Kisah Perempuan di New York Punya Lebih dari 50 Alergi Makanan, Sempat Di-bully

Mila Silverman, perempuan yang punya lebih dari 50 alergi makanan. Dok.Instagram/@theallergicgirl_

Alergi sering jadi masalah kesehatan bagi orang yang memiliki sensitivitas lebih tinggi. Kondisi ini juga dialami oleh seorang perempuan asal New York, Amerika Serikat, Mila Silverman. Ia punya alergi terhadap lebih dari 50 jenis makanan, Ladies.

Hampir semua alergi yang dialami oleh perempuan berusia 20 tahun tersebut menimbulkan reaksi berbahaya yang bisa menyebabkan kematian atau disebut anafilaksis. Oleh sebab itu, Mila harus membawa EpiPen, yaitu alat penyuntik obat alergi, untuk mencegah reaksi berlebihan tersebut.

Alergi yang dialami Mila sudah berkembang sejak ia masih di dalam kandungan sang ibu. Kondisi ini semakin parah setelah ia lahir serta tumbuh besar.

“Saat masih di dalam kandungan, aku kesulitan mencerna makanan, seperti produk susu. Ketika aku berusia dua tahun, ayahku membawa pulang kue yang berisi kacang-kacangan, tenggorokanku langsung tertutup, seluruh tubuhku penuh ruam dan aku muntah-muntah,” kata Mila, seperti dikutip dari New York Post.

Jenis makanan yang menimbulkan alergi pada Mila juga cukup luas, seperti hampir semua jenis kacang-kacangan dan biji-bijian, semua jenis ikan, telur, susu, penambah rasa dan pewarna makanan. Tak hanya itu, Mila tidak bisa mengonsumsi beberapa jenis buah dan sayur, termasuk kiwi, semangka, apel, lentil, hingga buncis. Mila juga alergi terhadap cokelat, kopi, serta kunyit yang masuk ke dalam daftar makanan paling berbahaya untuknya.

Alergi yang ekstrem membuat Mila harus selalu makan sehat dan dipantau oleh dokter. Ia tidak bisa mengonsumsi sembarang makanan olahan. Itu membuat Mila lebih sering mengonsumsi makanan utuh, seperti steak dan pasta.

Mila sampai di-bully karena tidak bisa bersosialisasi

Milsa Silverman, perempuan yang punya lebih dari 50 alergi makanan. Dok. Instagram/@theallergicgirl_

Mila mengalami banyak masa-masa sulit di dalam hidupnya karena alergi. Kondisi ini membuat Mila sering dikucilkan oleh teman-temannya karena tidak pernah mau diajak makan bersama. Ia juga merasa diintimidasi oleh orang-orang di sekitarnya yang berdampak pada mentalnya.

“Aku benar-benar merasa kesulitan di sekolah dan kesehatan mentalku terganggu. Aku menghadapi banyak perundungan hingga SMA, banyak anak yang mengolok-olok aku dan membuat lelucon dengan memasukkan kacang ke dalam makananku,” ujar Mila.

Tak hanya dirundung, Mila berjuang menjalani hidup normal serta berdamai dengan restoran dan supermarket yang mungkin tidak memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ini membuat sang ibu harus memasak setiap hari demi mencegah Mila mengalami reaksi alergi yang bisa membahayakan nyawanya.

Mila juga sudah menjalani berbagai perawatan medis untuk meringankan alerginya, tapi dokter justru mencurigai kemungkinan adanya kondisi autoimun yang masih belum terdiagnosis. Pada akhirnya, Mila hanya berusaha menjalani hidup sehat demi meminimalisasi alerginya.

Kini Mila aktif menjadi influencer dengan kerap membagikan perkembangan kesehatannya dan menyuarakan agar lebih banyak orang yang peduli dan tidak menganggap alergi sebagai masalah kesehatan sepele.

“Sangat menyenangkan bisa menjadi figur publik untuk meningkatkan kesadaran akan alergi. Aku bersyukur bisa menemukan sisi positif dari sesuatu yang selama ini menjadi hal negatif di dalam hidupku,” pungkas Mila.