Remaja India Pecahkan Rekor Dunia Menyanyi dalam 140 Bahasa saat Konser

14 Januari 2024 9:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suchetha Satish, remaja asal India yang pecahkan rekor dunia menyanyi dalam 140 bahasa saat konser. Foto: Instagram/@suchethasatish
zoom-in-whitePerbesar
Suchetha Satish, remaja asal India yang pecahkan rekor dunia menyanyi dalam 140 bahasa saat konser. Foto: Instagram/@suchethasatish
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang remaja asal Kerala, India, menorehkan prestasi gemilang di dunia tarik suara. Perempuan bernama Suchetha Satish (18) itu memecahkan rekor dunia Guinness World Record berkat menyanyi dalam 140 bahasa dalam konser. Konser tersebut digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, pada November 2023.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Independent, rekor tersebut ia pecahkan saat ia tampil di konser bertajuk Concert for Climate pada 24 November 2023. Konser itu adalah pendahuluan dari konferensi iklim dunia COP 28 Dubai yang dihadiri lebih dari 100 negara dunia.
Suchetha, yang mampu menyanyi dalam total 150 bahasa, memilih 140 bahasa untuk penampilannya tersebut sebagai bentuk representasi jumlah negara yang berpartisipasi dalam COP 28. Penampilan Suchetha tersebut berlangsung hingga 9 jam, Ladies.
Berkat penampilan tersebut, Suchetha meraih Guinness World Records untuk rekor “Bahasa Terbanyak yang Dinyanyikan dalam Sebuah Konser”. Lewat unggahan di akun Instagram miliknya, @suchethasatish, Suchetha mengungkapkan betapa bahagia dirinya bisa meraih prestasi ini.
“Saya dengan bahagia membagikan berita bahwa berkat kuasa Tuhan, saya telah memecahkan rekor Guinness World Record baru dengan menyanyi dalam 140 bahasa selama 9 jam pada 24 November 2023, sepanjang Concert for Climate,” tulis Suchetha dalam unggahannya tersebut.
ADVERTISEMENT

Alasan di balik Concert for Climate

Saat dihubungi kumparanWOMAN, Suchetha sedikit menceritakan latar belakang penampilannya di konser pra-COP 28 tersebut. Menurut Suchetha, perubahan iklim dapat menyebabkan masalah besar kepada dunia jika tidak segera ditangani. Itulah mengapa, sebagai seorang musisi, Suchetha ingin turut andil dalam mencegah perburukan perubahan iklim.
“Saya memikirkan apa yang bisa saya lakukan sebagai musisi multilingual untuk bisa menyebarkan kesadaran soal pelestarian iklim. Itulah bagaimana kami mendapatkan ide untuk menggelar ‘Concert for Climate’, di mana saya tampil dalam 140 bahasa selama 9 jam pada 24 November di Auditorium Konsulat India, Dubai,” jelas Suchetha lewat pesan singkat.
Ketika ditanya apa alasannya ia memilih untuk menyanyi dalam ratusan bahasa, Suchetha menekankan bahwa cintanya pada musik melampaui segala batasan, sama seperti cintanya terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
‘Music beyond Borders’ selalu menjadi motto saya, dan saya akan selalu menggunakan kemampuan saya bernyanyi secara multilingual untuk isu-isu sosial yang relevan, seperti perubahan iklim,” papar Suchetha.
Suchetha mengaku, dirinya sangat bahagia bisa memecahkan rekor dunia tersebut karena pencapaian ini menjadi hadiah bagi seluruh kerja kerasnya. Suchetha juga merasa bahwa rekor ini juga menjadi langkah kecil buatnya bisa melangkah ke panggung musik internasional.
Sebelum memecahkan rekor ini, Suchetha juga pernah meraih rekor dunia pada 2018 dan 2021. Pada 2018, Suchetha menyanyi dalam 102 bahasa di Auditorium Konsulat India di Dubai. Lalu, pada 2021, ia memecahkan rekornya sendiri dengan menyanyi dalam 120 bahasa pada program bertajuk Music Beyond Borders.

Sosok Suchetha Satish

Remaja perempuan asal Kerala, India, ini sudah belajar menyanyi sejak usia 4 tahun. Sejak kecil, ia belajar bernyanyi bersama kakaknya, Sushant Satish. Sebelum mempelajari musik-musik populer dan barat, Suchetha mulai dengan mempelajari musik-musik Carnatic dan Hindustan.
ADVERTISEMENT
Kini, di usianya yang ke-18 tahun, Suchetha berharap untuk bisa semakin aktif dalam industri musik internasional. Tak hanya itu, ia juga ingin mempelajari terapi musik di masa depan.
“Saya terus mempelajari lagu-lagu dalam banyak bahasa, sembari mencoba untuk belajar berbicara dalam bahasa-bahasa asing itu. Saya sudah mulai belajar bahasa Turki dan Jepang secara otodidak. Mimpi terbesar saya adalah menjadi penampil internasional. Saya juga tertarik dengan terapi musik, satu bidang yang saya harap bisa saya dalami di masa depan,” tutup Suchetha.