virtual.
Meski hadir sejak 2019 lalu, WomenWorks baru mulai intens menjalankan pelatihan dan mentoring pada April 2020. Ada empat kategori perempuan yang bisa bergabung dengan WomenWorks, yaitu mahasiswi yang baru mau lulus dan bingung menentukan bidang pekerjaan; seseorang yang sudah bekerja selama tiga sampai lima tahun dan ingin meningkatkan kemampuannya, atau mereka yang ingin pindah jalur karier. Kategori berikutnya adalah returning moms, yaitu perempuan yang dulu pernah bekerja, tapi karena harus mengurus keluarga atau bayi, mereka berhenti bekerja beberapa waktu dan ingin kembali bekerja lagi. Terakhir, ada Women Founders, yaitu seluruh perempuan yang baru membuka atau mendirikan bisnis, baik bisnis rumahan atau UMKM.
“Saya juga ikut menjadi mentor dalam pelatihan ini. Berdasarkan background saya yang pernah bekerja di konsultan bisnis, startup, dan kini mendirikan perusahaan sendiri (AwanTunai), maka saya bisa memberikan insight tentang career change, problem solving dan entrepreneurs. Saya bisa berbagi cerita tentang perjalanan saya sejak bekerja pertama kali, kemudian mengubah bidang karier dan kini mendirikan startup sendiri,” lanjut Windy lagi.
Meningkatkan kesadaran terhadap potensi diri menjadi tantangan WomenWorks
Selama menjalankan WomenWorks, salah satu tantangan yang cukup sulit dihadapi para pendirinya adalah meningkatkan kesadaran tentang potensi diri dari seorang mentee. Hal ini karena, banyak peserta mentoring yang merasa masih tidak percaya diri dengan apa yang dimilikinya.
Apa yang diungkapkan Windy ini memang merupakan fakta yang terjadi. Banyak perempuan yang memiliki persoalan kepercayaan diri ketika sampai posisi di mana mereka bisa membangun karier mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, banyak juga perempuan yang masih menghadapi dilema antara keluarga dan karier, terlebih ketika mereka ditawarkan posisi pemimpin yang kemungkinan besar akan menuntut jam kerja yang panjang. Akibatnya, angka pemimpin perempuan di Indonesia masih cukup rendah.
Berdasarkan laporan Women in Business 2020 yang diambil dari Laporan Bisnis Internasional Grant Thornton (IBR), posisi CEO atau Direktur Pelaksana di Indonesia yang dijabat oleh perempuan hanya 20 persen saja. Kabar baiknya, angka ini mengalami peningkatan satu persen dibandingkan 2019 lalu yang hanya 19 persen.
Oleh karena itu dibutuhkan banyak program baik dari perusahaan maupun komunitas untuk mendukung dan memfasilitasi perempuan mengembangkan karier mereka, sekaligus dapat memberikan solusi atas dilema-dilema yang dihadapi perempuan. Dalam hal inilah, program mentorship sangat penting bagi banyak perempuan dalam pengembangan karier.
“Banyak orang yang ragu untuk memulai goals-nya. Padahal hal ini tak perlu dipikirkan. Just take a leap, lompat saja. Kalau kamu enjoy melakukannya, berarti kamu sudah berada di langkah selanjutnya. Mentoring ini dibutuhkan sebuah aksi, bukan hanya sekadar inspirasi,” imbuh Windy lagi.
Women’s Empowerment Principles (WEPs) dari UN Women
Apa yang dilakukan Windy di WomenWorks ini rupanya sejalan dengan beberapa prinsip-prinsip pemberdayaan perempuan atau yang disebut Women’s Empowerment Principles (WEPs) yang diinisiasi oleh UN Women , lembaga PBB yang bekerja untuk pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender bersama dengan UN Global Compact, sejak 2010.
WEPs ini terdiri dari tujuh prinsip yang menawarkan panduan bagi dunia bisnis untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di tempat kerja, usaha, serta komunitas. Harapannya, prinsip-prinsip ini dapat diadopsi oleh perusahaan dan pengusaha melalui aksi penandatanganan komitmen.
Ketujuh prinsip tersebut adalah pemimpin yang mendukung kesetaraan gender, pekerja perempuan dan laki-laki setara, kesejahteraan pekerja terjamin, mendukung pengembangan profesi bagi pekerja perempuan, menjalankan usaha yang mendukung pemberdayaan perempuan, serta melakukan kegiatan dan melaporkan pencapaian kesetaraan gender.
Lewat program mentoring yang rutin dilakukan oleh WomenWorks, secara tak langsung Windy dan timnya sudah berkontribusi dalam mendukung pengembangan profesi bagi pekerja perempuan melalui program pelatihan. Tak hanya itu, WomenWorks pun menjalankan usaha yang mendukung pemberdayaan perempuan, karena hingga saat ini, sudah ada lebih dari 150 mentor perempuan yang berkesempatan untuk memberikan pelatihan kepada para calon peserta pelatihan.
Para mentor ini memiliki latar belakang dari bidang karier yang berbeda-beda, mulai dari bidang startup, manajemen, self-development, public relation hingga yang berhubungan dengan teknologi atau keuangan. Sehingga, WomenWorks pun turut bekerja sama dengan para pebisnis perempuan atau perusahaan yang dikelola oleh perempuan untuk memberikan pelatihan pengembangan diri bagi perempuan yang baru akan atau ingin meningkatkan kariernya.
Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip WEPs, yakni mendorong pendidikan, pelatihan dan pengembangan profesi bagi perempuan. Prinsip pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender ini mendukung perempuan untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka, termasuk memberikan program edukasi dan pelatihan (baik hard skill maupun soft skill) yang bisa diterapkan untuk meraih cita-cita dan tujuannya. Hal ini sepatutnya bisa dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya mendukung karyawan perempuan. Selain akan membantu karyawan perempuan lebih produktif dalam bekerja, pemberdayaan perempuan di tempat kerja juga terbukti dapat meningkatkan profit perusahaan.
UN Women dalam situsnya mengungkapkan estimasi bahwa perusahaan yang memiliki tiga atau lebih perempuan di posisi senior manajemen akan memperoleh score lebih tinggi dalam seluruh performa dan dimensi organisasi.
Namun sayang, saat ini belum banyak perusahaan yang berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan kepada staf perempuan. Dituturkan oleh Country Programme Manager, WeEmpowerAsia, UN Women Indonesia, Iriantoni Almuna, prinsip WEPs ini baru diadopsi oleh 22 perusahaan di Indonesia. Terdiri dari dari perusahaan nasional maupun multinasional dari berbagai bidang usaha. Ia berharap akan ada lebih banyak perusahaan lagi yang mau berkomitmen mengadopsi prinsip WEPs ini.
“Ketika lebih banyak perusahaan yang mengimplementasikan WEPs, maka akan lebih banyak perempuan yang aktif dan bertahan dalam dunia kerja. Hal ini kami yakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi positif bagi perusahaan dan negara, serta mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” ungkap Iriantoni saat diwawancarai kumparanWOMAN.
Selain itu, Iriantoni juga menegaskan bahwa semakin banyak kesempatan dan pelatihan pengembangan potensi, maka perempuan dapat memperoleh bekal hard skills, soft skills, serta kepercayaan diri yang dapat mendorong mereka sukses dalam dunia bisnis dan wirausaha.
“Karena itulah, UN Women melalui salah satu prinsip WEPs mendorong perusahaan untuk memberikan program pendidikan, pelatihan dan pengembangan potensi bagi para karyawan perempuan. Kami percaya bahwa kehadiran platform pengembangan kapasitas untuk perempuan dapat mendukung ekosistem dunia bisnis yang mendukung perempuan untuk mencapai potensi terbaik mereka dalam berkarier atau mengembangkan usaha mereka,” demikian jelas Iriantoni.
Apresiasi untuk individu dan perusahaan yang usung pemberdayaan perempuan
Demi mendorong semakin banyaknya individu dan organisasi yang berkomitmen untuk melakukan kegiatan untuk pemberdayaan perempuan dan mencapai kesetaraan gender di dunia profesional dan bisnis seperti yang dilakukan Windy Natriavi bersama WomenWorks, UN Women menggelar sebuah ajang penghargaan bernama The UN Women 2020 Asia-Pacific WEPs Awards’ (WEPs Awards). Penghargaan ini adalah inisiatif penghargaan pertama di Asia-Pasifik, termasuk di Indonesia, yang memberikan apresiasi bagi dunia usaha, meliputi UMKM dan perusahaan dari berbagai ukuran dan sektor atas kontribusinya dalam isu pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender .
Dengan WEPs Awards ini, UN Women akan menganugerahkan penghargaan kepada perusahaan yang memiliki enam kategori terkait pemberdayaan perempuan; Kepemimpinan, Tempat Kerja yang Inklusif Gender, Tempat Usaha yang Responsif Gender, Pelibatan Komunitas & Industri, dan Respons terhadap COVID-19 yang sensitif gender.
“Di Indonesia, penghargaan ini akan dibagi dalam dua fase. Fase pertama adalah WEPs Awards level nasional, di mana kami akan memilih pemenang di level negara pada tanggal 18 November. Kemudian, pemenang dari Indonesia akan otomatis masuk untuk seleksi di level regional, dan hasilnya akan diumumkan pada acara puncak penghargaan di tanggal 10 Desember,” jelas Iriantoni.
Ajang penghargaan ini diharapkan juga dapat mendorong lebih banyak perusahaan untuk menerapkan WEPs atau 7 Prinsip Pemberdayaan Perempuan, begitupun bagi pengusaha dan pemimpin perempuan.
Bila perusahaanmu telah membuat berbagai terobosan dan kebijakan yang inklusif gender, ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkannya kepada konsumen, pegawai, dan masyarakat yang lebih luas. Yuk, daftarkan perusahaanmu di UN Women Asia Pacific WEPs Awards sebelum 12 Oktober 2020 dengan mengujungi asiapacificwepsawards.org
----
Sebagai bagian dari kampanye UN WOMEN bersama kumparanWOMAN untuk mendukung pemberdayaan perempuan secara ekonomi, baik di dunia profesional ataupun bisnis, kami menghadirkan deretan profil perempuan inspiratif setiap bulan dalam collection Perempuan Bicara Kerja .