Megawati Soekarnoputri Gaungkan Kesetaraan Gender saat HUT Ke-50 PDIP

12 Januari 2023 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato di HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1). Foto: PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato di HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1). Foto: PDIP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, banyak membahas soal perempuan dalam pidatonya di acara HUT ke-50 PDIP di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1). Selain tentang kepemimpinan perempuan, ia juga menyoroti isu seputar kesetaraan gender. Berikut ini kumparanWOMAN rangkum poin-poin penting yang diungkapkan oleh Megawati dalam pidatonya.
ADVERTISEMENT

Kesetaraan gender cerminan dari sila ketiga Pancasila

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato di HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dalam pidatonya yang berdurasi cukup panjang, anak perempuan Soekarno itu ingin agar kedudukan perempuan dan laki-laki setara di era yang modern ini. Ia mengungkap bahwa hal tersebut seharusnya bisa terwujud karena sudah ada di dalam Pancasila sila ketiga, yakni Persatuan Indonesia.
“Genggam tangan persatuan sila ketiga Pancasila yang menjadi landasan Indonesia, dibangun untuk semua, tidak membeda-bedakan suku, agama, gender. Bhineka Tunggal Ika,” jelas Megawati.

Kesetaraan gender di abad modern

Megawati juga turut membakar semangat perempuan agar bisa berkembang sehingga posisi mereka tidak tersingkirkan dari kaum laki-laki di era modern ini. “Kaum perempuan, tuh, juga harus maju bersama. Ini abad modern. Kita sudah menjadi orang merdeka, kita bisa berbicara sesuai dengan budaya, seni budaya Indonesia,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato di HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1). Foto: PDIP
Menurut Megawati, untuk mencapai kesetaraan gender yang kini menjadi isu penting, perempuan harus memiliki harga diri dan merasa punya kekuatan yang sama dengan laki-laki.
Gaungkan semangat kesetaraan gender di Indonesia, Megawati juga cerita soal pengalamannya yang harus bekerja sama dengan laki-laki di Angkatan Laut. Sambil berapi-api, pimpinan PDIP itu berkata kepada para bapak-bapak yang menjadi partnernya, “Kalau kalian merasa kaum perempuan itu kekuatannya kalah sama kaum laki-laki, sorry, sudah pernah bapak-bapak dengar ada bapak yang melahirkan?”

Menyoroti semangat tokoh perempuan di Indonesia

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato di HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Tak hanya seputar pengalamannya, Megawati pun menyoroti beberapa tokoh perempuan yang mampu berkembang dan setara dengan kaum laki-laki. Mulai dari nama-nama pahlawan perempuan Indonesia, seperti Cut Nyak Dien, R.A. Kartini, hingga Laksamana Malahayati. Ia juga bangga dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, yang menjadi Menlu perempuan pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Megawati bangga dengan perempuan yang mampu menjadi pejuang di era sebelum kemerdekaan. Makanya, ia ingin kaum perempuan di era sekarang ini bisa mengadopsi nilai-nilai perjuangan dan semangat tokoh terdahulu untuk berjuang melawan patriarki di Indonesia. Ia pun membakar semangat perempuan masa kini dengan slogan, “Setara, setara, setara!”

Persamaan kedudukan laki-laki dan perempuan di mata hukum

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di sela acara penanaman pohon Magnolia di Megawati Soekarnoputri Garden atau Kebun Raya Megawati Soekarnoputri di Jeju, Korea Selatan, Rabu (13/9/2022). Foto: PDIP
Lebih lanjut, Megawati Soekarnoputri juga berulang kali mengingatkan bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan di mata hukum Indonesia itu setara. "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya,” tutupnya.