Kisah Kulsoom Abdullah, Atlet Angkat Besi Hijab Pertama yang Cetak Sejarah Dunia

2 Mei 2021 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kulsoom Abdullah, Atlet Perempuan Pencetak Sejarah Hijab di Dunia Angkat Besi Foto: Instagram @kbak76
zoom-in-whitePerbesar
Kulsoom Abdullah, Atlet Perempuan Pencetak Sejarah Hijab di Dunia Angkat Besi Foto: Instagram @kbak76
ADVERTISEMENT
Sejak pertama kali dipertandingkan pada 1891, angkat besi menjadi salah satu cabang olahraga yang didominasi kaum pria. Butuh hampir 100 tahun agar perempuan bisa ikut bersaing dalam olahraga tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah melalui perjalanan yang panjang, angkat besi kategori perempuan akhirnya memulai debutnya di Olimpiade Sydney pada 2000. Sejak saat itu, angkat besi pun meluas ke banyak negara di dunia. Namun, di beberapa negara terutama di Asia dan negara-negara Muslim, kaum perempuan masih kurang terwakili dalam cabang olahraga tersebut. Itu terjadi karena belum adanya aturan khusus soal penggunaan hijab bagi atlet angkat besi.
Pada saat itulah, seorang atlet perempuan bernama Kulsoom Abdullah hadir. Kulsoom Abdullah merupakan atlet angkat besi perempuan yang berasal dari Pakistan-Amerika Serikat. Kedua orang tuanya berasal dari Pakistan, namun ia lahir di Kansas City, Amerika Serikat.
Lewat keberaniannya, Kulsoom bisa mengubah aturan di dunia angkat besi yang awalnya melarang penggunaan hijab. Meski begitu, keberanian Kulsoom untuk memperjuangkan penggunaan hijab itu tidaklah mudah, sebab ia harus melewati berbagai rintangan hingga akhirnya penggunaan hijab pun diperbolehkan.
ADVERTISEMENT

Perjuangan Kulsoom Abdullah yang mengubah aturan soal penggunaan hijab

Kisah perjuangan Kulsoom sendiri bermula ketika pakaian yang dikenakannya dianggap bermasalah saat mengikuti Kejuaraan Nasional di Amerika Serikat. Menurut laporan VOA, pada 2010 Kulsoom seharusnya bisa tampil di Kejuaraan Nasional Angkat Besi Amerika Serikat. Namun, dia memilih tidak tampil karena pakaian dan hijabnya tidak diizinkan oleh panitia pelaksana.
“Di kompetisi nasional semua orang memakai apa yang disebut singlet. Ini adalah setelan ketat dan harus dipotong di atas lutut dan siku. Pakaian tersebut jelas tidak menutup aurat,” kata Kulsoom Abdullah seperti dikutip dari Buzz.
Dalam olahraga angkat besi, para atlet mengenakan singlet untuk memperlihatkan bagian lutut dan siku. Hal ini bertujuan agar wasit bisa melihat kompetitor tidak menekuk siku, berdiri tegak, dan juga memastikan bahwa tidak ada perlengkapan yang dipakai untuk membantu meningkatkan kinerja atlet.
ADVERTISEMENT
Dari kondisi itu, Kulsoom pun akhirnya mengajukan permintaan untuk mengubah aturan berpakaian yang memungkinkannya mengenakan hijab. Namun, USA Weightlifting menolak permintaannya karena mereka adalah perusahaan swasta dan mengatakan harus membawa masalah ini ke Federasi Angkat Besi Internasional (IWF).
Lalu, penolakan yang dihadapi Kulsoom itu mendapatkan perhatian dari media nasional dan internasional. Bahkan, ia juga sempat menggelar konferensi pers dengan bantuan Dewan Hubungan Amerika-Silam, hingga akhirnya membuat IWF meninjau kasusnya.
“Anda tahu itu sangat menakutkan menjadi orang pertama yang melakukan ini. Saya berharap bahwa itu awalnya tidak akan menjadi masalah besar dan mereka akan mengakomodasi keinginan saya, tetapi kemudian masalah ini menjadi besar ketika banyak media yang meliput cerita saya,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kepada IWF, Kulsoom berargumen bahwa pakaiannya tidak akan memengaruhi wasit dalam memberikan penilaian. IWF kemudian setuju dan mengizinkan perempuan kelahiran 1976 itu mengenakan hijab dan pakaian lengan panjangnya di kompetisi internasional dan nasional.
Selain itu, kemenangan Kulsoom juga mengubah sejarah olahraga angkat besi. IWF mengubah aturan mereka dan membuka jendela besar bagi atlet muslim perempuan lain untuk berkompetisi dengan berhijab. Kemudian pada Kejuaran Dunia Angkat Besi 2011 di Paris Prancis, Kulsoom Abdullah yang mewakili Pakistan menjadi lifter perempuan pertama di level internasional yang menggunakan hijab.
“Masih sulit untuk percaya bahwa saya telah melakukan sesuatu yang memengaruhi banyak perempuan lain di seluruh dunia,” ujar Kulsoom Abdullah.