Kuku Panjang Bisa Mendorong Penularan Virus Corona, Benarkah?

28 Maret 2020 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kuku. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kuku. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sejak pandemi corona merebak di berbagai negara termasuk Indonesia, anjuran untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar kian digencarkan. Salah satu anjurannya adalah rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, rajin mencuci tangan saja tidak cukup untuk mencegah penularan virus corona. Sebab, menurut penuturan seorang perawat asal Australia dalam unggahannya di Facebook yang baru-baru ini viral, kita juga dianjurkan untuk memotong kuku secara rutin.
Anjuran untuk memotong kuku ini nampaknya masuk akal, sebab tak sedikit dari perempuan memiliki hobi dalam memanjangkan kuku. Selain itu, tak sedikit juga yang memilih untuk mewarnai dan melakukan ekstensi kuku dengan alasan estetika.
“Di tengah semua instruksi mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik, saya belum melihat ada orang lain yang menyarankan untuk memotong kuku secara rutin,” tulis perempuan yang enggan disebutkan namanya itu di media sosial Facebook, seperti dikutip dari Daily Mail.
Ilustrasi gunting kuku Foto: Shutterstock
Masih dalam unggahan yang sama, perawat tersebut juga mengatakan bahwa kuku yang panjang adalah tempat berkumpulnya kotoran, bakteri, dan virus, termasuk virus corona. Sehingga menurutnya, memotong kuku secara rutin bisa menjadi salah satu upaya untuk memperlambat penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Perawat itu memang tak meminta kita untuk memotong kuku hingga pendek, namun menyarankan kita agar kuku tak terlalu panjang sehingga mudah saat dibersihkan. Cara untuk mengukur seberapa panjang kuku ideal itu menurutnya adalah dengan memastikan ujung jari bisa menyentuh telapak tangan ketika dicuci.
“Jika Anda tidak bisa menggosokkan ujung jari ke telapak tangan, maka tangan Anda tidak benar-benar bersih ketika Anda mencucinya, tidak peduli seberapa lama Anda menyabuninya. Tolong selama (masalah kesehatan) darurat global ini, buatlah kuku Anda tetap pendek,” ungkapnya.
Ilustrasi Mengigit Kuku Jari Foto: Shutterstock/BLACKDAY
Pendapat dari perawat asal Australia ini ternyata disetujui oleh Purvi Parikh, ahli spesialis alergi dan penyakit menular dari New York University’s Langone Media Center. Karena menurutnya, kuku adalah tempat bersarangnya bakteri, virus, dan kotoran.
ADVERTISEMENT
“Kami selalu menyarankan orang-orang yang bekerja di rumah sakit atau tenaga medis untuk memiliki kuku yang pendek. Selain itu, kami juga selalu menyarankan orang-orang untuk tidak menyentuh wajah (terutama mulut, hidung, dan mata) karena secara otomatis kita akan mentransfer semua kuman itu (ke dalam tubuh), sehingga kita berisiko terserang penyakit,” katanya saat diwawancarai The Cut.
Selain menyarankan orang-orang untuk mengurangi kebiasaan menyentuh wajah, Parikh juga menyarankan kita untuk menghentikan kebiasaan mengigit kuku.
“Karena saat mengigit kuku, kuman bisa masuk ke dalam mulut Anda dan itu adalah cara termudah saat tertular infeksi apa pun,” lanjutnya.
“Ada begitu banyak infeksi yang terjadi sepanjang tahun ini, dari bakteri hingga flu. Lalu sekarang ini ada virus corona, sehingga tak ada alasan lagi bagi Anda menggigit kuku,” tutup Parikh.
ADVERTISEMENT
----
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran virus Corona. Yuk, bantu donasi sekarang!