Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Usia yang terbilang muda tidak menghalangi Puteri Indonesia 2019 , Frederika Alexis Cull, berperan aktif dalam organisasi sosial. Frederika yang masih berusia 19 tahun ini bergabung ke dalam Sekolah Bisa, organisasi nirlaba yang fokus memberikan pendidikan pada anak-anak yang tidak mampu, sejak tiga tahun lalu.
Bersama dengan pemerintah, Sekolah Bisa didirikan untuk memberikan pendidikan sekolah dasar dengan kurikulum layaknya sekolah pada umumnya. Sekolah Bisa berlokasi di Bintaro, Jakarta Selatan, dan memiliki bangunan terbuat dari bambu. Di sana, ada sekitar 20 murid yang bersekolah setiap harinya, sama seperti sekolah dasar pada umumnya.
"Kami di sini tidak hanya memberikan edukasi saja, tetapi aspek lain untuk meningkatkan kualitas kehidupan dari murid-murid kami. Di Sekolah Bisa, juga ada pelajaran olahraga seperti sepak bola dan rugby, juga ada pelajaran kesenian," cerita Frederika pada kumparanWOMAN beberapa waktu lalu.
Perempuan yang akrab disapa Freddie itu mengatakan, tidak semua murid hanya pintar di bidang akademis saja, beberapa di antara mereka justru lebih unggul di bidang non akademis. Di sinilah peran Sekolah Bisa memberikan edukasi yang sesuai agar para anak-anak tersebut bisa mengetahui apa yang diinginkannya.
"Kami memastikan mereka belajar sampai lulus SD dan menanggung biaya pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi sampai mereka mendapatkan diploma dan membantu mereka mencari kerja," lanjutnya.
Selain fokus memberikan pendidikan kepada anak-anak tidak mampu, Sekolah Bisa juga fokus membantu anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran. Dituturkan Freddie, masalah akta kelahiran ini adalah masalah yang tidak terlalu terdeteksi oleh pemerintah. Untuk itu, ia bersama Sekolah Bisa mencoba mengangkat isu ini agar sampai ke pihak pemerintah.
"Tiga puluh persen dari masyarakat Indonesia tidak punya akta kelahiran yang membuat mereka tidak memiliki akses untuk pendidikan, kesehatan dan fasilitas pemerintah lainnya. Jadi pada dasarnya, mereka bukan WNI karena tidak punya akta kelahiran," tutupnya.
Ikuti cerita inspiratif lainnya dari Puteri Indonesia 2019 eksklusif untuk kumparan pada topik Role Model .