Pelatihan Bisnis dari P&G bagi Entrepreneur Perempuan Indonesia

12 Maret 2020 8:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim P&G & WEConnect International: David Lucas (kedua dari kiri) dan Mrinalini Venkatachalam (tengah) dalam peluncuran ANJANI, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tim P&G & WEConnect International: David Lucas (kedua dari kiri) dan Mrinalini Venkatachalam (tengah) dalam peluncuran ANJANI, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai perusahaan global semakin gencar menggaungkan isu kesetaraan dan inklusivitas dalam bisnisnya. Tak lagi hanya berfokus pada pria, perusahaan-perusahaan itu kini juga mementingkan peranan perempuan dalam menjalankan usahanya.
ADVERTISEMENT
Tak ketinggalan, hal ini dilakukan pula oleh Procter & Gamble (P&G), perusahaan consumer goods asal AS yang merupakan induk brand seperti Rejoice, Pantene, Olay, Pampers, dan Downy. Sejak 2016, perusahaan ini bekerja sama dengan lembaga non-profit WEConnect International dalam menghadirkan pelatihan Women Entrepreneurs Development Program (WEDP) di berbagai belahan dunia. Sesuai dengan namanya, program ini berfokus untuk memajukan usaha pebisnis perempuan, segaris dengan komitmen Supplier Diversity Program P&G dalam mempromosikan jaringan penyedia jasa/barang yang lebih beragam.
Pada Selasa (10/3), program ini diterapkan pula di Indonesia, dengan nama Gerakan Maju Wanita Indonesia (ANJANI). Lewat program ini, P&G dan WEConnect International menggelar pelatihan hingga Jumat (13/3), bagi entrepreneur perempuan Indonesia.
Ilustrasi entrepreneur perempuan. Foto: Shutterstock
Berdasarkan keterangan dari P&G, ada 20 orang entrepreneur yang berpartisipasi dalam pelatihan perdana ini. Mereka merupakan anggota dari himpunan-himpunan yang bekerja sama dengan P&G Indonesia dan WEConnect International, telah menjalankan bisnisnya selama 3-7 tahun, dan setidaknya memiliki 10 orang pegawai. Tak hanya berasal dari satu sektor, para peserta pelatihan ini merupakan profesional dari berbagai bidang, termasuk desain, konstruksi dan properti, jasa pemasaran dan komunikasi, travel, kuliner, informasi dan teknologi, hingga hukum.
ADVERTISEMENT
Pihak P&G dan WEConnect mengatakan, mereka membawa program pelatihan ini ke Indonesia, karena melihat adanya kebutuhan dan permintaan untuk memajukan kompetensi usaha kecil menengah di Indonesia. Saat ini, sekitar 40 persen Produk Domestik Bruto di negara ini dihasilkan oleh UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Sementara, 25 persen dari perusahaan ini dimiliki oleh perempuan.
Ilustrasi entrepreneur perempuan. Foto: Shutterstock
Namun, menurut Mrinalini Venkatachalam, Regional Director for Southeast Asia and Oceania dari WEConnect International, masih banyak di antara pengusaha ini yang tidak percaya diri dalam mengembangkan usaha mereka ke skala yang lebih besar.
“(Para pengusaha) mengatakan sudah mulai ingin melakukan supply kepada perusahaan-perusahaan besar, tapi mereka merasa tidak siap dan masih butuh pelatihan. Saya rasa, ini adalah momen yang tepat (untuk menjalankan program ANJANI), karena ada permintaan untuk itu dan orang-orang memang membutuhkannya,” tutur Mrinalini dalam konferensi pers peluncuran ‘ANJANI’ di kantor pusat P&G Indonesia, Sentral Senayan III, Jakarta Selatan, Selasa (10/3).
ADVERTISEMENT
Hal senada juga dikatakan oleh David Lucas, P&G APAC Purchasing Associate Director. Menurutnya, pelatihan perlu dilakukan, apalagi karena keberadaan perempuan bisa meningkatkan kesuksesan perusahaan.
David Lucas, P&G APAC Purchasing Associate Director, dalam peluncuran program ANJANI di Jakarta, Selasa (10/3). Foto: P&G Indonesia
"Pada dasarnya, saat ada setidaknya satu pendiri perempuan dalam organisasi, perusahaan itu akan memiliki kesempatan sukses 63 persen lebih tinggi, dibandingkan dengan perusahaan yang hanya didirikan oleh laki-laki," ujar David.
Oleh karena itu, P&G dan WEConnect International membuat tujuh buah topik khusus untuk meningkatkan kompetensi para entrepreneur dalam pelatihan ANJANI. Di antaranya, termasuk strategi bisnis, cara mengenal pelanggan, membangun merek melalui teknologi, hingga sumber daya manusia.
Nantinya, pelatihan ini diharapkan menjadi bekal bagi para pengusaha perempuan untuk mengembangkan bisnisnya. Selain itu, melalui program ini, P&G juga berharap untuk dapat lebih mengenali jenis usaha para entrepreneur perempuan, sekaligus mencari potensi supplier baru dari Indonesia. Setelah pelatihan batch satu selesai dilaksanakan, mereka mengevaluasi efektivitas program, sebelum memutuskan untuk menggelar program serupa lagi di masa depan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurut Anda, Ladies?