Ilustrasi pawai perempuan

Orange Challenge: Menghentikan Kekerasan terhadap Perempuan lewat Konten Kreatif

21 Januari 2022 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi parade hentikan kekerasan terhadap perempuan. Foto: RaliSetdes/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi parade hentikan kekerasan terhadap perempuan. Foto: RaliSetdes/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Satu dari empat perempuan berusia 15-64 tahun di Indonesia pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual yang dilakukan oleh pasangan, selain pasangan, atau keduanya dalam hidup mereka, menurut Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2021. Di tahun 2020 sendiri, Catatan Tahunan (Catahu) 2021 Komnas Perempuan menemukan 299.911 kasus kekerasan terhadap perempuan. Kondisi global tidak berbeda. WHO mencatat bahwa setidaknya satu dari tiga perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual.
ADVERTISEMENT
Angka kekerasan terhadap perempuan begitu tingginya sehingga disebut sebagai shadow pandemic atau pandemi bayangan. Sementara itu pandemi COVID-19 membuat perempuan semakin rentan terhadap kekerasan berbasis gender. Data Catahu 2021 Komnas Perempuan menunjukkan peningkatan signifikan pelecehan seksual berbasis online selama pandemi; dari 241 kasus pada 2019, menjadi 940 kasus di tahun 2020.
UNFPA, UN Women, dan Quilt.AI tahun lalu melaporkan peningkatan pencarian online tentang kekerasan terhadap perempuan dan cara mendapatkan bantuan bagi korban selama pandemi di delapan negara Asia, termasuk Indonesia.
16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Foto: Dok. UN Women
Kampanye 16 Days of Activism against Gender-Based Violence atau 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan diperingati dari tanggal 25 November hingga 10 Desember setiap tahunnya di seluruh dunia. Periode 16 hari ini menjadi momen bagi individu dan berbagai organisasi untuk meningkatkan perhatian masyarakat maupun pemerintah, serta untuk mencegah dan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.
ADVERTISEMENT
Memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan 2021 yang bertema "Orange the World: End Violence Against Women Now!”, PBB di Indonesia, UN Women, UNFPA, UNDP, dan bekerja sama dengan Komnas Perempuan mengadakan #orangechallenge, kompetisi konten media sosial bertema pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan yang terbuka untuk semua lapisan masyarakat di Indonesia.

Kompetisi #orangechallenge

16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Foto: Dok. UN Women
Diadakan pada 11-28 November 2021, kompetisi #orangechallenge ini mengajak peserta untuk membuat konten kreatif dalam berbagai format dan bentuk konten yang beragam. Mulai dari video berdurasi satu menit, meme, gambar, tulisan, sampai lagu dan podcast tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, dan perubahan yang ingin mereka lihat di masa depan. Peserta diajak untuk mengunggah konten tersebut di media sosial seperti Facebook, Instagram, atau Twitter.
ADVERTISEMENT
Kompetisi ini dinamakan “#orangechallenge” karena oranye adalah warna kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang menyimbolkan masa depan yang cerah, bebas dari kekerasan berbasis gender.
Kompetisi #orangechallenge juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memicu diskusi publik, serta mendorong upaya pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran dunia yang bebas dari kekerasan dan menunjukkan aksi yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya.
Konten yang diikutsertakan dalam #orangechallenge dinilai oleh tiga juri, yaitu Valerie Julliand, UN Resident Coordinator, Veryanto Sitohang, Komisioner Komnas Perempuan, dan Atiqah Hasiholan, UNAIDS Goodwill Ambassador for Indonesia. Konten terbaik dinilai berdasarkan relevansi dengan tema dan kreativitas peserta. Pemenang terfavorit sendiri dipilih berdasarkan jumlah penyuka di media sosial dan penilaian oleh juri.
ADVERTISEMENT
Setelah melalui proses penjurian, pemenang kompetisi #orangechallenge diumumkan pada 13 Desember 2021. Tiga pemenang ini adalah Shella (@galuhlicin) yang menjadi juara I dan juara favorit, Frida (@kimfricung) sebagai juara II, dan Chicilia Toumahuw (@chiciliatoumahuw) sebagai juara III.
Pengumuman pemenang kompetisi Orange Challenge dari UN Women. Foto: Dok. UN Women
Shella, juara I dan favorit, berbicara tentang hak perempuan untuk membuat keputusan sendiri tentang hidup dan tubuhnya dalam sebuah video kreatif. Frida, juara II menegaskan bahwa kekerasan berbasis gender bukan kesalahan korban, melainkan pelaku, lewat video yang informatif. Sementara itu, Chicilia Toumahuw, juara III, menekankan bahwa perempuan berhak menentukan pilihan hidup sendiri tanpa paksaan atau kekerasan dalam video yang artistik. Selain itu, ada juga pemenang favorit, yaitu Feminist Event, yang menjelaskan tentang Kekerasan Berbasis Online (KBGO).
ADVERTISEMENT
Ketiga juara masing-masing mendapatkan hadiah berupa laptop, sementara dua pemenang favorit mendapat hadiah ponsel.
Selamat kepada seluruh pemenang #orangechallenge!
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten