Fitri Karnadi

Fitri Karnadi Bicara Karier, Keluarga, dan Pengembangan Bisnis Lazada Indonesia

21 April 2020 17:59 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
VP Business Development Lazada Indonesia, Fitri Karnadi. Foto: Dok. Lazada Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
VP Business Development Lazada Indonesia, Fitri Karnadi. Foto: Dok. Lazada Indonesia
ADVERTISEMENT
Semakin ketat persaingan, semakin dibutuhkan pula peran pengembangan bisnis (business development) yang mumpuni. Apalagi, dalam industri e-commerce yang terus berkembang di dunia. Setiap perusahaan e-commerce akan membutuhkan leader yang memang cekatan dan mahir berinovasi, agar bisnisnya tak kalah dengan pesaing.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, peran Fitri Karnadi, Vice President (VP) Business Development Lazada Indonesia, menjadi krusial bagi e-commerce milik Alibaba Group tersebut. Fitri memiliki tanggung jawab yang luas, termasuk dalam memastikan pertumbuhan seller di Lazada, baik yang berupa usaha kecil dan menengah (UKM), maupun ritel. Pengembangan ini harus dilakukannya dengan cermat, demi memastikan Lazada tak kalah dengan e-commerce lain.
Akan tetapi, di saat yang sama, lulusan S2 Prasetiya Mulya Business School itu juga merupakan perempuan yang harus bertanggung jawab atas keluarganya. Setiap hari, Fitri mengalami dilema, antara ingin menjadi ibu yang baik atau terus berupaya lebih bagi perusahaan.
“Rasanya, sebagai perempuan, kita diwajibkan bekerja seolah-olah tidak punya anak dan harus bisa membesarkan anak seolah-olah kita tidak bekerja. Belum lagi, adanya tuntutan yang mengharuskan perempuan untuk bisa masak, mengurus rumah, dan sebagainya,” ungkap Fitri dalam wawancara khusus bersama kumparanWOMAN baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Fitri tidak menyerah. Tidak heran jika Fitri Karnadi layak disebut sebagai salah satu ‘Kartini’ kebanggaan Lazada. Sembari tetap menjadi dirinya sendiri, ia terus berusaha untuk menjalankan perannya di perusahaan, membimbing anak buah, sekaligus mendedikasikan waktunya bagi anak dan keluarga saat berada di rumah.
Oleh karena itu, bertepatan dengan momen Hari Kartini ini, kami pun berbincang dengan Fitri untuk lebih memahami kiatnya dalam berkarier dan menyeimbangkan kehidupan. Seperti apa sajakah langkah yang diambilnya? Berikut percakapan kami.

Bisa dijelaskan mengenai apa saja yang menjadi tanggung jawab Anda sebagai VP Business Development di Lazada Indonesia?

Seller adalah salah satu bagian terpenting dari sebuah ekosistem e-commerce, tak terkecuali Lazada. Sehingga, menjadi tugas utama saya untuk mengembangkan bisnis di Lazada melalui pertumbuhan seller-seller baru, baik dari UKM, brand lokal, atau pun retailer yang ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT

Bagaimana cara Anda memastikan agar pertumbuhan di Lazada optimal dan tak kalah dari e-commerce yang lain?

Caranya adalah dengan selalu berinovasi mengikuti perkembangan teknologi dan menciptakan solusi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Ini menjadikan Lazada spesial, karena kami berusaha menciptakan terobosan baru dan tidak mengikuti tren kompetitor.

Seperti apa inovasi dan terobosan baru yang Anda lakukan tersebut?

Selama bekerja di Lazada, saya banyak membantu UKM yang awalnya menjalani usaha rumahan hingga menjadi besar dalam kurun waktu singkat. Salah satunya, dengan mengadaptasi teknologi dari Alibaba yang bisa dikembangkan untuk akselerasi pertumbuhan seller di Indonesia.

Apakah Anda memiliki strategi khusus untuk memastikan pertumbuhan bisnis Lazada tetap optimal tengah masa Corona dan WFH ini?

Salah satu strategi yang kami terapkan adalah dengan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi penjual. Saat ini, salah satu kendala terbesar yang mereka hadapi terletak di bidang logistik. Oleh karena itu, kami coba menawarkan jasa logistik dari Lazada atau FBL (Fulfillment by Lazada) kepada seller. Dengan demikian, seller tidak perlu repot lagi memikirkan cara untuk menyimpan inventaris, membungkus paket, mengirimkan dengan cepat, maupun mengurus masalah retur. Semua itu akan diurus oleh pihak Lazada.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Lazada menawarkan keunggulan lain kepada seller. Pada masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB seperti ini, seller yang punya gudang lebih dari satu mungkin akan kesulitan dalam memindahkan barang mereka. Untuk itu, kami menawarkan solusi berupa multi-warehouse tools (fitur yang memperbolehkan penjual mendaftarkan hingga lebih dari satu gudang di Lazada). Sehingga, seller bisa mengirim barang dari gudang mana saja tanpa repot.
VP Business Development Lazada Indonesia, Fitri Karnadi. Foto: Dok. Fitri Karnadi

Untuk sampai pada posisi VP Business Development, dibutuhkan jam kerja yang tinggi dan kemampuan yang mumpuni. Bagaimana cara Anda mengembangkan karier untuk sampai pada tahapan ini?

Saya mulai berkarier dari bawah, sama seperti orang kebanyakan. Modal saya hanya rajin dan kerja keras. Saya juga berusaha untuk selalu bekerja dengan hati, sekaligus selalu berusaha belajar dari setiap kegagalan yang dialami.
ADVERTISEMENT

Apa saja skill yang harus dimiliki untuk menjadi leader di bidang business development?

ADVERTISEMENT

Sebagai seorang female leader, ada trik khusus yang Anda jalankan untuk memastikan kinerja tim mencapai tingkat yang diharapkan?

Dari awal, saya sudah menanamkan sifat ownership di tim. Dalam artian, agar semua orang merasa bahwa mereka tidak sekadar menjalankan kewajiban, tapi juga ‘memiliki’ pekerjaan tersebut. Ini dimaksudkan agar tiap individu memberikan dan mengusahakan yang terbaik, supaya hasil akhirnya memberikan kepuasan bagi diri sendiri dan juga anggota tim.
ADVERTISEMENT

Secara pribadi, apa tantangan tersulit yang pernah dialami dalam berkarier? Bagaimana cara Anda mengatasinya?

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah ketika saya merasa puas dengan apa yang sudah dicapai dan mulai mempertanyakan apa yang bisa dilakukan selanjutnya. Biasanya, itu berarti saya sudah berada di titik jenuh. Maka, saya akan berusaha mengatasinya dengan menantang diri sendiri, termasuk dengan melakukan dan mempelajari hal baru.
VP Business Development Lazada Indonesia, Fitri Karnadi. Foto: Dok. Fitri Karnadi

Anda pernah berkarier di bidang perusahaan yang berbeda-beda sebelum bekerja di Lazada. Apakah yang menjadi pertimbangan Anda dalam memilih perusahaan?

Pertimbangan saya lebih ke arah opportunity yang diberikan perusahaan tersebut. Saat perusahaan melihat potensi yang saya punya, saya pun akan coba untuk meningkatkan kemampuan dan mengikuti ekspektasi dari perusahaan. Sehingga, saya mendapat kesempatan untuk berkembang dan belajar dari bidang pekerjaan yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Agar bisa sukses di tempat yang berbeda-beda, saya berusaha untuk mengosongkan gelas dan belajar segala hal yang baru. Sehingga, saya punya banyak kesempatan untuk belajar dari banyak orang dan menambah ilmu.
Bagi saya, perempuan punya dedikasi lebih dalam melakukan suatu hal. Seperti kodratnya, perempuan mempunyai kemampuan berpikir yang kompleks, membuat kaum hawa bisa mengambil beberapa keputusan dalam satu waktu. Belum lagi, kita memiliki intuisi tajam yang belum tentu dimiliki oleh laki-laki.

Seperti apakah peran perempuan dalam perkembangan industri e-commerce seperti Lazada di masa depan?

VP Business Development Lazada Indonesia, Fitri Karnadi. Foto: Dok. Fitri Karnadi

Berbicara soal perempuan, kita baru saja merayakan Hari Kartini. Menurut Anda, apa arti Hari Kartini bagi perempuan modern?

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bagi perempuan modern, Hari Kartini menunjukkan bahwa kita diberikan kesempatan lebih untuk berkarya. Kita bukan hanya diminta untuk mengikuti kodrat saja, tapi juga memperoleh kesempatan untuk aktualisasi diri. Saya mencoba memaknainya dengan menjadi ibu yang bahagia dengan pencapaian dan hal-hal yang selama ini saya kerjakan.
VP Business Development Lazada Indonesia, Fitri Karnadi, bersama anaknya. Foto: Dok. Fitri Karnadi
Perempuan zaman now punya tuntutan luar biasa. Terlebih lagi, dengan berkembangnya akses ke media sosial. Tuntutan bagi perempuan pun terasa semakin besar. Rasanya, sebagai perempuan, kita diwajibkan bekerja seolah-olah tidak punya anak dan harus bisa membesarkan anak seolah-olah kita tidak bekerja. Belum lagi, adanya tuntutan yang mengharuskan perempuan untuk bisa masak, mengurus rumah, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Saya mengatasinya dengan mencoba jadi diri sendiri saja. Tidak mungkin ada ibu atau figur perempuan yang sempurna. Pahami kelemahan diri sendiri, kemudian mencoba memberikan yang terbaik.

Selama ini, pernahkah Anda mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan antara mengejar karier dan kehidupan pribadi? Bagaimana cara mengatasinya?

Saya selalu mengalami ini setiap hari. Saya mengalami dilema karena ingin mencoba jadi ibu yang baik, sedangkan pekerjaan butuh dedikasi lebih. Akhirnya, saya mencoba mengatasinya dengan mengalokasikan waktu untuk masing-masing kebutuhan sebaik mungkin. Ketika bekerja, saya akan berfokus sepenuhnya kepada pekerjaan. Tetapi, ketika di rumah, saya menjadi seorang ibu rumah tangga dengan fokus kepada keluarga dan anak saya.

Sebagai seorang VP, Anda memiliki begitu banyak aktivitas dan tanggung jawab. Seperti apakah kiat Anda untuk mengelola waktu secara efektif dan efisien?

Saya selalu punya daftar jadwal prioritas selama seminggu, bahkan sebulan ke depan. Isinya, soal apa saja yang harus saya lakukan dan target yang harus saya capai. Sehingga, saya bisa memonitor efektivitas proses kerja saya tiap hari.
ADVERTISEMENT

Di saat WFH seperti ini, bagaimana cara Anda mengatur kegiatan?

Hal-hal prioritas, seperti memasak, saya lakukan semua di pagi hari. Sedangkan, memandikan anak atau waktu tidur anak, saya selipkan di jadwal video call yang cukup padat. Saya harus pintar-pintar mengalokasikan waktu .

Bagaimana untuk menjaga kesehatan? Ada tips khusus?

Saya coba menjaga stamina dan kesehatan dengan aktif bergerak, berjemur di pagi hari, juga beribadah. Karena, tanpa tubuh yang sehat dan mental yang waras, produktivitas tidak mungkin dapat dicapai.
Selain itu, saya rutin melakukan buteyko breathing (teknik untuk meningkatkan pola pernapasan fungsional) demi menjaga stamina. Saya juga berusaha untuk selalu mengonsumsi makanan rumah dengan lebih banyak menu sayur dan buah. Kemudian, saya berusaha untuk terus aktif bergerak jika tidak sempat berolahraga.
ADVERTISEMENT

Masih ada waktu untuk me time di sela jadwal kerja dan mengurus keluarga?

Biasanya, dalam sehari, saya akan mengalokasikan waktu 1 jam untuk diri sendiri. Saya menghabiskan waktu tersebut dengan nonton film lewat aplikasi, baca buku, atau menikmati kopi pagi tanpa diganggu.
Story ini merupakan persembahan Lazada dalam rangka merayakan Hari Kartini. Untuk story menarik lainnya kunjungi collection Cerita Perempuan Hebat.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten