Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Sejumlah Desainer Batal Tampil di Fashion Week karena Virus Corona
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Karena virus inilah, pembukaan London Fashion Week F/W20 bisa dibilang tidak terlalu ramai. Mayoritas media, undangan, dan calon pembeli potensial dari China tidak hadir dalam LFW tahun ini. Padahal, China merupakan negara urutan ketiga yang banyak membeli barang-barang high-end.
"Kami bersama mereka yang terkena imbas tidak bisa bepergian ke luar negeri akibat virus corona," ujar Caroline Rush, Chief Executive dari the British Fashion Council, seperti dikutip The Guardian.
Untuk menjaga kebersihan, pemerintah Inggris menginstruksikan kepada penyelenggara London Fashion Week untuk membersihkan area fashion show setiap malam serta menaruh sejumlah hand sanitizer di beberapa titik. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan tamu undangan yang datang sekaligus sebagai tindakan preventif.
Sepinya pengunjung dan tamu undangan London Fashion Week secara langsung berdampak kepada para desainer yang akan memamerkan koleksi busananya. Sebut saja Yuhan Wang, desainer asal China yang berbasis di London. Penampilannya pada LFW kali ini merupakan debut perdananya sebagai desainer.
ADVERTISEMENT
Semula, Yuhan Wang akan menampilkan koleksi ala-ala Victorian-style dengan aksen frill, renda dan pita yang terkesan feminin. Namun karena pabrik konveksinya di China tutup akibat virus Corona, ia harus mengubah seluruh koleksi yang akan ditampilkannya.
"Saya sangat berduka dan bersedih dengan apa yang terjadi akibat Corona dan orang-orang yang terkena virus ini. Saya harap, kita segera menemukan cara untuk menyembuhkan orang-orang," tutur Yuhan.
Selain Yuhan Wang, salah satu label busana yang akan menampilkan koleksinya di LFW, Asai, terpaksa harus membatalkan show-nya karena ada penundaan produksi di pabrik konveksi yang berlokasi di Shanghai. Selain itu, beberapa desainer asal China yang berencana tampil di Milan Fashion Week dan Paris Fashion Week juga mengundurkan diri dari pekan mode dunia.
ADVERTISEMENT
Minggu lalu tepatnya di New York Fashion Week, desainer asal China Lena Luo dan Ekcee Chan yang menggawangi label Luooifstudio, terpaksa tidak bisa menghadiri fashion show-nya sendiri. Mereka hanya bisa melambaikan tangan kepada para penonton fashion show dari layar laptop.
Sedangkan Shanghai Fashion Week yang rencananya akan digelar pada 26 Maret hingga 2 April mendatang, terpaksa harus ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan.
Wabah virus Corona di China juga berdampak pada penjualan beberapa rumah mode. Salah satunya adalah brand busana asal Amerika Serikat, Ralph Lauren, yang menutup dua tokonya di China karena penjualan yang terus merugi. Kabarnya, kerugian diperkirakan mencapai 70 juta dolar AS atau Rp 958 miliar.
Di tengah wabah virus Corona yang telah merenggut ratusan nyawa ini, para desainer seolah mencoba meningkatkan kesadaran akan pentingnya memproteksi diri dari penularan virus mematikan tersebut. Beberapa di antara desainer ini menghadirkan masker wajah sebagai salah satu akesori fashion yang tak luput dari perhatian.
Sebut saja desainer Phillipe dan David Blond yang menghadirkan masker wajah dengan hiasan manik-manik serta studded di New York Fashion Week. Ada pula desainer Yalan Li, pendiri brand busana BLancore, yang juga menghadirkan aksesori masker wajah yang bergaya edgy.
ADVERTISEMENT
Dari luar runway New York Fashion Week, stylist ternama Marina Ingvarsson juga mengenakan masker wajah berwarna hitam saat menghadiri fashion show Michael Kors. Tren mengenakan masker wajah ini meningkat seiring dengan antisipasi wabah virus Corona.