Menurut Ginekolog, Pap Smear & Vaksin Antivirus Bisa Cegah Kanker Serviks

16 Februari 2020 17:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kanker Serviks. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kanker Serviks. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
HPV atau Human Papillomavirus merupakan virus penyebab infeksi menular seksual, yang juga merupakan salah satu penyebab utama kanker serviks. Belakangan ini HPV ramai dibicarakan masyarakat, karena sifat penularannya yang diduga bisa menyebar melalui udara atau bahkan tempat duduk toilet.
ADVERTISEMENT
Beredarnya kabar tersebut tentu menimbulkan kecemasan di masyarakat yang takut jika nantinya terinfeksi virus ini. Padahal, menurut Ginekolog dr. Med. Firman Santoso, Sp.OG, penularan virus HPV hanya bisa melalui kontak fisik, misalnya berhubungan seks.
"Tidak benar bahwa HPV bisa ditularkan melalui udara atau toilet seat. Sebab menurut American Cancer Society, virus HPV hanya bisa tertular melalui kontak fisik misalnya anal sex, oral sex atau vaginal sex," papar dr. Firman yang pernah diwawancarai oleh kumparanWOMAN di Senayan City, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, dr. Firman juga menyebut, untuk mencegah terinfeksinya virus HPV (saat melakukan hubungan intim) dan mencegah timbulnya kanker serviks, ia menyarankan para perempuan untuk melakukan tes pap smear secara rutin.
ADVERTISEMENT
"Kuncinya adalah lakukan tes pap smear regular (satu tahun sekali). Jika hasil pap smear mencurigakan, maka Anda bisa melakukan serangkaian tes lainnya, seperti tes HPV dan bisa memperlihatkan area mana yang diperkirakan bisa muncul sel kanker," jelasnya.
Ilustrasi tes pap smear. Foto: Thinkstock
Melansir Healthline, pap smear merupakan sebuah pemeriksaan mengenai keadaan sel-sel pada serviks (leher rahim) dan vagina. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan secara berkala, terutama bagi perempuan yang sudah berhubungan seksual untuk mendeteksi kanker sejak dini dan mengecek kesehatan organ kewanitaan.
Pap smear diklaim menjadi satu-satunya metode deteksi dini untuk mencegah dan mendeteksi kanker serviks. Melalui tes ini, pre-kanker bisa terlihat dengan sangat jelas. Kemudian, jika sudah terlihat bibit sel kanker akan tumbuh di area tertentu, sel ini bisa langsung dihentikan dan diperkirakan tidak akan pernah bisa berkembang menjadi kanker.
ADVERTISEMENT
Selain pap smear, dr. Firman juga menyebut bahwa ada cara lain untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit menular seksual bagi perempuan yang belum menikah, yaitu dengan menggunakan vaksin.
"Kanker serviks merupakan satu-satunya penyakit kanker dalam ilmu ginekologi yang bisa dicegah dengan vaksin," kata dr. Firman.
Ilustrasi Vaksin antivirus Foto: Shutterstock
Lantas, kapan waktu yang tepat bagi perempuan untuk bisa melakukan pencegahan ini?
Tak perlu menunggu hingga perempuan menginjak usia produktifnya, karena ternyata vaksin bisa dilakukan saat anak masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Biasanya vaksin mulai diberikan pada mereka yang berusia 12 (kelas 5 SD) sampai 17 tahun. Bagi perempuan yang berusia di bawah 14 tahun akan diberikan 2 dosis aja pada bulan kedua dan bulan keenam. Berbeda dengan perempuan dewasa yang perlu diberikan 3 dosis, mengingat imun perempuan dewasa lebih kompleks dibandingkan imun anak-anak," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dr. Firman juga mengimbau agar perempuan di Indonesia lebih peduli tentang kesehatan alat reproduksinya, mengingat masih banyak kasus kanker serviks yang ditemukan setiap tahunnya.
Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk melakukan semua metode tersebut, karena baik pap smear atau vaksin bisa didapatkan di rumah sakit yang ada di Indonesia dengan harga sekitar Rp 1,5 juta untuk tiga dosis vaksin.