Kisah Dwi Sasetyaningtyas Berbisnis Produk Rumah Tangga Ramah Lingkungan

23 Maret 2021 8:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dwi Sasetyaningtas, pendiri komunitas ramah lingkungan Sustaination. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dwi Sasetyaningtas, pendiri komunitas ramah lingkungan Sustaination. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Semakin lama, semakin banyak orang yang sangat peduli terhadap gaya hidup ramah lingkungan yang berkelanjutan (sustainable lifestyle). Salah satunya adalah Dwi Sasetyaningtyas, pendiri dari komunitas Sustaination yang mendirikan komunitas ini pada 2018 lalu sebagai sarana edukasi dan informasi tentang gaya hidup berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Melalui Sustaination, perempuan 28 tahun ini ingin memberikan edukasi dan pemahaman soal dampak lingkungan yang timbul akibat tindakan yang dilakukan manusia terhadap lingkungan. Maka dari itu, salah satu hal yang paling mungkin dilakukan adalah melakukan pendekatan dengan membahas isu sampah di dalam rumah.
Perempuan yang akrab disapa Tyas ini memaparkan, saat ini perempuan sendiri memproduksi jumlah sampah yang lebih banyak daripada laki-laki. Bahkan beberapa produk di antaranya cukup sulit didaur ulang kembali. Misalnya saja, kapas pembersih wajah, cotton bud hingga pembalut.
Dwi Sasetyaningtas, pendiri komunitas ramah lingkungan Sustaination. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Untuk itulah, Tyas berpikir untuk menyediakan produk ramah lingkungan bagi perempuan yang bisa digunakan berulang kali agar tidak mencemari lingkungan. Maka dari itu, ia pun menjadikan Sustaination sebagai platform e-commerce yang menyediakan seluruh produk ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dalam merintis e-commerce sustainable living, Tyas menyediakan produk ramah lingkungan yang terkurasi dengan tiga nilai utama; sustainable, local dan impactful. Ia ingin mengedepankan produk lokal, sehingga hampir 98% persen produk yang dijualnya adalah produk lokal. Selain itu, Tyas juga memastikan produk dari segi pembuatan, bahan baku hingga cara mengemasnya pun sangat ramah lingkungan. Ketiga, ia ingin mengedepankan kerjasama dengan dampak positif terhadap sisi ekonomi, sosial dan lingkungan.
“Makanya kita senang banget kerjasama dengan pengrajin kecil, seperti istri-istri nelayan yang menganggur dan akhirnya kita minta mereka untuk buat tas rajut yang bisa dipakai belanja. Dari tiga nilai itu, akhirnya kami terjemahkan menjadi e-commerce. Saat ini, kami adalah e-commerce nomor satu yang menyediakan produk sustainable,” kata Tyas pada kumparanWOMAN saat berbincang di kediamannya untuk program spesial The Future Makers Women’s Week 2021, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Ada banyak produk yang dihadirkan. Salah satu yang cukup populer di kalangan perempuan adalah menstrual cup dan menstrual pad, sampo, sabun lerak, loofah, hingga sikat gigi bambu.
“Sebetulnya banyak sekali produk-produk yang kami hadirkan berasal dari kebutuhan aku dan teman-teman di Sustaination. Salah satunya ada cawan menstruasi dan pembalut kain. Nah, ini kan sebetulnya sudah dipakai oleh nenek kita dulu, kalau sedang haid pakai pembalut kain,” lanjut ibu satu anak ini.
Selain itu, ada pula beberapa produk yang dikhususkan untuk perempuan lainnya, seperti pantyliner, kapas dari kain, hingga perawatan tubuh yang materialnya terbuat dari produk ramah lingkungan dan berkelanjutan. Produk lainnya yang juga disediakan adalah cotton bud dari bambu dan sikat gigi bambu.
ADVERTISEMENT
Dari segi produk rumah tangga, Sustaination juga memiliki satu produk andalan, yaitu sabut loofah yang berbentuk mirip sayur oyong dan bisa digunakan untuk mencuci piring, scrub badan hingga eksfoliasi wajah.
“Kami juga punya sabun lerak cair yang sangat serbaguna. Bisa untuk mencuci baju, ngepel, cuci piring juga bisa. Kan buah lerak ini biasanya dipakai untuk cuci batik, bahkan bisa juga dijadikan sampo dan sabun badan. Kalau dipikir-pikir, sejak dulu nenek moyang kita sudah menggunakan ini, jadi balik lagi ke kebudayaan lokal,” demikian tutupnya.
Bagaimana dengan Anda, Ladies? Tertarik beralih menggunakan produk-produk rumah tangga yang ramah lingkungan?