Putri Raja Salman Disidang Karena Kasus Penganiayaan di Prancis

11 Juli 2019 11:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri Hassa Binti Salman. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Putri Hassa Binti Salman. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Putri Raja Salman dari Arab Saudi, Hassa binti Salman, sedang menjalani peradilan di Paris, Prancis atas tuduhan penganiayaan terhadap seorang pekerja. Namun ia tidak hadir dalam sidang yang berlangsung Selasa (9/7) lalu.
ADVERTISEMENT
Putri Hassa yang merupakan adik dari Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman ini dituduh telah meminta salah satu pengawalnya memukuli seorang pekerja asal Mesir bernama Ashraf Eid pada September 2016 lalu. Korban kala itu dilaporkan tengah melakukan perbaikan di apartemen mewah milik Putri Hassa yang terletak di Avenue Foch, Paris. Tindakan itu dilakukan karena Eid diduga mengambil foto Putri Hassa secara diam-diam menggunakan telepon genggamnya.
Menurut laporan CNN, Eid mengatakan, pengawal Putri Hassa, Rani Saidi mengikat tangannya. Kemudian Saidi juga meninju dan menendang sambil menodong pistol yang mengarah ke kepala Eid sambil memaksanya mencium kaki sang putri. Eid juga mengaku diperlakukan seperti anjing dan dikatakan 'Anda akan belajar bagaimana caranya berbicara kepada seorang putri, bagaimana berbicara kepada anggota kerajaan.'
ADVERTISEMENT
Dalam kesaksian di pengadilan, Eid mengatakan, ia sedang melakukan pekerjaan di kamar mandi apartemen milik putri Raja Arab Saudi tersebut di Avenue Foch dan mengambil foto-foto furnitur yang ada untuk referensi, kemudian ia melihat pantulan sang putri di cermin. Menurut laporan Eid ketika sang putri melihatnya, ia memerintahkan pengawalnya Saidi, untuk mengambil teleponnya. Kemudian Eid langsung menerima tendangan di wajahnya.
Potret Putri Hassa saat masih kecil. Foto: PHILIPPE WOJAZER / POOL / AFP
Setelah insiden tersebut, Eid langsung melapor polisi, namun sempat merasa kecewa karena sang putri hanya diinterogasi selama dua jam lalu polisi membiarkannya pergi. Berselang tiga hari setelah proses interogasi, Putri Hassa pun langsung meninggalkan Prancis.
Insiden ini memicu dikeluarkannya perintah penangkapan internasional bagi Putri Hassa binti Salman pada November 2017. Sedangkan pengawal putri Hassa binti Salman, Rani Saidi didakwa dengan tuduhan melakukan kekerasan bersenjata, pencurian, mengeluarkan ancaman kematian dan menahan seseorang di luar kehendaknya.
ADVERTISEMENT
Alhasil Saidi juga diadili dan muncul di pengadilan pada Selasa (9/7) dan dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Ia mengatakan hanya melakukan tugas dengan bergegas ke sisi putri ketika ia mendengarnya berteriak.
"Saya tidak pernah melakukan kekerasan. Saya hanya menahannya karena saya tidak tahu niatannya," ujar pengawal tersebut.
Saidi mengatakan ia menganggap Eid berencana untuk membagikan foto-foto pribadi sang putri karena "Setiap orang Arab ingin mengambil fotonya. Dia benar-benar terkenal."
Kemudian hakim merespon pernyataan tersebut. Menurut hakim tidak ada foto Putri Hassa yang diterbitkan sejak dia berusia delapan tahun, jadi bagaimana orang akan mengenalinya?
Hakim pun menanyakan kepada Saidi bekas luka memar yang ada di tangan Eid. Saidi pun tidak bisa mengelak tentang kekerasan yang ia lakukan.
ADVERTISEMENT
Akhirnya jaksa penuntut meminta hukuman enam bulan untuk Putri Hassa, hukuman delapan bulan untuk pengawalnya, dan denda USD 5.600 atau setara dengan Rp 78 juta untuk masing-masing.
Sedangkan pengacara Putri Hassa dari Prancis, Emmanuel Moyne, mengatakan penyelidikan didasarkan pada kepalsuan.
"Sang putri adalah perempuan yang peduli, rendah hati, ... dan sopan," kata Moyne. "Hukum Saudi adalah, memastikan keamanan sang putri, melarang mengambil gambar sang putri."