Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Koleksi Perhiasan CMK, dari Tangan Desainer Indonesia hingga Red Carpet
17 Agustus 2021 12:32 WIB
·
waktu baca 5 menit"Bangga dengan buatan Indonesia" merupakan kalimat yang tepat untuk menggambarkan kesuksesan yang dicapai oleh PT Central Mega Kencana (PT CMK). Salah satu perusahaan perhiasan asli Indonesia yang telah sukses di kancah internasional.
PT CMK menaungi berbagai brand seperti Frank & Co. , Mondial , dan The Palace Jeweler . Sejak memulai bisnis retail perhiasan mereka pada 25 tahun lalu, PT CMK sudah memiliki impian besar, yaitu menjadi raja di negeri sendiri.
Kerja keras PT CMK pun mulai terbayar dengan sudah hadirnya 79 toko di seluruh Indonesia dan perolehan penghargaan internasional sebagai Brand of the Year kategori perhiasan pada ajang World Branding Awards pada 2019 dan 2020 yang diadakan di London.
"Sebenarnya target kami bukan untuk mendapatkan award atau penghargaan, tetapi bagaimana caranya bisa membuat brand ini berkelanjutan. Bagi kami, penghargaan itu adalah bonus dan hal penting yang perlu ditekankan adalah proses pemikiran panjang sehingga brand ini bisa bertahan dan dikenal," ungkap Chief Operating Officer PT Central Mega Kencana, Petronella Soan dalam wawancara eksklusif bersama kumparanWOMAN.
Tak hanya memenangkan penghargaan, koleksi perhiasan dari PT CMK melalui merek De Beers Forevermark juga menjadi pilihan bagi beberapa bintang Hollywood untuk tampilan red carpet. Tercatat aktris Emily Blunt yang terkenal melalui film The Devil Wears Prada; Kristen Bell, Chrissy Metz, hingga Rachel Brosnahan pernah mengenakan perhiasan dari PT CMK di karpet merah acara-acara bergengsi seperti SAG Awards, Critics Choice Awards, dan Oscars.
Karya anak bangsa di panggung internasional
Koleksi perhiasan yang dipakai oleh para selebriti ternama dunia ini merupakan bagian dari koleksi De Beers Forevermark Red Carpet yang sengaja dibuat secara khusus untuk ajang karpet merah internasional. PT CMK menjadi satu-satunya mitra penerima lisensi resmi berlian Forevermark oleh De Beers Group of Companies di Indonesia.
"Untuk bisa mendapatkan lisensi dari De Beers Forevermark ini tidak mudah. Setelah sekian lama, kami mendapat jalan untuk bisa memperoleh lisensi De Beers Forevermark. Dan mereka ini punya koleksi perhiasan yang banyak dipakai di red carpet. Kami diizinkan berkreasi untuk turut serta menghadirkan koleksi itu," jelas Petronella.
Menurut Tanya Alissia, Chief Merchandising Officer dan Creative Director PT CMK, ada sederetan alur yang harus dilalui sebelum akhirnya koleksi perhiasan mereka bisa sampai ke tangan para selebriti ternama. Tim desain in house PT CMK harus membuat desain khusus beberapa bulan sebelum acara dan hasilnya akan diserahkan pada pihak De Beers Forevermark untuk dipilih.
"De Beers Forevermark menginginkan semua koleksi sudah dikirim dari Desember untuk musim penghargaan di bulan Februari. Jadi prosesnya kami membuat kompetisi bagi tim desain agar mereka menciptakan desain untuk koleksi red carpet De Beers Forevermark. Setelah jadi, kami akan pilih dulu mana yang bisa maju dan diproduksi. Kemudian diserahkan ke De Beers Forevermark untuk dipilih lagi mana yang bisa dikirim ke Amerika Serikat," ungkap Tanya.
Menariknya lagi, seluruh koleksi perhiasan red carpet untuk De Beers Forevermark dari PT CMK ini didesain langsung oleh karyawan PT CMK dengan mengambil inspirasi baik dari tren terkini, maupun dari unsur-unsur yang sangat kuat dengan cerita nusantara.
Koleksi perhiasan dengan sentuhan kearifan lokal
Tak melulu mengejar pasar internasional, PT CMK juga menghadirkan rangkaian koleksi perhiasan dengan sentuhan kearifan lokal. Mereka menghadirkannya melalui brand The Palace.
Memiliki tagline National Jeweler, The Palace menjadi cara PT CMK untuk memberikan sentuhan kebudayaan Indonesia dalam setiap koleksi perhiasannya. Oleh karena itu, mereka tidak bekerja sendirian namun bekerja sama dengan dua desainer ternama Indonesia, Anne Avantie dan Samuel Wattimena.
"Saat membuat DNA desainnya, kami ingin memasukkan unsur kearifan lokal. Untuk memastikan semua unsur lokal dan budayanya sesuai, kami tidak ingin bekerja sendiri. Kami memilih berkolaborasi dengan para ahlinya. Saat ini kami bekerja sama dengan Anne Avantie dan Samuel Watimena," cerita Tanya Alissia.
Bersama Anne Avantie, The Palace merilis koleksi bertajuk Kekaseh yang fokus pada cincin perkawinan dan set perhiasan pelengkap pernikahan yang terinspirasi dari motif kain batik. Sedangkan dengan Samuel Wattimena mereka merilis koleksi bernama Nusantara. Sesuai namanya, koleksi ini menghadirkan serangkaian perhiasan bermodel persis seperti perhiasan nusantara yang berasal dari Barat, Timur, dan Tengah Indonesia.
"Kami tidak ingin asal, jangan sampai yang kita buat artinya berbeda dengan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, sebelum kita rilis koleksi Kekaseh dan Nusantara, studinya cukup lama. Kita sampai melibatkan konsultan batik supaya tidak salah arti," ungkap Tanya lebih lanjut.
Menghadirkan koleksi dengan sentuhan kearifan dan bisa dipakai dalam semua acara bukanlah hal yang mudah. Dalam proses produksi, dua desainer kenamaan Indonesia ini dibantu oleh tim perancang dari PT CMK. Mereka memastikan semua karya Anne Avantie dan Samuel Watimena dapat diproduksi dan bisa dikenakan untuk kegiatan sehari-hari.
Dengan semua kesuksesan yang telah dicapai kini, PT CMK tentu menjadi salah satu perusahaan kebanggaan Indonesia. Menjadi brand yang terkenal hingga ke ranah internasional memang menjadi salah satu impian mereka. Namun yang terpenting, bisa memimpin pasar di negeri sendiri juga tetap akan menjadi fokus utama.