Peneliti Perempuan Sebut Pisang Bisa Jadi Antivirus Alternatif untuk Corona

2 Juni 2020 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pisang. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pisang. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Peneliti di berbagai negara memiliki peran yang penting untuk membantu menangani virus corona. Di Indonesia sendiri, banyak peneliti dari berbagai universitas yang melakukan berbagai upaya untuk membantu menangani pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah peneliti perempuan Dr. Fenny M. Dwivany yang merupakan Ketua Kelompok Keilmuan Genetika dan Bioteknologi Molekuler di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung (ITB).
Di tengah pandemi corona seperti sekarang ini, Dr. Fenny memiliki peran yang jauh lebih penting. Ia tergabung dalam Indonesia Young Scientists Forum (IYSF) atau Forum Peneliti Muda Indonesia untuk COVID-19.
Forum tersebut mengumpulkan peneliti dari berbagai bidang untuk memberikan rekomendasi pada pemerintah dalam menangani virus corona. Penelitian yang dilakukan oleh Dr, Fenny sendiri fokus pada bidang biologi molekuler dengan menggunakan buah pisang sebagai model penelitian.
Menurutnya Indonesia merupakan pusat keragaman genetik dan penyebaran pisang di dunia. Bersama dengan timnya, yaitu The Banana Group, ITB telah mengembangkan Banana Smart Village (BSV) sebagai model desa mandiri yang mengadopsi teknologi hulu ke hilir untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomis dan berkesinambungan. Saat ini Dr. Fenny dan tim tengah meneliti lectin, kandungan senyawa alami yang ada pada pisang untuk dijadikan sebagai kandidat anti-virus.
ADVERTISEMENT
“Jadi sudah ada laporan dari rekan peneliti yang bekerja di negara lain kalau pisang bisa menghambat MERS yang sebelumnya mewabah di Arab Saudi. Oleh karena itu kami berharap langkah yang sama bisa diuji juga di COVID-19. Saat ini saya bersama rekan peneliti lain sedang melakukan uji in vitro si lectin dan senyawa pisang lain sebagai antiviral,” ungkap Dr. Fenny dalam acara wawancara eksklusif bersama L’Oreal Unesco For Women in Science Indonesia, beberapa waktu lalu.
Melengkapi penjelasan Dr. Fanny, Sri Fatmawati, S.Si, M.Sc, Ph.D dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengatakan bahwa memang belum ditemukan jika pisang benar-benar bisa menghambat penyebaran COVID-19. Tetapi saat ini pisang menjadi salah satu kandidat yang mungkin bisa dijadikan pilihan. Tentunya setelah melalui uji dan penelitian lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
“Seperti yang dikatakan oleh Dr. Fanny, pisang ini memang memiliki banyak senyawa. Salah satunya adalah lectin yang sebelumnya sudah diuji bisa menghambat virus MERS. Nah, saat ini kami akan coba untuk isolasi senyawa tersebut dan akan diuji sebagai anti-virus. Harapan kami pola yang sama dalam penelitian lectin untuk MERS juga bisa digunakan pada COVID-19,” ungkap Fatma dalam acara yang sama.
Fatma juga menjelaskan bahwa saat ini para peneliti juga sedang melakukan riset menggunakan senyawa dari jamu-jamuan. Ia mengatakan bahwa senyawa yang ada pada bahan-bahan jamu memiliki perkembangan yang baik.
Pisang disebut bisa jadi alternatif antivirus untuk menghambat penyebaran corona. Foto: Unsplash/ @dorner
“Sebelumnya kan eucalyptus sempat menjadi salah satu bahan alami yang diuji bisa menghambat COVID-19. Selain itu, ada juga minyak atsiri yang juga memiliki hasil baik. Tapi saat ini masih dalam proses pengembangan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, saat ini masih belum diketahui pasti apakah pisang bisa menjadi antivirus untuk menghambat penyebaran corona. Para peneliti sedang berusaha melakukan riset lebih lanjut dengan proses yang cukup panjang. Jadi sambil menunggu kabar positif dari penelitian tersebut, Ladies tetap bisa mengkonsumsi pisang untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan imun tubuh.