Musisi Mon Laferte Protes Kekerasan di Chili dengan Pamer Payudara

16 November 2019 16:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musisi Mon Laferte di acara Latin Grammy Awards 2019. Foto: AFP/Bridget BENNETT
zoom-in-whitePerbesar
Musisi Mon Laferte di acara Latin Grammy Awards 2019. Foto: AFP/Bridget BENNETT
ADVERTISEMENT
Di dunia hiburan internasional, karpet merah tak hanya menjadi tempat unjuk busana dan makeup terbaik. Namun momen tersebut juga dimanfaatkan para selebriti dunia untuk menyampaikan pernyataan atau sikap terkait isu yang sedang hangat.
ADVERTISEMENT
Mungkin Anda masih ingat, pada ajang Golden Globes 2018 di mana para selebriti perempuan sengaja mengenakan gaun serba hitam untuk menyuarakan aksi Time's Up movement, sebuah gerakan anti kekerasan seksual di dunia hiburan. Kemudian di tahun 2019, karpet merah Golden Globes diwarnai oleh beragam aksesori seperti pita dan pin yang juga menjadi bentuk dukungan dari gerakan yang sama.
Bentuk menyuarakan pernyataan di karpet merah ini kembali terjadi dalam acara Latin Grammy Awards 2019 di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas pada Kamis (14/11) waktu setempat.
Penyanyi Latin, Mon Laferte, membuat pernyataan tegas soal penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan terhadap perempuan yang kerap terjadi di tempat asalnya Chili.
Datang mengenakan coat panjang warna hitam dengan aksen belt, celana hitam senada, platform shoes, dan scarf hijau di leher, penampilan Mon Laferte terlihat sharp dan edgy.
ADVERTISEMENT
Namun yang tak disangka-sangka adalah, setelah dua menit berpose di karpet merah, Mon Laferte membuka coat-nya dan memamerkan payudara tanpa bra lengkap dengan tulisan 'En Chile torturan violan y matan' yang dalam bahasa Inggris berarti, 'In Chile they torture, rape and kill' atau dalam bahasa Indonesia artinya 'Di Chili, mereka menyiksa, memperkosa, dan membunuh.' Tulisan hitam tersebut ia torehkan pada bagian dada layaknya sebuah tattoo. Pesan tersebut ia sampaikan untuk memprotes kebrutalan polisi yang terjadi di tanah kelahirannya.
Penampilan musisi Mon Laferte di acara Latin Grammy Awards 2019. Foto: @monlaferte
Diketahui, sejak bulan lalu, setelah pemerintah menaikkan harga kereta bawah tanah, ribuan warga Chili telah melakukan aksi protes atas ketidaksetaraan dan menuntut layanan sosial yang lebih baik dalam sebuah aksi demonstrasi yang berujung kekerasan. Karena aksi demo tersebut, setidaknya 20 orang tewas.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan The Guardian, ada setidaknya lima orang yang ditahan oleh aparat negara karena mengikuti aksi protes. Diduga, para perempuan yang ditahan mendapatkan perlakuan tidak adil dari aparat yang berwenang. Mereka disiksa dan diperkosa tanpa pandang bulu.
Tak hanya Mon Laferte, sejumlah atlet dan musisi lainnya juga sempat melakukan protes dengan cara yang berbeda-beda. Para pemain sepak bola Chili misalnya menolak ikut bertanding dalam pertandingan persahabatan dengan Peru sebagai bentuk aksi protes.
Mon Laferte yang kemudian memenangkan penghargaan Grammy kategori album alternatif terbaik mempersembahkan awards tersebut untuk masyarakat Chili. Ia pun kemudian memposting foto aksi silence protest-nya di Instagram dengan caption, 'My body free for a free homeland' yang artinya 'Tubuh saya terbuka demi mendapatkan negara yang bebas'.
ADVERTISEMENT