Hormon Perempuan Bisa Sebabkan Kanker Payudara, Benarkah?

5 Oktober 2021 13:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hormon Perempuan Bisa Sebabkan Kanker Payudara, Benarkah?. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Hormon Perempuan Bisa Sebabkan Kanker Payudara, Benarkah?. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ladies, tubuh kita memang memiliki banyak misteri. Oleh karena itu, banyak hal yang harus kita pelajari agar bisa mengetahui kondisi kesehatan tubuh sendiri. Salah satu hal yang mungkin belum banyak diketahui adalah ternyata hormon juga bisa mempengaruhi kesehatan payudara, lho, Ladies. Menurut dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, FFAG, hormon bisa memicu risiko kanker payudara.
ADVERTISEMENT
"Tentu hormon sangat berpengaruh, terutama hormon perempuan, yaitu estrogen. Kalau kita punya keturunan atau faktor risiko di keluarga yang punya kanker payudara atau sekadar benjolan, itu kita harus berhati-hati dalam menggunakan kontrasepsi yang jenisnya hormonal. Karena dari hormon kita sendiri sudah punya risiko kanker payudara atau muncul benjolan. Jadi jangan gegabah memilih alat kontrasepsi yang hormonal," ungkap dr. Dinda dalam acara IG Live Sister of Soul (SOS) bersama kumparanWOMAN beberapa waktu lalu.
Sister of Soul (SOS) Blak-blakan soal Kesehatan Payudara. Foto: kumparan
Selain itu, Dinda juga menyebutkan kalau perempuan ingin melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI, sebaiknya dilakukan sekitar tujuh hari setelah menstruasi. Hal ini perlu dilakukan agar hormon dalam tubuh yang tadinya meningkat saat menstruasi bisa turun lebih dulu.
ADVERTISEMENT
"SADARI lebih baik dilakukan tujuh hari setelah menstruasi saat tidak ada pengaruh dari hormon. Setelah hormon turun, payudara kondisinya lebih normal. Jadi kalau ada benjolan lebih mudah dikenali," jelasnya.
SADARI baiknya dilakukan saat tujuh hari setelah menstruasi. Foto: Shutterstock
Lebih dari itu, hormon pada tubuh kita memang bisa menjadi salah satu pemicu risiko kanker payudara, Ladies. Mengutip situs Cancer.gov, penelitian menunjukkan bahwa risiko perempuan terkena kanker payudara juga berkaitan dengan hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh sepasang indung telur dalam tubuh perempuan. Paparan tingginya kedua hormon dalam waktu lama bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Peningkatan paparan dua hormon ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Mulai dari menstruasi yang lebih awal, menopause yang terlambat, hamil di usia tua, dan tidak pernah melahirkan. Untuk yang terakhir, melahirkan ternyata bisa melindungi perempuan dari risiko kanker payudara.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kanker payudara juga bisa diatasi dengan terapi hormon. Kebanyakan terapi hormon bekerja untuk menurunkan kadar estrogen atau menghentikan hormon tersebut supaya tidak aktif di sel-sel kanker payudara.
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutter Stock
Menurut situs Cancer.org, terapi hormon ini seringnya dilakukan sesudah operasi. Tindakan ini disebut dengan adjuvant therapy yang berfungsi membantu mengurangi risiko kanker kembali. Kadang. terapi hormon juga dilakukan sebelum operasi. Langkah yang ini disebut dengan neoadjuvant therapy yang dilakukan selama 5 sampai 10 tahun.
Tak hanya membantu pencegahan dan pemulihan, terapi hormon juga bisa digunakan untuk mengatasi kanker yang kembali muncul setelah diangkat atau yang sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
Jadi, Ladies, hormon pada tubuh kita memang bisa menjadi salah satu penyebab kanker payudara. Menurut Dinda, tak banyak yang bisa dilakukan karena hormon memang secara alami berada di tubuh manusia.
ADVERTISEMENT
"Karena hormon itu sudah ada di dalam tubuh kita, maka kita sebisa mungkin harus bisa mendeteksi kanker payudara sedini mungkin agar bisa melakukan pencegahan," pungkasnya.