Grab Kartini Project

Dominasi Pemimpin Perempuan: Kunci Grab Memanusiakan Teknologi

21 April 2022 11:54 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Di era digital saat ini, perempuan semakin memainkan peran penting di industri teknologi. Dikutip dari Boston Consulting Group, per 2020, jumlah perempuan yang mengambil peran dalam sektor teknologi di Asia Tenggara mencapai 32 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata dunia yang berjumlah 28 persen.
Di Indonesia sendiri, persentase jumlah perempuan dalam industri teknologi mencapai 22 persen. Mereka memegang berbagai peran penting dalam perusahaan, mulai dari menduduki posisi kepemimpinan, pencipta produk di layanan platform teknologi, hingga sebagai mitra penyedia layanan dan produk.
Dominasi Pemimpin Perempuan: Kunci Grab Memanusiakan Teknologi. Foto: Panji Indra, Fashion Stylist: Erlangga S. Negoro.
zoom-in-whitePerbesar
Dominasi Pemimpin Perempuan: Kunci Grab Memanusiakan Teknologi. Foto: Panji Indra, Fashion Stylist: Erlangga S. Negoro.
Grab Indonesia, sebagai salah satu perusahaan teknologi, sudah melek dengan pentingnya partisipasi perempuan demi kemajuan industri. Ini terlihat dari berkembangnya jumlah perempuan yang bermitra dan bekerja dengan Grab Indonesia.
Kesadaran Grab Indonesia akan besarnya peran perempuan tercermin dari 50 persen posisi kepemimpinan yang dipegang oleh perempuan, sebuah persentase yang jauh di atas rata-rata industri. Para pemimpin perempuan ini mampu berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik, serta memanusiakan teknologi agar bermanfaat bagi semua.
10 Pemimpin perempuan di Grab Indonesia. Foto: Panji Indra; Fashion Stylist: Erlangga S. Negoro; Makeup: Linda Kusumadewi for Neneng Goenadi, Bee Beauty; Hairdo: Yuniarti Ningih for Neneng Goenadi
Bukan saja di dalam tim Grab sendiri, namun ekosistem Grab memiliki keterwakilan perempuan yang kuat. Hingga 61 persen dari mitra usaha Grab Indonesia pada 2022 adalah perempuan. Mitra usaha baru, yang adalah perempuan, di kawasan Indonesia Timur bahkan bertumbuh hingga 430 persen pada 2019–2021, dan 382 persen di Indonesia Barat dalam periode yang sama. Ini, menunjukkan bahwa perempuan Indonesia mempunyai jiwa kewirausahaan yang tinggi.
Selain itu, jumlah mitra pengemudi Grab Indonesia bertumbuh sebesar 20 persen dari 2019 hingga saat ini, yang menunjukkan bahwa perempuan Indonesia berani merambah bidang pekerjaan yang dulunya identik dengan laki-laki.
Bahkan, 60 persen konsumen Grab Indonesia saat ini adalah perempuan. Konsumen-konsumen perempuan inilah yang menyumbang ke 70 persen keseluruhan transaksi, di mana pembelanjaan mereka menjadi sumber penghasilan bagi mitra pengemudi, pengiriman dan usaha.
Dapat dilihat, melalui ide, karya, layanan, dan konsumsi mereka, perempuan turut menjadi penyumbang terbesar dalam pergerakan ekonomi Indonesia sehingga menciptakan sebuah women-driven economy, atau ekonomi yang dimotori oleh perempuan.

Jalan pemimpin perempuan tidak bebas hambatan

Tentu saja, jalan para perempuan untuk bisa maju ke posisi strategis dalam industri teknologi tidaklah mudah. Menurut Cut Noosy Keumalafajri, Director of Support Operation of Grab Indonesia, salah satu tantangan yang acap kali dihadapi perempuan dalam industri teknologi adalah stigma bahwa perempuan di pekerjaan erat dengan peran non-teknik.
“Ini mitos juga. Sejak kecil sudah banyak dikotak-kotakkan. Waktu saya masih kecil, banyak orang bilang bahwa perempuan itu lebih baik ambil pekerjaan yang fokusnya kepada orang lain, seperti dokter atau jadi guru. Sedangkan teknologi, kan, banyak core-nya dari teknik. Banyak yang berasumsi kalau sudah bicara teknik, itu adalah bagiannya laki-laki. Itu suatu mitos yang seolah jadi kebenaran. Padahal sebenarnya enggak juga,” ucap Cut Noosy dalam wawancara bersama kumparanWOMAN.
(Kiri-kanan) Astri Yunfia, Director of 4-Wheels and Corporate Strategy of Grab Indonesia; Melinda Savitri, Country Marketing Head of Grab Indonesia; Anindita Rangkuti, Director of GrabMart of Grab Indonesia; Cut Noosy Keumalafajri, Director of Support Operation of Grab Indonesia. Foto: Panji Indra; Fashion Stylist: Erlangga S. Negoro.
Hal senada diungkapkan oleh Fini Margarina, Head of People Operations of Grab Indonesia. Menurutnya, karena adanya stigma dan mindset bahwa perusahaan teknologi biasanya didominasi oleh laki-laki, ia pun harus mampu meyakinkan para perempuan dalam timnya kalau perempuan juga bisa.
“Karena biasanya perusahaan teknologi itu didominasi oleh laki-laki, ya, jadi tantangannya buat saya adalah meyakinkan karyawan-karyawan perempuan bahwa semua peran dan jabatan itu bisa dilakukan oleh semua orang, baik perempuan maupun laki-laki. Tidak ada ini jabatan untuk perempuan, ini untuk laki-laki,” kata Fini.

Menciptakan lingkungan kerja yang sehat lewat gaya kepemimpinan perempuan

Kemampuan merasa (to feel) perempuan yang sering dipandang sebelah mata, justru menjadi salah satu kekuatan dalam memimpin sebuah tim dan perusahaan. Bagi Iki Sari Dewi, Director of Business Jabodetabek of Grab Indonesia, leadership style-nya yang penuh empati dan cenderung mendengarkan, mampu menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan sehat.
(Kiri-kanan) Joyce Gaspersz, Senior Product Operations Management Leader of Grab; Tyas Widyastuti, Director of 2-Wheels & Logistics of Grab Indonesia; Dewi Nuraini, Head of Corporate & Policy Communications of Grab Indonesia; Iki Sari Dewi, Director of Business Jabodetabek of Grab Indonesia; Rivana Mezaya, Director of Business Development Strategy & Special Project of Grab Indonesia. Foto: Panji Indra; Fashion Stylist: Erlangga S. Negoro.
“Misal, sebagai perempuan dan seorang ibu, saya punya suami dan anak, jadi saya bisa lebih berempati kepada tim saya. Karena mungkin saya melihat seperti bagaimana, sih, saya ingin anak saya diperlakukan di tempat dia bekerja kelak. Jadi, empati itu yang membantu saya lebih banyak mendengar, lebih memperlakukan semua orang secara adil, lebih mendukung juga karena ada rasa empati itu,” ungkap Iki.
Pun dengan gaya memimpin Tyas Widyastuti, Director of 2-Wheels & Logistics of Grab Indonesia, yang sama-sama memilih untuk empower (memberdayakan) para anggota tim-nya, baik itu perempuan maupun laki-laki.
“Yang pasti untuk perempuan lain di tim kita, biasanya saya di sana untuk mendengarkan. Ini bias ya, kadang ke diri sendiri juga, perempuan itu suka mempertanyakan diri sendiri: ‘Bisa enggak ya?’ Di situ peran saya. Dan saya harap di tim saya, dan juga leaders perempuan di tim saya, bisa empowering others,” jelas Tyas.

Pemimpin perempuan, memanusiakan teknologi

Dengan adanya rasa empati dan keinginan untuk mendengarkan tersebut, jalan pemimpin perempuan untuk bisa memanusiakan teknologi pun kian terbuka lebar
Mayang Schreiber, Chief Communications Officer of Grab Indonesia, menambahkan bahwa kehadiran pemimpin perempuan berujung pada Grab Indonesia semakin memanusiakan teknologi.
(Kiri-kanan) Tirza Reinata Munusamy, Director of Central Public Affairs of Grab Indonesia; Mayang Schreiber, Chief Communications Officer of Grab Indonesia; Fini Margarina, Head of People Operations of Grab Indonesia; Zakyah Eryunia, Head of Data Privacy Office of Grab Indonesia; Fei Liong, Head of New Platform Business of Grab Indonesia. Foto: Panji Indra; Fashion Stylist: Erlangga S. Negoro.
“Saya rasa karena di Grab banyak perempuan, begitu banyak fitur dan kebijakan yang teknologinya lebih fleksibel, lebih adaptif untuk konsumen perempuan,” jelas Mayang.
Memang, apa yang dimaksud dengan memanusiakan teknologi? Menurut Iki Sari Dewi, memanusiakan teknologi adalah ketika teknologi dapat membantu berjalannya kehidupan manusia menjadi lebih baik.
“Contohnya, banyak banget penyesuaian teknologi yang kita lakukan. Di Indonesia, mungkin para mitra pengemudi ingin aplikasi yang simpel, bukan yang ribet dan kebanyakan informasi,” beber Iki.
Grab Indonesia, dengan prinsipnya yang customer-centric, menghadirkan konsumen sebagai pusat dari layanan-layanan yang mereka hadirkan. Contohnya, kebijakan tidak mentolerir segala bentuk kekerasan, termasuk seksual, pada mitra dan konsumen lahir dari keinginan untuk menghadirkan layanan transportasi yang aman, khususnya bagi perempuan.
Selain itu, hadirnya berbagai fitur dan kebijakan keamanan yang inovatif seperti Safety Centre, Number Masking, Face Verification, dan Incident Response Team Grab Support merupakan bentuk lain memanusiakan teknologi dengan menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
Memanusiakan teknologi juga diwujudkan melalui berbagai inisiatif yang membuka peluang penghasilan bagi mitra usaha dan pengemudi, serta pengiriman. Misalnya melalui program PercayaProjex yang ditujukan untuk membantu perempuan pelaku UMKM; Grab Access, program untuk memberdayakan masyarakat rentan dengan bergabung dan berkembang dalam ekonomi digital; dan PerempuanSemua, program mentorship yang diberikan oleh para women leaders Grab Indonesia kepada pengusaha UMKM perempuan.

Menjadikan pemimpin perempuan sebagai role model bagi perempuan lainnya

Untuk lebih mengoptimalkan peran pemimpin perempuan sebagai role model, Grab Indonesia menginisiasi program mentorship dan budaya women support women.
10 Pemimpin perempuan di Grab Indonesia. Foto: Panji Indra; Fashion Stylist: Erlangga S. Negoro; Makeup: Linda Kusumadewi for Neneng Goenadi, Bee Beauty; Hairdo: Yuniarti Ningih for Neneng Goenadi
Melinda Savitri, Country Marketing Head of Grab Indonesia, menekankan bahwa sebagai seorang pemimpin perempuan, mereka harus mampu membawa lebih banyak lagi women leaders di luar sana.
“Buat aku juga sebagai seorang leader, I think we need to breed more leaders, baik itu laki-laki maupun perempuan. Peran saya sebagai leader, memberdayakan perempuan secara khusus adalah untuk breeding more women leaders. Jadi sebisa mungkin menularkan, merangkul, dan mencoba untuk memberikan dua pathway, baik karier maupun dukungan pribadi. Sehingga, bisa para perempuan yang ada di dalam di hidup saya bisa jadi the next women leaders,” ungkapnya.
Pesan mengenai pemimpin perempuan harus menjadi role model bagi perempuan lainnya, juga disampaikan oleh Tirza Reinata Munusamy, Director of Central Public Affairs of Grab Indonesia. Bagi Tirza, ketika seorang perempuan sudah sukses menjadi seorang pemimpin, maka hal yang harus dilakukannya adalah menginspirasi perempuan-perempuan lainnya.
“Kita, kan, selalu perlu saling dukung baik sesama perempuan, ada allies-nya, tapi juga rekan-rekan kerja yang laki-laki. Kita semakin berteman, bergaul, punya sahabat-sahabat lain, kita bisa saling mendukung. Yang paling penting, kalau sudah menjadi pemimpin perempuan yang sukses dan mendobrak batasan, tolong tularkan itu ke orang lain, sebagai contoh supaya teman-teman perempuan bisa terinspirasi,” ungkap Tirza.
Dengan keberhasilan memanusiakan teknologi, Neneng Goenadi, Country Managing Director of Grab Indonesia, menegaskan bahwa dirinya sangat bangga dengan fakta bahwa 50 persen dari posisi kepemimpinan Grab Indonesia dipegang oleh perempuan.
“Saya sangat bangga dengan banyak sekali atau 50 persen leadership saya, my direct report adalah perempuan, dan semua adalah perempuan hebat,” tutupnya.
-----------
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama kumparanWOMAN dengan Grab Indonesia. Simak kisah menarik lainnya seputar pemimpin perempuan di Grab Indonesia melalui topik #PercayaPerempuan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten