Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Chief of kumparanMOM saat Harus Bekerja di Rumah sambil Mengurus 2 Anak
21 April 2020 8:47 WIB
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang working mom alias ibu bekerja di masa pandemi COVID-19 seperti ini, merupakan salah satu hal yang cukup menantang. Ketika banyak perusahaan yang menerapkan work from home alias bekerja di rumah, para ibu bekerja harus menghadapi tantangan baru yaitu bagaimana membagi waktu antara urusan pekerjaan, rumah tangga, dan mengasuh anak.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun dialami oleh Prameshwari Sugiri, pemimpin redaksi kumparanMOM di kumparan. Kepada kumparanWOMAN, perempuan yang akrab disapa Imesh ini menjalani work from home dengan dua orang anak perempuan yang berusia 10 dan lima tahun.
Sama seperti Imesh, kedua anaknya pun menjalankan school from home atau bersekolah dari rumah. Mau tidak mau, fokus Imesh terbagi menjadi dua; mengerjakan pekerjaannya dan memantau anak-anaknya belajar. Hal ini sudah pasti terasa berbeda dengan bekerja di kantor, di mana ada jam bekerja yang jelas dan bisa 'lepas' sejenak dari urusan rumah dan anak-anak.
"Kalau (bekerja) di rumah, jam kerja sebagai ibu adalah 24/7 dan jika ibu di rumah, ART tidak 'laku' di mata anak-anak. Sementara saya sendiri akan sulit untuk bisa 100 persen cuek dengan urusan rumah tangga dan anak selama di rumah," cerita Imesh pada kumparanWOMAN.
Bila dibuat jadwal, hari-hari Imesh dimulai sejak subuh untuk mengerjakan pekerjaan kantor sebelum anak-anaknya bangun pagi. Setelah itu, ia menyiapkan sarapan, memandikan anak dan menyiapkan seragam sekolah. Ya, meski anak-anaknya bersekolah di rumah, namun mereka tetap mengenakan seragam untuk membangun mood belajar dan tidak menganggap di rumah saja adalah hari libur.
ADVERTISEMENT
Kegiatan belajar dilakukan hingga pukul 12 siang atau tepat jam makan siang dengan jeda satu jam untuk snacking time. Setelah makan siang, Imesh menemani anak keduanya bermain sebelum tidur siang, sementara anak pertamanya lanjut belajar kembali.
Seluruh jadwal ini belum termasuk dengan jadwal les online. Kedua anak-anaknya mengikuti kursus bahasa Inggris dan mengaji yang semuanya dilakukan secara online di sore hari.
Pernah kerja di dalam mobil agar bisa konsentrasi
Imesh mengakui, konsentrasi jadi tantangan terbesar yang dialaminya selama bekerja di rumah. Bila gagal konsentrasi di tengah kondisi yang dialaminya, sudah pasti berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya.
Pernah suatu ketika, ia harus mengerjakan yang membutuhkan konsentrasi penuh. Hingga akhirnya memilih untuk bekerja di kamar dan menempelkan kertas di pintu kamar dengan tulisan 'IBU LAGI DI KANTOR'.
ADVERTISEMENT
"Tidak seperti rekan kerja di kantor, anak tidak akan merasa bersalah kalau minta ibu lepas earphone karena ada hal darurat, seperti 'benerin jepit rambutku, melorot!'," ceritanya lagi.
Meski sulit konsentrasi dan harus membagi fokus dengan urusan rumah tangga dan anak-anak, Imesh tetap bertanggung jawab dalam mempertahankan kualitas pekerjaan.
Sebenarnya, ia bisa saja lembur atau bekerja setelah anak-anak tidur di malam hari. Tetapi, ia juga tak ingin mempertaruhkan kesehatannya di tengah pandemi.
Berbagi tugas dengan suami
Bila ia merasa sudah jenuh, mencurahkan unek-uneknya pada suami menjadi salah satu solusi yang cukup efektif buat Imesh. Terbuka menyampaikan masalah dengan harapan untuk berbagi tugas menjadi bentuk komunikasi aktif yang dilakukannya bersama suami, yang sayangnya masih harus bekerja dari kantor. Imesh mengakui, terkadang ada perasaan iri melihat suami bekerja setiap hari.
Namun, bukan berarti suaminya lepas tanggung jawab dalam membantu anak-anaknya sekolah di rumah. Sang suami biasanya bertugas untuk print atau download video referensi pembelajaran. Ia pun bertanggung jawab untuk belanja online, mulai dari mencari masker, hand sanitizer, alat tulis dan hal-hal lain yang harus dibeli secara online.
ADVERTISEMENT
"Pulang kantor sekitar jam 7 malam, suami saya kebagian menemani anak-anak main atau belajar kalau (kalau masih ada yang perlu dibahas), sampai membacakan buku sebelum tidur. Tugas saya terkait anak setelah dia ada di rumah hanya urusan makan malam," jelasnya.
Seperti sebagian besar orang, satu-satunya hal yang membuat Imesh bisa terhibur dan menjadi semacam ‘me time; selama periode isolasi ini adalah momen ketika berbelanja ke supermarket. Hal ini dilakukannya seminggu sekali, sendiri tanpa ditemani anak-anak. Di malam hari, ia kerap mencuri waktu untuk melakukan Zoom meeting dengan teman-temannya sejak SMA yang beberapa tinggal di negara berbeda.
ADVERTISEMENT
Memaksimalkan kemampuan multitasking
Imesh mengungkapkan, tak mungkin ada ibu bekerja yang bisa mempertahankan pekerjaannya bila tidak menggunakan kemampuan multitasking. Tetapi, dengan adanya work from home dan pembatasan sosial berskala besar ini, menurut Imesh kemampuan multitasking ibu bekerja seperti sedang diuji.
Namun ia juga bersyukur bahwa pengalaman di dunia kerja membantunya dalam mendampingi anak-anak sekolah di rumah. Ini terasa nyata saat harus membuat rencana pembelajaran atau menyusun laporan kegiatan anak-anak.
Saat ditanya tentang apa yang seharusnya dimiliki seorang working mom dalam menyikapi situasi pandemi saat ini, Imesh mengatakan bahwa kegigihan dan tidak patah semangat menjadi kunci utama bagi para working mom.
"Saya yakin sih, sebenarnya, ada Corona atau tidak, PSBB atau tidak, ibu bekerja harus punya kekuatan super seperti ini. Kalau berharap pandemi segera berakhir, pasti semua orang juga. Tapi secara pribadi, saya berharap kita semua bisa mengambil pelajaran terbaik dari kondisi ini, sekaligus mengingat lagi nilai-nilai yang perlu kita miliki," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menutup perbincangannya dengan kumparanWOMAN, Imesh menekankan bahwa sebagai seorang ibu bekerja yang harus mengurus anak, kita harus memiliki kesabaran, kepercayaan, belas kasih dan rasa terima kasih. Jadikan momen ini sebagai revolusi mental di mana kita tidak melulu memikirkan jual-beli atau untung-rugi, tetapi bagaimana kita bisa saling menjaga, melindungi dan memberi.
Selamat Hari Kartini untuk semua ibu bekerja dan semua perempuan Indonesia yang terus memiliki semangat positif di tengah pandemi Corona ini.
Untuk story menarik lainnya kunjungi collection Cerita Perempuan Hebat .