Hebat, Peneliti Perempuan Ini Lakukan Riset DNA COVID-19 dalam Kondisi Hamil

28 Juli 2020 9:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti perempuan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang meneliti DNA COVID-19. Foto: L'Oreal Indonesia dan Eijkman
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti perempuan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang meneliti DNA COVID-19. Foto: L'Oreal Indonesia dan Eijkman
ADVERTISEMENT
Selama masa pandemi COVID-19, banyak kisah dan peristiwa yang menjadi sorotan media dan masyarakat. Di balik semua keresahan dan cerita tragis, banyak juga kisah menginspirasi yang patut diapresiasi. Salah satunya adalah tentang peran perempuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang turut membantu menangani pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Selain sebelumnya ada peneliti dari ITS yang rela memindahkan laboratorium ke rumah supaya bisa tetap bisa bekerja dan menjaga anak, kini ada lagi kisah peneliti perempuan lainnya yang begitu menginspirasi.
Ia adalah Frilasita Aisyah Yudhaputri MbiomedSc., peneliti perempuan sekaligus koordinator proyek di dalam Emerging Virus Research Unit (EVRU) Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Indonesia.
Peneliti perempuan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang meneliti DNA COVID-19. Foto: L'Oreal Indonesia dan Eijkman
Dalam proses penelitian ini, perempuan yang akrab disapa Sisi ini bekerja bersama dengan tujuh orang peneliti lain yang mayoritas adalah perempuan. Menariknya, Sisi yang setiap hari berkecimpung dengan sample COVID-19 ini bekerja secara aktif dalam kondisi hamil. Ia sendiri bahkan mengaku baru menyadari bahwa dirinya sedang hamil setelah kandungannya berusia empat bulan.
Selama masa pandemi, Sisi dan timnya melakukan riset whole genome sequencing (WGS) atau pengurutan genom yang merupakan proses penentuan urutan materi genetik (DNA/RNA) virus secara lengkap pada satu waktu. Fokus utama dari penelitian ini adalah mencari tahu secara mendalam mengenai karakteristik molekuler virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19 yang nantinya akan dibutuhkan sebagai fondasi berbagai riset lainnya. Termasuk dalam menemukan vaksin untuk COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kondisi kehamilan tak menjadi pengecualian bagi Sisi. Meski kini ia tak boleh masuk ke dalam laboratorium, tetapi ia tetap bekerja maksimal dengan melakukan supervisi dan memastikan semua target tercapai.
Saat ini, timnya sedang berusaha memetakan 50 genom virus corona baru lainnya yang diharapkan selesai dalam waktu dekat.

Mendapat dukungan keluarga dan rekan-rekan kerja

Sejak mengetahui bahwa ia sedang hamil, Sisi berusaha semaksimal mungkin untuk lebih berhati-hati dalam bekerja. Ia mengaku kekhawatiran justru banyak datang dari rekan-rekan kerjanya yang sesama perempuan. Apalagi saat sudah mendekati momen persalinan, Sisi semakin benar-benar dilarang masuk ke dalam laboratorium.
Peneliti perempuan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang meneliti DNA COVID-19. Foto: L'Oreal Indonesia dan Eijkman
“Enaknya bekerja bersama perempuan adalah kita saling mendukung. Bahkan mereka yang banyak khawatir. Teman-teman sangat pengertian dengan kondisi saya yang sedang hamil, jadi saya tidak dibiarkan untuk bekerja langsung di lab. Meskipun saya kadang jadi merasa tidak punya solidaritas, tapi mereka tetap meyakinkan saya bahwa saya juga ikut kontribusi walaupun tidak masuk lab,” tuturnya.
Peneliti perempuan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang meneliti DNA COVID-19. Foto: L'Oreal Indonesia dan Eijkman
Selain memiliki rekan kerja yang supportive, Sisi juga didukung penuh oleh suami dan keluarganya. Jadi walaupun ada kekhawatiran tersendiri, ia mengaku keluarganya paham betul bahwa apa yang ia jalani sekarang ini adalah bagian dari profesinya.
ADVERTISEMENT
“Saya beruntung sekali karena sejak awal suami sudah tahu pekerjaan saya seperti apa dan dia sangat mendukung. Untuk memastikan saya aman, dia sekarang malah jadi supir pribadi saya untuk antar jemput. Begitu juga dengan orang tua, mereka selalu pengertian dan membantu. Mereka juga membantu mengurus anak, jadi saya bisa bertahan selama enam bulan ini,” tutupnya.
-----