Gerewol, Kontes Ketampanan Pria dengan Hadiah Gadis atau Istri Orang

19 Juni 2020 20:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival Gerewol  yang dilakukan suku Wodaabee Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Festival Gerewol yang dilakukan suku Wodaabee Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Jika bicara soal kontes kecantikan, tentu yang terpikir dalam benak adalah puluhan perempuan dari berbagai negara berlomba menjadi ratu kecantikan sejagat. Namun bagaimana jika kontes tersebut pesertanya adalah para pria?
ADVERTISEMENT
Di Nigeria ternyata terdapat sebuah suku bernama Suku Wodaabe yang melaksanakan kontes ketampanan bagi para pria yang disebut dengan Gerewol. Kegiatan ini dilakukan karena Suku Wodaabe sangat memperhatikan penampilan dan bentuk tubuh.
Peserta yang boleh mengikuti Gerewol haruslah para pria yang dianggap sudah menginjak usia dewasa. Tetapi untuk urusan status tidak diperdebatkan. Jadi pria single maupun yang sudah memiliki istri juga boleh mengikuti kontes ketampanan ini.
Dandan berjam-jam dan menari untuk memikat hati juri
Festival Gerewol di suku Wodaabee, Afrika Foto: Shutter Stock
Sama halnya seperti kontes kecantikan perempuan, untuk memenangkan kontes, para pria Suku Wodaabe juga harus berdandan supaya terlihat lebih menarik di hadapan para juri. Mereka akan menghias tubuhnya dengan aksesori dan melakukan ritual makeup khusus.
Pertama mereka akan melukis wajah menggunakan lumpur alami berwarna merah, kemudian mengaplikasi eyeliner dari tulang burung kuntul yang sudah dibakar hangus untuk memberikan kesan mata lebar. Untuk membuat bentuk wajahnya proporsional, mereka akan menggambar wajahnya menggunakan pewarna hitam, kuning dan putih yang berfungsi sebagai contour wajah.
Festival Gerewol di suku Wodaabee, Afrika Foto: Shutter Stock
Selanjutnya, untuk membuat hidung tampak lebih mancung, mereka akan menggambar mata panah dengan tanah liat putih pada tulang hidung. Lalu untuk memamerkan gigi yang putih dan rapi, para pria ini mengandalkan lipstik berwarna hitam.
ADVERTISEMENT
Setelah itu mereka akan melengkapi penampilan dengan aksesori kepala sepeprti topi dengan aksen manik-manik serta hiasan yang terbuat dari bulu burung unta dan pompon untuk meng-highlight tinggi badan. Lalu rambutnya dikepang dan dihias dengan cangkang kerang cowrie untuk melambangkan kesuburan dan kekayaan.
Jika sudah siap, mereka akan berkumpul dan memamerkan penampilan masing-masing, serta unjuk gigi dengan menari. Untuk menekankan setiap gerakan tari, para pria ini akan mengenakan kalung manik-manik berwarna cerah, seperti merah dan kuning.
Pemenang kontes bisa memperistri perempuan single atau yang sudah bersuami
Festival Gerewol yang dilakukan suku Wodaabee Foto: Shutter Stock
Bedanya dengan kontes-kontes lain, di acara Gerewol ini para perempuan lah yang menjadi juri dan bisa menentukan pria mana yang jadi pemenangnya. Setelah itu, mereka juga bisa menjadikan sang juara sebagai suami.
ADVERTISEMENT
Menurut Mette Bovin, antropolog asal Denmark yang pernah bekerja dengan Suku Wodaabe sejak 1970-an, para kontestan akan menari dengan meniru gaya burung kuntul yang penuh ketenangan. Kemudian mereka bernyanyi dengan menggetarkan bibir.
Setelah unjuk gigi, setiap juri akan memilih jagoannya dan dapat menjadikannya sebagai pasangan meskipun keduanya sudah memiliki pasangan.
Festival Gerewol di suku Wodaabee, Afrika Foto: Shutter Stock
“Anda menari Gerewol untuk mencoba memenangkan hati perempuan, meskipun itu berarti Anda mencuri istri orang. Anda bisa menikahinya atau hanya bersenang-senang saja dengan dia,” ungkap Djao, salah satu kontestan yang bertemu dengan, istri keduanya di acara Gerewol, seperti dikutip dari BBC.
Menurut Tuppence Stone, Direktur dari program TV Inggris, tidak ada stigma yang akan menilai perbuatan pria atau perempuan yang meninggalkan suami atau istrinya demi menikah lagi dengan pemenang Gerewol. Sebab kegiatan ini sudah menjadi tradisi sejak dulu.
ADVERTISEMENT
“Pernikahan dalam budaya Wodaabe dilakukan ketika para calon pengantin berusia muda. Jadi Gerewol bisa menjadi cara atau kesempatan bagi pria maupun perempuan untuk mendapatkan pasangan sesuai keinginan mereka,” ungkap Tuppence seperti dikutip dari BBC.
Festival Gerewol di suku Wodaabee, Afrika Foto: Shutter Stock
Menurutnya, Suku Wodaabe tidak menganut sistem poligami. Mereka akan meninggalkan atau bercerai dengan istri lamanya jika mendapat pasangan baru di Gerewol.
Suami dari perempuan yang dipilih oleh pemenang tidak akan bisa berbuat apa-apa, karena sudah kalah atau tidak ikut dalam pertandingan. Selain itu, merupakan hal yang wajar bagi perempuan Suku Wodaabee apabila mereka meninggalkan suaminya untuk mendapatkan suami baru yang lebih tampan, dengan alasan ingin mendapatkan keturunan yang lebih baik.
Namun kini tradisi tersebut sudah tidak bisa dilakukan dengan rutin seperti dulu. Hal ini terjadi karena adanya faktor kekeringan, konflik, dan pemberontakan dari al-Qaeda di Afrika Utara. Jadi acara Gerewol biasanya kini hanya dilakukan di hotel-hotel wisata di Nigeria timur.
ADVERTISEMENT