Sejarah Lipstik: Kosmetik Favorit Perempuan yang Pemakaiannya Sempat Ditentang

28 Juli 2021 14:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Memakai Lipstik Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Memakai Lipstik Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Lipstik merupakan salah satu kosmetik yang sering digunakan oleh kebanyakan perempuan. Meski demikian, masih banyak kaum hawa yang ternyata belum mengetahui sejarah dari kemunculan perona bibir ini. Lipstik sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, bentuknya tidak modern seperti sekarang. Di zaman dulu, kebanyakan perempuan juga tidak menggunakan lipstik yang berbentuk stik. Bahkan untuk memakai lipstik saja, kaum hawa harus meracik beberapa ramuan yang terdiri dari bahan-bahan alami.
Ladies, penasaran bagaimana sejarah dari perona bibir ini? Mengutip Stylecraze, berikut beberapa faktanya yang sudah dirangkum oleh kumparanWOMAN.

Kemunculan lipstik di zaman peradaban kuno

Peradaban kuno merupakan masa di mana merias wajah menjadi salah satu simbol status untuk perempuan dan pria. Selain untuk mempercantik diri, riasan juga menjadi daya tarik untuk memikat hati lawan jenis.
Pada saat itu, orang Sumeria menjadi kelompok yang mengawali pemakaian lipstik. Kandungan yang digunakan untuk lipstik tersebut juga terdiri dari bahan alami, seperti buah-buahan, pacar, karat, tanah liat, hingga serangga.
Lukisan Mesir Kuno. Foto: dok. Istimewa
Berbeda dengan orang Sumeria, perempuan Mesopotamia sedikit menggunakan kandungan yang lebih banyak dan mahal. Misalnya, menambah permata berharga ataupun pewarna yang bisa membuat bibirnya lebih berkilau dan berwarna.
ADVERTISEMENT
Orang Mesir juga memiliki seleranya sendiri ketika memakai lipstik. Dibandingkan menggunakan warna yang mencerahkan, orang Mesir lebih memilih untuk mengaplikasikan nuansa yang mencekam dengan warna ungu atau hitam. Warna-warna tersebut biasanya diperoleh dari pewarna carmine yang berasal dari serangga.

Lipstik dianggap sebagai simbol penyihir

Sosok La Befana, penyihir yang muncul di perayaan Natal di Italia Foto: TIZIANA FABI / AFP
Memasuki zaman pertengahan, tepatnya saat kemunculan agama Kristen di Eropa, pemakaian lipstik dianggap sebagai hal yang terkutuk. Bahkan apabila ada perempuan yang menggunakannya, ia akan dicurigai merupakan seorang pelacur atau penyihir.
Hal tersebut dikarenakan bibir yang berwarna merah akan dikaitkan sebagai salah satu metode untuk memuja setan. Selain itu, banyak yang percaya bahwa pemakaian lipstik merupakan hal berdosa, karena melawan Tuhan. Perempuan yang menggunakan perona bibir akan dianggap tidak bisa menerima dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun di zaman ini, kebanyakan perempuan mengganti pemakaian lipstik dengan penggunaan salep bibir yang tidak berwarna. Tetapi seiring berjalannya waktu, banyak yang menambahkan kandungan lain di salep bibir tersebut agar membuatnya sedikit berwarna.

Ratu Elizabeth I yang menjadi pelopor lipstik kembali diterima masyarakat

Ratu Elizabeth I dalam karya The Darnley Portrait (1575). Foto: Wikimedia Commons
Pemakaian lipstik memang sempat ditentang untuk beberapa waktu. Namun semenjak Ratu Elizabeth I mulai memperkenalkan riasan wajah putih dengan bibir merona di abad ke-16, banyak perempuan yang mengikutinya. Sayang, di abad tersebut hanya kalangan bangsawan dan artis yang diperbolehkan memakai riasan tebal.
Hingga di abad ke-19, pemakaian riasan wajah memang masih sangat tabu di kalangan perempuan. Banyak yang beranggapan bahwa riasan wajah tebal hanya diperuntukkan bagi kalangan penggiat seni. Beruntungnya pada 1884, pemakaian lipstik mulai bisa diterima setelah adanya brand parfum asal Prancis yakni, Guerlain, yang merilis lipstik pertamanya.
Lipstik Guerlain pertama. Foto: dok. Istimewa
Namun karena kandungannya yang mahal, produk-produk lipstik saat itu hanya dipakai oleh beberapa perempuan saja. Akibatnya, cukup banyak perempuan yang memilih untuk tetap berpenampilan natural. Terlebih, kebanyakan pria di zaman itu lebih menyukai perempuan yang memiliki wajah natural.
ADVERTISEMENT
Di tahun 1890, banyak produk lipstik yang kandungannya terdiri dari minyak dan lilin, sehingga warna yang dihasilkan tidak terlalu mencolok dan masih bisa terlihat natural. Semenjak itulah, cukup banyak perempuan yang mulai tertarik untuk memakai lipstik, karena hasilnya yang tetap terlihat natural.

Dianggap sebagai simbol seksualitas dan kedewasaan

Ilustrasi Perempuan Mengenakan Lipstik Foto: Dok. Shutterstock
Setelah banyaknya perempuan memakai lipstik, muncul beberapa penilaian bahwa pemakaian lipstik hanya untuk perempuan dewasa. Akibatnya, banyak orang yang tidak suka apabila ada anak remaja memakai lipstik. Selain karena penampilannya yang akan terlihat dewasa, kandungan di dalam lipstik juga masih diragukan keamanannya untuk anak remaja.
Hingga kini, masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak-anak perempuannya tidak boleh memakai perona bibir sebelum dewasa. Jadi, kebanyakan perempuan mulai mencoba memakai lipstik ketika dirinya sudah menginjak bangku SMA atau kuliah.
ADVERTISEMENT
Penulis: Johanna Aprillia