Ketika Sepatu dan Pakaian Penyintas Kekerasan Seksual Dijadikan Instalasi Seni

10 Desember 2020 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia. dok. The Body Shop
zoom-in-whitePerbesar
Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia. dok. The Body Shop
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, kekerasan terhadap perempuan masih menjadi masalah serius yang dihadapi oleh berbagai negara, termasuk juga Indonesia. Berdasarkan Catahu (catatan tahunan) Komnas Perempuan pada 2019 lalu, terdapat 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan. Angka ini melonjak 8 kali lipat dalam 12 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Namun sayang, saat situasi sedang genting seperti ini, DPR RI justru mendepak Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2020 pada Juli lalu. Aksi ini membuat berbagai pihak merasa geram, salah satunya adalah brand kecantikan yang mendukung pemberdayaan perempuan, The Body Shop Indonesia.
Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia. dok. The Body Shop
Karena inilah, The Body Shop Indonesia melakukan berbagai aksi untuk menunjukkan dukungan serta tuntutan agar RUU PKS segera disahkan, salah satunya adalah menginisiasi gerakan #TBSFightForSisterhood. Aksi ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan peluncuran kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKtp) yang jatuh pada 25 November setiap tahunnya.
Kampanye terbaru bertajuk 'Semua Peduli, Semua Terlindungi #TBSFightForSisterhood' ini merupakan respon atas kondisi kritis bagi perempuan dan anak perempuan yang mengalami kekerasan seksual. The Body Shop Indonesia pun merasa perlu untuk turut segera mengambil sikap dan tindakan, salah satunya adalah dengan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menandatangani petisi yang bertujuan mendorong supaya RUU PKS segera diubah menjadi undang-undang yang sah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, The Body Shop juga menggelar pameran seni bertajuk 'Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia: Semua Peduli, Semua Terlindungi Sahkan RUU PKS #TBSFightForSisterhood'. Pameran seni ini digelar mulai 26 November hingga 10 Desember 2020 di Gedung Komisi Nasional Perempuan, Jakarta.
Pakaian penyintas kekerasan seksual di Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia. dok. The Body Shop
Dalam acara virtual tour yang digelar pada Selasa (8/12) lalu, The Body Shop bersama Komnas Perempuan memperlihatkan pameran seni yang menyimbolkan 500 pasang sepatu sebagai media untuk menyampaikan aspirasi dan dukungan dalam mengesahkan RUU PKS. Sepatu-sepatu ini merupakan kumpulan dari penyintas kekerasan seksual dan para pelanggan The Body Shop Indonesia yang juga mendukung pengesahan RUU PKS.
"Dalam rangka Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, The Body Shop Indonesia mengumpulkan sepatu dari karyawan, customer dan penyintas kekerasan seksual untuk mendukung RUU PKS yang sempat ditampilkan di gedung DPR. Sepatu-sepatu ini kami anggap seperti silent demo atas dukungan masyarakat, kemudian dikumpulkan kembali untuk masuk ke dalam shoes installation," terang Ratu Ommaya, Public Relations and Community Manager The Body Shop Indonesia pada virtual tour, Selasa (8/12).
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, dari sekian banyak sepatu yang dikumpulkan, ada beberapa sepatu yang dipajang khusus dengan berbagai cerita dari penyintas kekerasan seksual dengan privasi yang sudah dijaga. Tujuan utama pameran seni ini adalah sebagai sarana edukasi sekaligus menegaskan bahwa kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja, terlepas dari usia atau pakaian yang dikenakan korban.
Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia. dok. The Body Shop
Dian Ina Mahendra selaku Art Director shoes art installation ini mengungkapkan bahwa ada cerita-cerita yang divisualisasikan dengan simbol sepatu dan pakaian korban kekerasan seksual, yang terbagi ke dalam beberapa area berdasarkan kategori cerita korban. Ia berharap, Shoes Art Installation mampu menggerakkan hati para konseptor legislasi di DPR untuk segera mengesahkan RUU PKS yang selama ini kita nantikan.
ADVERTISEMENT
"Ada tiga landasan penting dalam membangun instalasi ini. Kami memastikan instalasi ini berpihak dan menggunakan perspektif dari penyintas. Kami juga menyamarkan identitas penyintas, karena RUU PKS belum disahkan, penting untuk memastikan agar mereka tidak mendapatkan kekerasan baru saat mereka berani bersuara. Ketiga, instalasi ini dibangun untuk meningkatkan pemahaman publik tentang kekerasan seksual yang meningkat 800% sejak 12 tahun lalu karena penyintas kini lebih berani bersuara," tutur Dian dalam acara yang sama.
Secara keseluruhan, ada 15 cerita dari penyintas yang diwakili sepasang sepatu. Setiap cerita memaparkan detail lokasi dan waktu perlakuan kekerasan seksual terhadap para korban. Miris, kekerasan seksual yang terjadi justru dilakukan di tempat-tempat seperti rumah, sekolah, kantor, tempat umum bahkan dunia maya. Bahkan, salah satu cerita dalam pameran seni ini terjadi pada tahun 1960-an.
Pakaian penyintas kekerasan seksual di Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia. dok. The Body Shop
"Dari cerita penyintas ini kita tahu bahwa luka dan trauma akibat kekerasan seksual tidak ada batas kadaluarsanya. Setelah beberapa puluh tahun, dia (penyintas) masih ingat kejadiannya, yang pelakunya adalah keluarganya sendiri. Ini menjadi catatan penting untuk kita semua bahwa kekerasan seksual bisa terjadi di manapun, termasuk juga di lingkungan terdekat kita," kata Dian lagi.
ADVERTISEMENT
Selain menghadirkan pameran seni, The Body Shop Indonesia juga mengajak perempuan untuk menandatangani petisi TBS Fight For Sisterhood. Tujuan dilakukannya petisi ini untuk mendorong supaya isu kekerasan terhadap perempuan tidak lagi dikesampingkan. Harapannya, The Body Shop Indonesia bisa mengumpulkan 500 ribu tanda tangan Stop Sexual Violence yang akan terus dijalankan sampai bulan Maret 2021.