Kemenkes Ungkap Peningkatan Kasus Penularan HIV & Sifilis pada Perempuan

19 Mei 2023 19:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan terinfeksi HIV. Foto: New Africa/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan terinfeksi HIV. Foto: New Africa/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa waktu terakhir, pembahasan soal sifilis atau raja singa tengah menjadi perbincangan di media sosial. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang awalnya berupa luka, namun tidak terasa nyeri.
ADVERTISEMENT
Luka ini biasanya muncul di alat kelamin, rektum atau mulut. Sifilis menyebar melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan luka tersebut.
Berdasarkan data dari Kemenkes, sifilis dilaporkan meningkat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2016-2022) dengan persentase perempuan yang terinfeksi cukup tinggi. Terdapat 46 persen perempuan dari total 20.783 orang yang terinfeksi penyakit sifilis sepanjang tahun 2022.
Ilustrasi sifilis. Foto: enuengneng/Shutterstock
Mirisnya, persentase tertinggi dialami oleh ibu hamil, yakni sebesar 27%. Besarnya angka ini dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran masyarakat, termasuk para perempuan untuk berobat. Hal ini dibeberkan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Muhammad Syahril.
Padahal jika tidak segera diobati, sifilis bisa sangat merusak jantung, otak atau organ lain, dan bisa mengancam nyawa. Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang belum lahir.
ADVERTISEMENT
“Pasien ibu hamil dengan sifilis yang diobati hanya berkisar 40% pasien. Sisanya, sekitar 60% tidak mendapatkan pengobatan dan berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan,” kata dr. Syahril.
“Rendahnya pengobatan dikarenakan adanya stigma dan unsur malu. Setiap tahunnya, dari lima juta kehamilan, hanya sebanyak 25% ibu hamil yang di skrining sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis,” sambungnya lagi.

Kasus HIV juga meningkat

Ilustrasi Cek HIV/AIDS. Foto: ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
Tidak cuma sifilis, ternyata berdasarkan data dari Kemenkes, kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Tanah Air juga meningkat. Penularan kasus didominasi oleh ibu rumah tangga.
Hal ini dibuktikan melalui data yang mengungkap ada 35% ibu rumah tangga terpapar HIV. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya seperti suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man).
ADVERTISEMENT
“Aktivitas ini telah menyumbang sekitar 30% penularan dari suami ke istri. Dampaknya, kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga bertambah sebesar 5.100 kasus setiap tahunnya,” kata dr. Syahril.

Disebabkan rendahnya edukasi terkait Infeksi Menular Seksual

Ilustrasi HIV. Foto: Mary Long/Shutterstock
Menurut dr. Syahril, meningkatnya kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) karena masih rendahnya kesadaran akan penyakit ini, terutama di kalangan ibu rumah tangga. Karena itu, para IRT pun tidak mengetahui langkah pencegahan hingga dampak yang terjadi pada tubuh setelah terpapar HIV.
Selain itu, pasangan yang punya perilaku seks berisiko juga bisa menjadi alasan penyebaran HIV.
Hal ini tentu harus diwaspadai, sebab ibu rumah tangga bisa menularkan virus kepada anaknya di saat proses melahirkan atau menyusui. Dari banyaknya sumber penularan HIV, jalur ibu dan anak menyumbang sebesar 20 - 45% kasus. Itu bayi yang baru lahir akan hidup dengan HIV positif.
ADVERTISEMENT
“Saat ini kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus. Angka ini setiap tahunnya bertambah sekitar 700-1000 anak dengan HIV,” jelas dr. Syahril.

Pentingnya skrining

dr. Syahril menjelaskan pentingnya skrining HIV agar angka kasus ini terus berkurang. Pasalnya data mengungkapkan hanya 429.215 dari total 526.841 orang dengan HIV yang telah diskrining.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan skrining HIV dilakukan sejak umur 13 tahun. Beberapa tes yang bisa dijalani, antara lain Nucleic Acid Test (NAT), Tes Antigen/Antibodi, dan Tes Antibodi HIV.
Ilustrasi pemeriksaan atau skrining HIV. Foto: Chinnapong/Shutterstock

Langkah pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS)

Untuk mencegah IMS, dr. Syahril mengimbau untuk menjauhi perilaku seks berisiko, yakni dengan berganti-ganti pasangan. Kemudian, harus selalu menggunakan pengaman atau kondom saat berhubungan seks demi menghindari infeksi bakteri atau virus yang membahayakan kesehatan.
ADVERTISEMENT