Mengenal Rayouf Alhumedhi, Penggagas Emoji Perempuan Berhijab

2 September 2019 19:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rayouf Alhumedhi, penggagas emoji hijab. Foto: Instagram/@rayoufalhumedhi
zoom-in-whitePerbesar
Rayouf Alhumedhi, penggagas emoji hijab. Foto: Instagram/@rayoufalhumedhi
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, penggunaan emoji atau emotikon sudah tak terpisahkan dalam percakapan sehari-hari via aplikasi chatting. Berbagai penyedia platform chatting telah menyajikan ratusan emoji yang diciptakan untuk membantu mengekspresikan perasaan penulisnya secara lebih baik.
ADVERTISEMENT
Maka, saat Rayouf Alhumedhi tak menemukan satu pun emoji untuk merepresentasikan dirinya--seorang perempuan berhijab--dia merasa tidak puas. Dia merasa, seharusnya ada emoji yang bisa merepresentasikan dirinya dan ratusan juta perempuan Muslim lain di seluruh dunia.
Ketidakpuasan ini berujung pada idenya untuk menggagas pembuatan emoji hijab pada 2016. Seolah memang sudah takdir, idenya disambut baik oleh Unicode Consortium, sebuah organisasi yang mengelola pengembangan emoji. Setahun setelahnya, hadirlah emoji perempuan berhijab, seperti yang kini bisa kita temukan dalam aneka platform.
Namun, sebenarnya, bagaimana perjalanan Rayouf dalam menciptakan emoji tersebut? Serta, siapakah Rayouf sebenarnya dan mengapa dia memutuskan membuat emoji tersebut? Berikut kumparanWOMAN sajikan ulasannya.
Menggagas emoji hijab di usia 15 tahun
Rayouf Alhumedhi adalah seorang perempuan berdarah Arab Saudi yang tinggal di Berlin, Jerman. Prestasi Rayouf dalam menggagas pembuatan emoji hijab terjadi pada 2016, saat dia masih berusia 15 tahun dan bersekolah di Vienna International School.
ADVERTISEMENT
Menurut BuzzFeed, gagasan Rayouf muncul saat dia sedang berusaha membuat grup chat di WhatsApp bersama teman-temannya. Ketika itu, mereka berniat menamai grup dengan emoji yang menggambarkan karakteristik masing-masing.
Namun, Rayouf kesulitan mencari emoji yang sesuai untuk dirinya. Sebab, walau ada berbagai emoji dengan penutup kepala dan topi, dia tidak menemukan emoji perempuan berhijab. Nantinya, fakta ini diutarakannya pula dalam laman proyeknya, The Hijab Emoji Project.
"Sekitar 550 juta perempuan Muslim yang ada di dunia ini membanggakan diri mereka dengan mengenakan hijab. Dengan orang yang sebanyak ini pun, tak satupun kolom dalam keyboard tersedia bagi mereka," tulis Rayouf dan timnya dalam laman resmi The Hijab Emoji Project.
Berangkat dari masalah tersebut, Rayouf pun berusaha mengontak layanan pelanggan Apple. Namun, usahanya tak mendapatkan jawaban. Dia baru mendapatkan titik terang beberapa bulan setelahnya, sesudah dia menonton penjelasan dari Mashable mengenai Unicode Consortium--organisasi yang mengatur perubahan dan menerima proposal pembuatan emoji baru.
ADVERTISEMENT
Rayouf pun mencoba peruntungannya. Dia mencoba mengirimkan proposal kepada Unicode untuk menyampaikan maksudnya.
"Sejujurnya, saya tidak tahu apa yang harus diharapkan dan saya juga agak tidak percaya mereka akan melihat atau membicarakan (proposal itu). Saya cuma menuliskan paragraf pendek," sebut Rayouf kepada BuzzFeed.
Meski demikian, Unicode ternyata tertarik dengan proposal Rayouf. Perempuan ini pun mencoba membuat proposal secara lebih detail untuk organisasi itu. Dalam proposalnya, dia memaparkan data mengenai banyaknya jumlah pencarian foto hijab di Instagram. Rayouf juga mengatakan bahwa emoji ini bisa digunakan di negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia yang memiliki 202 juta penduduk.
Dalam melanjutkan langkahnya untuk membuat emoji hijab, Rayouf mendapat bantuan dari banyak pihak. Di antaranya, dari Alexis Ohanian (co-founder Reddit), Aphee Messer (graphic designer), juga Jennifer 8. Lee (Anggota Unicode Emoji Subcommittee). Bersama Rayouf, ketiga orang ini akhirnya tergabung dalam tim The Hijab Emoji Project.
ADVERTISEMENT
Penggarapan emoji hijab terus berlangsung hingga akhir 2017, saat emoji berbentuk perempuan dengan hijab ungu itu resmi diluncurkan. Sekarang, netizen dari berbagai belahan dunia bisa mengakses emotikon dengan enam varian warna tersebut di berbagai platform.
Terkait pencapaiannya, Rayouf mengatakan bahwa ini adalah langkah untuk merayakan keberagaman dan menerima kepercayaan agama Islam.
"Saya rasa, emoji ini akan memengaruhi dunia secara tidak langsung. Yaitu, saat orang-orang yang tak setuju perempuan menggunakan kain penutup kepala, atau tidak setuju dengan Islam, melihat emoji tersebut di keyboard mereka," tutur Rayouf, seperti dikutip Time.
Memiliki minat di bidang isu sosial
Rayouf tak cuma memiliki gagasan brililan sejak usia muda. Dia juga terlihat memiliki minat yang cukup besar terhadap isu-isu sosial. Ini terlihat dari aktivitas media sosial Twitter-nya (@rayoufalh) yang aktif ia gunakan hingga 2018. Akun ini berisi cuitannya mengenai isu inklusivitas, keberagaman, juga kesetaraan bagi semua orang.
ADVERTISEMENT
Tak cuma membicarakan isu-isu ini lewat media sosial, Rayouf juga mengutarakan isu tersebut lewat sesi talkshow dan wawancara bersama berbagai media.
Diakui prestasinya oleh media internasional
Meski namanya baru bergaung mulai 2016, pencapaian Rayouf dirayakan oleh media internasional. Tidak cuma menjadi pemberitaan di berbagai media, Rayouf juga masuk ke dalam daftar 'The 30 Most Influential Teens of 2017' oleh publikasi Time. Artinya, saat itu, Rayouf berjajar dengan remaja-remaja yang dikenal dunia, seperti Willow Smith, Brooklyn Beckham, Khalid, juga Shawn Mendes.
"Musim gugur ini, jutaan perempuan di dunia akhirnya akan memiliki emoticon yang sesuai dengan mereka, berkat siswa Vienna High School yang menggagas emoji baru Apple dengan hijab," tulis Time untuk memperkenalkan Rayouf.
ADVERTISEMENT
Rayouf sendiri juga sempat menanggapi mengenai kabar ini melalui akun Twitter pribadinya. "Aku tidak bisa memercayai ini!" seru Rayouf dalam quote tweet-nya kepada Time.
Melanjutkan pendidikan ke Stanford University
Prestasi yang membuat nama Rayouf dikenal dunia itu terjadi pada masa SMA. Kini, Rayouf telah melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Lewat akun Instagramnya, Rayouf mengabarkan kalau dia baru saja lulus dari SMA sekitar bulan Juni 2019. Kemudian, dalam laman Linkedinnya, perempuan ini menuliskan bahwa dia akan mulai bersekolah di Stanford University, jurusan ekonomi, mulai tahun ini hingga 2023 mendatang.
Mengingat Rayouf adalah seseorang dengan gagasan yang cemerlang, bukan tidak mungkin kalau dia akan mengejutkan dunia dengan ide-idenya setelah ini. Kita tunggu saja, ladies. Kira-kira, Rayouf akan membuat inovasi apa lagi, ya?
ADVERTISEMENT