Pailit, Brand Fashion Forever 21 Akan Tutup Ratusan Toko

30 September 2019 18:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko Forever 21 di New York, Amerika Serikat. Foto: Reuters/Shannon Stapleton
zoom-in-whitePerbesar
Toko Forever 21 di New York, Amerika Serikat. Foto: Reuters/Shannon Stapleton
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perubahan zaman terus menggerus praktik bisnis berbagai brand ternama. Salah satunya, bisnis dari brand fashion asal Amerika Serikat, Forever 21. Brand yang menjual pakaian murah dengan tulisan-tulisan unik ini diketahui telah mengajukan perlindungan pailit (Chapter 11 bankruptcy protection) di Amerika Serikat pada Minggu (29/9) petang.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan BBC, perusahaan yang mengajukan perlindungan pailit akan mendapat kesempatan untuk menunda kewajiban terhadap para krediturnya. Sehingga, Forever 21 akan mendapat kesempatan untuk mengatur ulang utang atau menjual sebagian dari unit bisnisnya.
Sebagai imbas dari pengajuan perlindungan pailit ini, Forever 21 diprediksi akan menutup hingga ratusan toko di berbagai belahan dunia. Seorang juru bicara Forever 21 yang tidak disebutkan namanya menjelaskan, perusahaan itu akan mengurangi jumlah toko menjadi sekitar 450-500 toko saja, dari sekitar 800 toko yang ada secara global. Di Indonesia, Forever 21 memiliki tiga toko di Jakarta, yang berlokasi di Grand Indonesia, Mall Taman Anggrek dan Lippo Mall Puri. Saat ini, belum diketahui toko mana saja yang akan ditutup.
Gerai Forever 21 Foto: Flickr
Sebelumnya, Forever 21 diketahui telah memutuskan untuk menutup semua tokonya di Jepang pada Oktober, lantaran penjualan yang terus menerus tidak memuaskan.
ADVERTISEMENT
"Diskusi untuk memutuskan lokasi internasional mana yang akan berhenti beroperasi masih terus berlangsung. Kami tidak berencana untuk keluar dari pasar-pasar besar di Amerika Serikat," ujar juru bicara Forever 21.
Financial Times melansir, Linda Chang, Executive Vice-President sekaligus anak dari pasangan pendiri Forever 21--Do Won dan Jin Sook Chang--mengatakan, langkah pengajuan perlindungan pailit ini diambil untuk menjaga masa depan perusahaan tersebut.
Selain itu, Forever 21 juga mengatakan bahwa mereka berharap dapat 'kembali kepada dasar yang membantu perusahaan tumbuh dan berkembang menjadi pemimpin di ranah fast fashion'. Perusahaan ini juga mengirimkan surat terbuka lewat situs resminya, mengatakan bahwa toko-toko mereka akan tetap beroperasi.
Hingga saat ini, belum diketahui akan ada berapa karyawan yang harus kehilangan pekerjaannya karena pengajuan pailit tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Neil Saunders, managing director dari agensi riset GlobalData Retail, mengatakan bahwa kebangkrutan Forever 21 terjadi karena beberapa hal. Di antaranya, karena perubahan trend, persaingan dengan brand fashion kompetitor, juga keputusan yang tidak tepat dari sisi perusahaan.
"Standar toko juga telah menurun dan penilaian konsumen terhadap kualitas display, merchandise, juga inspirasi dalam toko telah merosot jauh selama beberapa tahun terakhir," ujarnya.