Dukung W20, Tobatenun Gelar Forum Pemberdayaan Perempuan Perajin Tenun di Sumut

17 Juli 2022 17:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Forum Road to W20: Empowering Women in Rural Economies oleh Tobatenun dan BRI Prioritas di Mutia Garden, Medan, Sumut, pada Rabu (13/07/2022). Foto: Tobatenun
zoom-in-whitePerbesar
Forum Road to W20: Empowering Women in Rural Economies oleh Tobatenun dan BRI Prioritas di Mutia Garden, Medan, Sumut, pada Rabu (13/07/2022). Foto: Tobatenun
ADVERTISEMENT
Dalam mendukung acara summit atau konferensi tingkat tinggi dari Women 20 (W20), perusahaan kain tenun Batak Tobatenun berkolaborasi dengan BRI Prioritas menggelar sebuah forum pertemuan bertajuk “Empowering Women in Rural Economies.” Acara ini diselenggarakan di Mutia Garden, Medan, Sumatera Utara (Sumut), pada Rabu (13/7) lalu.
ADVERTISEMENT
Atas dasar visi yang sama, yakni memberdayakan perempuan di wilayah perdesaan, W20 dengan Tobatenun dan BRI Prioritas berfokus pada inklusi ekonomi dan peningkatan kesejahteraan perempuan perajin tenun Batak di Sumut.
Acara yang berlangsung pada sore hingga malam hari tersebut dilengkapi dengan sejumlah kegiatan menarik, mulai dari pop-up stand yang memamerkan busana ready-to-wear dengan kain hasil tenunan mitra Tobatenun, sesi talkshow mengenai pemberdayaan perempuan, lelang kain ulos dan tenun karya mitra Tobatenun, hingga fashion show busana-busana rancangan desainer internal Tobatenun.

Pameran, fashion show, dan lelang kain Tobatenun

Pop-up store Tobatenun di Forum Road to W20: Empowering Women in Rural Economies oleh Tobatenun dan BRI Prioritas di Mutia Garden, Medan, Sumut, pada Rabu (13/07/2022). Foto: Judith Aura/kumparan
Sebelum forum Empowering Women in Rural Economies dimulai, para tamu dapat melihat secara langsung koleksi ready-to-wear dan fashion item lainnya yang tercipta dari tenun Batak Tobatenun. Sebagian dari keuntungan yang dihasilkan dari pameran ini akan diberikan kepada rumah komunitas tenun milik Tobatenun, Jabu Bonang, yang berlokasi di Pematangsiantar, Sumut.
Busana Ready-to-wear dari kain tenun Batak Tobatenun yang dipamerkan di Mutia Garden, Medan, Sumut, pada Rabu (13/07/2022). Foto: Judith Aura/kumparan
Di pertengahan acara, Tobatenun mempersembahkan pagelaran busana atau fashion show yang menampilkan enam look dari kain tenun Batak dengan sentuhan modern, seperti busana outer dengan gaya oversized yang kekinian dan blus tenun Batak dengan perpaduan warna muted atau earth tone yang sedang naik daun.
Charity fashion show pada Forum Road to W20: Empowering Women in Rural Economies oleh Tobatenun dan BRI Prioritas di Mutia Garden, Medan, Sumut, pada Rabu (13/07/2022). Foto: Judith Aura/kumparan
Setelah dimanjakan dengan koleksi busana tenun Batak Tobatenun yang memikat, para tamu mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung dari dekat kain-kain tenun Batak yang dilelang. Sebanyak enam kain tenun Batak dilelang, mulai dari harga Rp 2.500.000: Namarhapisoran Cokelat, Namarhapisoran Biru, Sibolang Marheter Biru, Sadum Revitalisasi Kuning, Sadum Revitalisasi Hitam, dan Selendang Silalahi.
Charity fashion show Forum Road to W20: Empowering Women in Rural Economies oleh Tobatenun dan BRI Prioritas di Mutia Garden, Medan, Sumut, pada Rabu (13/07/2022). Foto: Judith Aura/kumparan
Yang membuat fashion show dan lelang ini menjadi lebih spesial adalah keuntungannya yang akan disalurkan untuk pengembangan komunitas tenun, yang disalurkan lewat rumah komunitas Jabu Bonang.
ADVERTISEMENT
Forum malam hari ini ditutup dengan sesi talkshow yang menghadirkan sejumlah perempuan hebat yang peduli dengan isu pemberdayaan perempuan. Mulai dari COO Tobatenun, Melvi Tampubolon; Chairwoman of W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi; Wakil Ketua Ikatan Wanita BRI (IWABRI), Lisda Budhi Novianto; serta Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Medan, Janlie.
Salah satu kain tenun Batak Tobatenun yang dilelang pada Forum Road to W20: Empowering Women in Rural Economies oleh Tobatenun dan BRI Prioritas di Mutia Garden, Medan, Sumut, pada Rabu (13/07/2022). Foto: Judith Aura/kumparan

Sekilas mengenai Tobatenun

ADVERTISEMENT
Tobatenun merupakan social enterprise yang resmi beroperasi pada 2020, berfokus pada melestarikan kain tenun Batak sembari memperhatikan kesejahteraan para mitra perajin tenun. Hingga saat ini, Tobatenun telah memiliki setidaknya 200 mitra, mulai dari pewarna hingga penenun, yang tersebar di 30 desa di lima kabupaten dan dua kota Sumatera Utara.
Perusahaan yang didirikan atas hasil buah pikir Kerri Na Basaria Pandjaitan dan ibunya, Devi Simatupang, ini memiliki misi pemberdayaan perempuan perdesaan. Mulai dari pendampingan skill menenun bagi para mitra, pendampingan dalam pemeriksaan kesehatan, hingga sesi konseling bagi para mitra perajin tenun Batak Tobatenun.
Forum Road to W20: Empowering Women in Rural Economies oleh Tobatenun dan BRI Prioritas di Mutia Garden, Medan, Sumut, pada Rabu (13/07/2022). Foto: Judith Aura/kumparan
“Kalau kita melihat kain yang indah, pasti kita berpikir, ‘Siapa, sih, yang membuatnya?’ Di tahun 2020 kami mulai beroperasi. Yang kami dirikan pertama kali adalah komunitas Jabu Bonang. Kami menggali potensi dan menggali apa saja program yang tepat sasaran, pendampingan ekonomi, pendekatan lewat pendampingan… ini yang kami lakukan. Karena untuk bisa menghasilkan karya yang indah, tentu aktor-aktor lokal harus dilibatkan,” ucap COO Tobatenun, Melvi Tampubolon, dalam sesi talkshow forum Road to W20 ini.
ADVERTISEMENT
“Jadi, memang terus kami upayakan bagaimana peningkatan kapasitas dan penyadaran akan kesehatan, dan juga bagaimana agar tenun Batak bisa bersaing di kancah nasional maupun internasional,” lanjut Melvi.
Selain berfokus pada pelestarian tenun Batak dan pemberdayaan perempuan, Tobatenun juga menjalankan bisnisnya secara berkelanjutan. Ini dilakukan lewat proses pewarnaan alam untuk mewarnai benang-benang yang digunakan, dengan proses yang ramah lingkungan dan memberdayakan masyarakat sekitar.
“Kami di Tobatenun percaya, bahwa pertumbuhan ekonomi tidak harus merugikan, eksploitatif, atau merusak, terutama bagi kaum marginal seperti perempuan perdesaan,” ucap Kerri Na Basaria dalam sambutan secara virtual di forum Empowering Women in Rural Economies.
Forum Road to W20: Empowering Women in Rural Economies oleh Tobatenun dan BRI Prioritas di Mutia Garden, Medan, Sumut, pada Rabu (13/07/2022). Foto: Judith Aura/kumparan
“Untuk memastikan ini terjadi, semua pemangku kepentingan termasuk kita, sebagai konsumen, mempunyai peran penting tersendiri. Kami yakin kesempatan ini akan membuka wawasan dan kesadaran yang lebih luas lagi, atas dampak yang kita berikan sebagai individu,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Visi Tobatenun ini sejalan dengan visi BRI Prioritas serta W20, engagement group di bawah Presidensi Indonesia di G20. W20 Indonesia tahun ini mengusung empat isu prioritas, yakni diskriminasi, kesehatan, inklusi ekonomi bagi perempuan, serta isu-isu perempuan perdesaan dan disabilitas.
Tentunya, langkah yang diambil oleh Tobatenun telah sesuai dengan isu-isu prioritas W20, yakni inklusi ekonomi serta pemberdayaan perempuan di perdesaan.