Celine Dion Didiagnosis Penyakit Saraf Langka, Ungkap Jadi Sulit Bernyanyi

12 Desember 2022 16:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Celine Dion.  Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes
zoom-in-whitePerbesar
Celine Dion. Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabar mengejutkan datang dari diva pop dunia, Celine Dion. Melalui unggahan di Instagram pribadinya pada Kamis (8/12), Celine mengungkapkan bahwa ia kini tengah menjalani pengobatan karena didiagnosis penyakit saraf langka.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari NBC News, perempuan 54 tahun itu menderita gangguan neurologis yang tidak dapat disembuhkan yang dikenal sebagai stiff-person syndrome.
“Sudah sejak lama saya berurusan dengan masalah kesehatan. Dan sangat sulit bagi saya untuk menghadapi tantangan ini dan membicarakan semua yang telah saya alami kepada kalian semua,” kata Celine.
Pelantun My Heart Will Go On itu bercerita bahwa masih mencari tahu lebih dalam apa masalah kesehatan yang dialaminya. Gejala yang dirasakan oleh Celine adalah kejang-kejang hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
"Meski masih mempelajari kondisi langka ini, saya sekarang tahu penyebab kejang-kejang yang saya alami selama ini. Kejang ini sangat memengaruhi setiap aspek kehidupan sehari-hari saya, terkadang menyebabkan kesulitan saat berjalan dan saya tidak bisa menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasa," pungkas Celine.
ADVERTISEMENT
Karena itu, ia pun terpaksa harus menunda atau bahkan membatalkan konsernya yang bertajuk Courage World Tour.
“Harus saya akui, ini merupakan perjuangan. Sepanjang hidup, yang saya tahu hanyalah bernyanyi dan itulah yang paling saya sukai,” tutur Celine.
Celine Dion tampil ketika Billboard Music Awards Foto: REUTERS/Mario Anzuoni

Lantas, apa itu stiff-person syndrome yang diderita oleh Celine Dion?

Mengutip Cleveland Clinic, stiff-person syndrome merupakan gangguan autoimun yang langka. Kondisi ini memengaruhi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) yang ditandai dengan kekakuan otot-otot tubuh. Seiring berjalannya waktu, gejala kaku pun berkembang pada kaki dan otot-otot lain dalam tubuh.
Stiff-person syndrome juga dapat menyebabkan kejang otot yang menyakitkan. Kejang otot terjadi secara tidak pasti. Namun, dapat dipicu oleh kebisingan, tekanan emosional, dan sentuhan fisik ringan
ADVERTISEMENT
Jika tidak ditangani dengan serius, stiff-person syndrome dapat menyebabkan perubahan postur tubuh. Kasus yang parah bahkan dapat membatasi kemampuan tubuh untuk berjalan atau bergerak.
Beberapa orang dengan gangguan ini perlu mengonsumsi obat selama bertahun-tahun untuk mengelola gejala dan menjaga kualitas hidup.
Stiff-person syndrome sangat jarang terjadi. Hanya sekitar 1 dari setiap 1 juta orang yang telah didiagnosis sindrom ini.
Sayangnya, perempuan dua kali lebih banyak mengalami stiff-person syndrome dibandingkan pria. Kondisi ini dapat dialami oleh segala usia, namun biasanya berkembang antara usia 30 dan 60 tahun.