Fakta Menarik Seputar Tes Kepribadian MBTI yang Banyak Diminati

26 September 2020 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan menulis buku harian.
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan menulis buku harian. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ladies, apakah kamu pernah mencoba tes kepribadian Myers Briggs Type Indicator (MBTI)? Berdasarkan tes MBTI, kepribadian manusia terbagi dalam 16 tipe yang terdiri atas dua bagian besar, yaitu ekstrovert dan introvert.
ADVERTISEMENT
Sebelum tes ini populer, ternyata ada sejumlah fakta menarik yang melatarbelakangi penelitian Katharine Cook ini. Penamaan tes yang digagas oleh Katharine ini menggunakan nama belakang suami dan menantunya, yaitu Briggs dan Myers atau Clarence Myers.
Selain itu, masih ada pula fakta menarik lainnya yang perlu kamu tahu tentang tes kepribadian ini. Apa saja fakta yang dimaksud? Simak penjelasan berikut ini, melansir dari Mental Floss.

Tes hasil kerja ibu dan anak

Katherine Cook dan Isabel. dok. wikimedia
Katharine Cook yang menikah dengan pria bernama belakang Briggs lahir pada tahun 1875. Ia pertama kali kuliah di usia 14 tahun dan memelajari ilmu pertanian, serta lulus paling awal dibanding temannya yang lain.
Saat Katharine diminta untuk hidup sebagai ibu rumah tangga setelah menerima ijazah, keinginannya untuk belajar tetap tidak terpadamkan. Selain belajar, Katharine juga sibuk mendidik putrinya yang bernama Isabel menjadi perempuan dewasa yang kemudian membantunya mengembangkan tes MBTI.
ADVERTISEMENT

Berawal dari dorongan memahami psikologi anak

Katharine penasaran bagaimana cara yang tepat untuk membesarkan anak perempuannya. Rasa keingintahuannya itu mendorong Katharine untuk memelajari psikologi perkembangan dan menulis buku harian tentang tumbuh kembang Isabel secara rinci.
Selain itu, penemu tes MBTI ini juga mulai menulis tentang psikologi anak di majalah populer, seperti The New Republic dan Ladies Home Journal. Ketika mengirimkan tulisan, ia biasanya memakai nama samaran “Elizabeth Childe”.

Penelitian dimulai setelah bertemu menantu

Saat Isabel beranjak dewasa, ia berkuliah di Swarthmore College dan bertemu dengan seorang mahasiswa hukum bernama Clarence Myers. Mereka berdua akhirnya berkencan dan Isabel mengajak pacarnya bertemu orang tua pada saat Natal.
Saat bertemu, Katharine kebingungan dengan sikap Myers karena kepribadiannya tidak sama seperti orang kebanyakan. Katharine pun memilih untuk mencari tahu mengapa orang bisa bersikap demikian. Ia akhirnya mengunjungi Library of Congress Amerika Serikat dan mulai memelajari tentang psikologi kepribadian.
ADVERTISEMENT

Terinspirasi dari buku Carl Jung

Carl Jung. dok. ist
Katharine terinspirasi dari buku Carl Jung tahun 1921 berjudul Psychological Type. Dalam buku tersebut, Jung berpendapat bahwa kesadaran manusia memiliki dua fungsi, yaitu sensasi-intuisi yang mempersepsikan dan pemikiran-perasaan yang menilai. Dua fungsi tersebut, menurut Jung, kemudian dimoderasi oleh sisi introvert dan ekstrovert seseorang.
Teori dari Jung ini membuat Katharine terpesona sehingga dia menyebut buku tersebut “The Bible” dan menulis surat penggemar untuk penulis buku tersebut. Pada 1926, Katharine kemudian menerbitkan artikel di The New Republic yang berjudul “Meet Yourself: How to Use the Personality Paint Box”.

Isabel membantu ibunya karena kecewa pada pekerjaan

Saat musim panas, Isabel Briggs mendapatkan pekerjaan yang kurang memuaskan dari agensi tempatnya bekerja. Ia akhirnya memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tetapi tak lama merasa bosan dengan kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Isabel pun menuliskan surat untuk ibunya dan mengungkapkan keinginan untuk memelajari alasan mengapa orang kesulitan menemukan pekerjaan yang cocok, serta berusaha mengurangi konflik pekerjaan yang terjadi. Dalam kesibukan mencari pekerjaan yang tepat, Isabel akhirnya menaruh minat pada penelitian yang sedang dilakukan ibunya.

Tes MBTI awalnya fokus untuk melihat kecocokan pekerjaan

Ilustrasi Pemberdayaan Perempuan di Tempat Kerja Foto: Shutterstock
Saat Perang Dunia II selesai, Amerika mengalami pertumbuhan angkatan kerja yang memberikan keuntungan bagi para konsultan karier. Serangkaian tes dilakukan di bawah pengawasan para eksekutif yang ingin meraup keuntungan sekaligus memeroleh tenaga kerja dengan semangat tinggi.
Isabel kemudian mengadaptasi dan mengajukan tes kepribadian milik ibunya kepada konsultan bernama Edward N. Hay. Isabel mengatakan bahwa tes tersebut bisa membantu orang menemukan kecocokan dalam karier. Usaha ini akhirnya diterima baik oleh Hay dan kemudian diadopsi. Oleh karena itulah, tes ini awalnya mendapat popularitas sebagai alat untuk merekrut atau memecat karyawan.
ADVERTISEMENT