Impostor Syndrome, Gejala Ketika Seseorang Meragukan Kemampuan Diri

7 November 2019 12:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan meragukan diri sendiri. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan meragukan diri sendiri. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dalam menjalani hidup, kita pasti pernah meragukan diri sendiri. Ada kalanya kita merasa tidak cukup pantas menerima kesuksesan atau tak mampu menjalani suatu tantangan dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, bila terus-terusan merasakannya, kita perlu sedikit waspada. Sebab, bisa jadi kita mengalami kondisi yang bernama impostor syndrome.
Mengutip Time, impostor syndrome terjadi saat kita merasa berhasil meraih kesuksesan karena keberuntungan, bukan karena kita pantas meraih hal tersebut. Sementara, executive coach dan mental performance coach dari Amerika Serikat, Melody Wilding mengatakan, impostor syndrome menggambarkan keyakinan bahwa kita tidak cukup baik atau tidak mampu menghadapi tantangan dalam hidup, terlepas dari adanya hal-hal yang bisa membuktikan kemampuan kita.
"Anda merasa seperti seorang tukang tipu atau seseorang yang palsu," sebut Wilding seperti dikutip Forbes.
Ilustrasi perempuan tak bahagia. Foto: Shutterstock
Awalnya, gejala ini dibahas dalam makalah oleh Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes di tahun 1978, yang meneliti mengenai fenomena impostor pada perempuan-perempuan sukses. Pada perkembangannya, Clance mengatakan bahwa masalah ini tidak hanya dialami oleh perempuan, melainkan juga oleh lelaki.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tak ada batasan profil orang yang bisa menderita sindrom tersebut. Mulai dari pelajar hingga profesional bisa merasakan sindrom ini.
Melansir Bustle, sindrom ini sebenarnya belum diklasifikasikan sebagai gangguan mental dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) dari American Psychiatric Association. Namun, ini tidak berarti bahwa gangguan itu tak dialami oleh banyak orang.
Menurut sebuah penelitian oleh Clance dan Gail Matthews, disebutkan bahwa sekitar 70 persen orang pernah merasakan gejala ini dalam hidup. Selain itu, berbagai tokoh ternama, seperti mantan ibu negara Amerika Serikat, Michelle Obama, atau model sekaligus desainer, Alexa Chung, juga pernah mengaku memiliki sindrom ini.
Ilustrasi perempuan. Foto: Shutterstock
Secara umum, ada beberapa ciri orang yang menderita impostor syndrome. Mereka akan kesulitan menerima pujian, sangat takut gagal, memiliki karakteristik perfeksionis, bekerja terlalu keras, sulit merasa percaya diri, juga tidak merasa pantas sukses.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, ada berbagai teori mengenai penyebab munculnya impostor syndrome dalam diri seseorang. Dalam laporan Time, disebutkan bahwa menurut sebagian ahli, ini terjadi karena sifat dasar yang dimiliki seseorang. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa ini bisa terjadi karena tekanan sekitar atau pengalaman di masa kecil.
"Orang-orang sering meyakini bahwa agar bisa dicintai, mereka harus mencapai standar tertentu," ujar Audrey Ervin, psikolog dari Ervin Counseling & Consulting, Amerika Serikat.
Hal ini tentunya dapat menyulitkan kita. Namun, bila memang mengalami impostor syndrome, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar kita merasa lebih baik.
Pertama, kita perlu mengakui apa yang tengah dirasakan, tanpa terjebak di dalam perasaan tersebut. Kemudian, kita disarankan untuk berhenti mencoba mengejar kesempurnaan, juga membagikan kekhawatiran dengan orang-orang terdekat.
ADVERTISEMENT