Megan Fox Alami Gangguan Kesehatan Mental Body Dysmorphia, Apa Itu?
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aktris Megan Fox baru-baru ini melakukan wawancara bersama kekasihnya, Machine Gun Kelly, dengan British GQ Style. Dalam wawancara ini, Megan Fox mengungkap tentang caranya memandang dirinya sendiri yang berbeda dengan publik.
ADVERTISEMENT
Pemeran film Transformer ini mengatakan bahwa ia menyembunyikan kondisi kesehatan mental dan jati diri yang sesungguhnya. Megan Fox mengaku ia menderita body dysmorphia, kondisi di mana seseorang terobsesi dengan kekurangan pada penampilan.
"Seringnya kita memandang seseorang dan berpikir bahwa mereka cantik, hidupnya pasti sangat mudah. Padahal sebenarnya orang yang dibicarakan itu tidak berpikir demikian. Ya, aku mengalami body dysmorphia. Aku punya banyak rasa insecure yang sangat mendalam," ungkap Megan Fox kepada British GQ Style seperti dikutip dari Harper's Bazaar.
Sayangnya dalam wawancara tersebut Megan tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai body dysmorphia yang ia alami. Namun jauh sebelum wawancara tersebut, beberapa kali ibu dua anak ini pernah mengungkap bahwa ia sempat merasa depresi karena diperlakukan sebagai objek oleh industri film Hollywood dan media setelah peluncuran film Jennifer's Body (2009).
ADVERTISEMENT
"Aku rasa aku mengalami gangguan psikologis di mana aku tak ingin melakukan apa pun. Aku tak mau bertemu orang, tak mau difoto, tak mau melakukan wawancara untuk majalah, tampil di karpet merah, aku tidak mau tampil di publik sama sekali karena takut dan yakin akan dicemooh orang. Aku takut orang akan teriak dan melempari aku, aku tidak mau keluar rumah sama sekali... Jadi aku mengalami masa-masa sulit setelah itu," jelasnya.
Untuk mengatasi kondisi kesehatan mentalnya yang menurun itu, Megan Fox mengaku melakukan banyak hal. Beberapa di antaranya adalah mengontrol reaksinya terhadap persepsi orang lain tentang dirinya.
"Aku melakukan banyak hal untuk menghilangkan perasaan selalu menjadi korban dan menyadari kalau itu bisa dijadikan sebuah pelajaran. Jadi aku kembali punya tujuan dan aku tidak mau menderita lagi. Kondisi itu membuat aku berkembang jadi manusia yang lebih baik," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Mengenal Body Dysmorphia
Menurut Mayo Clinic, body dysmorphia adalah gangguan kesehatan mental di mana seseorang tidak bisa berhenti memikirkan kekurangan yang dirasakan dalam penampilannya. Meski kekurangan tersebut sangat sepele dan bahkan orang lain tidak terlalu memperhatikan, sang penderita akan merasa sangat malu, cemas, dan berusaha menghindari kehidupan bersosialisasi.
Saat mengalami body dysmorphia, kamu hanya akan fokus pada penampilan dan tubuh. Kamu juga akan cenderung berkali-kali memeriksa penampilan ke kaca, melakukan perawatan atau berusaha mencari kepastian, sampai berjam-jam dalam sehari. Kondisi ini membuat seseorang yang mengalami body dysmorphia merasa stres dan kehidupan mereka sehari-hari bisa sangat terganggu.
Kalau sudah parah, body dysmorphia ini juga bisa membuat kamu berusaha mencari berbagai prosedur kecantikan untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Tentu saja langkah ekstrem tersebut akan membuat kamu merasa puas namun hanya sementara. Tapi kecemasan bisa kembali muncul dan kamu akan mencari cara-cara lain untuk memperbaiki kekurangan dalam penampilan.
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda body dysmorphia dan cara mengatasinya
Body dysmorphia bisa ditandai dengan kebiasaan kamu melihat kekurangan pada penampilan. Seringnya, kekurangan tersebut tidak signifikan dan bahkan orang lain saja tidak menyadarinya.
Jadi misalnya ukuran mata kanan dan kiri tidak sama. Orang lain yang tidak tahu, tentu mereka tidak akan menyadari. Namun kamu sendiri yang tahu akan percaya bahwa kondisi tersebut akan membuat kamu merasa jelek dan tidak sempurna. Padahal, tidak sedikit orang yang juga punya ukuran mata kanan dan kiri berbeda dan mereka merasa itu hal yang wajar.
Hal lain yang juga menjadi tanda-tanda body dysmorphia adalah kamu akan meyakini bahwa orang lain bisa melihat kekurangan fisik kamu dan akan memberikan komentar negatif, serta mencemooh. Untuk menutupinya, biasanya makeup dan busana akan jadi andalan. Namun kalau sudah parah, kamu akan mencoba melakukan prosedur kecantikan seperti operasi plastik untuk memperbaiki atau menutupi hal yang dianggap kurang tersebut.
Selain itu, berkaca terlalu sering dan membandingkan diri dengan orang lain juga termasuk tanda-tanda body dysmorphia.
ADVERTISEMENT
Rasa malu yang muncul karena tidak percaya diri dengan penampilan ini akan membuat penderita dysmorphia enggan mencari pertolongan secara profesional. Padahal mengatasi gangguan kesehatan mental yang satu ini diperlukan perawatan khusus karena tak bisa sembuh dengan sendirinya.
Kalau tidak segera diatasi, body dysmorphia bisa semakin memburuk. Membuat penderita merasakan kecemasan, depresi, bahkan bisa berujung pada melukai diri sendiri.
-------
Hi Ladies yuk isi survei kumparan dan menangi hadiah total 3 juta rupiah! Klik link ini untuk memulai kum.pr/surveiwoman