My Mom My Inspiration 2021 - Watiek Ideo

She Inspires Award Watiek Ideo: Edukasi COVID-19 kepada Anak-anak Lewat Buku

24 Desember 2021 9:38 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Watiek Ideo untuk She Inspires Award, My Mom My Inspiration 2021. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Watiek Ideo untuk She Inspires Award, My Mom My Inspiration 2021. Foto: kumparan
Hampir dua tahun kita hidup dalam perasaan cemas karena pandemi COVID-19. Tak hanya orang dewasa saja yang mengalami perasaan cemas, anak-anak juga mengalami perasaan yang sama. Tak sedikit dari mereka juga bahkan kerap bertanya-tanya mengapa pandemi ini bisa terjadi sehingga banyak orang dewasa di sekitarnya merasa gelisah.
Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi seorang penulis cerita anak asal Sidoarjo, Jawa Timur, Watiek Ideo, untuk menulis cerita seri berjudul ‘Cerita Si Korona’. Cerita anak yang dilengkapi dengan ilustrasi menarik ini sukses mengedukasi anak-anak tentang wabah COVID-19. Bahkan, karyanya itu diapresiasi positif oleh masyarakat hingga viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Karena peran dan kontribusinya dalam penanganan COVID-19 di Indonesia khususnya terkait Women, Children & Family Issue, kumparanWOMAN pun memberikan penghargaan She Inspires Award kepada Watiek Ideo. She Inspires Award merupakan salah satu rangkaian acara dalam program tahunan, My Mom My Inspiration 2021. Ini juga merupakan penghargaan khusus yang diberikan kepada perempuan Indonesia, karena peran dan kontribusinya dalam membantu masyarakat serta komunitas selama pandemi COVID-19.
Melalui sesi wawancara eksklusif bersama kumparanWOMAN pada awal Desember lalu, Watiek Ideo pun berbagi cerita dan pengalamannya saat menulis buku ‘Cerita Si Korona’. Selain itu, ia juga berbagi cerita mengenai tantangan dan hambatan yang dialami saat menulis buku tersebut.

Rasa penasaran sang anak tentang corona

Watiek Ideo untuk She Inspires Award, My Mom My Inspiration 2021. Foto: kumparan
‘Cerita Si Korona’ sendiri lahir pada Maret 2020 lalu, setelah Presiden RI Joko Widodo mengumumkan kasus 1 dan 2 COVID-19 yang menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat Indonesia. Karena munculnya kasus itu, Watiek dan sang suami pun semakin intens membahas soal corona. Tak disangka, obrolan Watiek dan sang suami itu didengar oleh putri mereka yang masih SD.
Sang putri bertanya kepada Watiek apa itu corona dan mengapa banyak orang membahas fenomena itu. Rasa penasaran sang anak itulah yang kemudian menginspirasi Watiek untuk menulis cerita tersebut.
“Dari situlah tercetus pikiran kalau anak-anak juga butuh informasi soal corona ini. Karena, selama ini di media kan bahasanya terlalu orang dewasa banget ya, jadi perlu disesuaikan lagi bahasanya agar bisa dipahami dengan mudah oleh anak-anak,” kata Watiek Ideo kepada kumparanWOMAN beberapa waktu lalu.
Setelah sang anak bertanya mengenai corona, Watiek pun langsung menulis ceritanya. Tak butuh waktu lama, ia berhasil menulis seri pertama dari cerita itu dalam waktu dua jam. Menurut Watiek, proses menulis cerita itu lebih cepat karena ia sudah mendapat banyak referensi tentang corona di media. Kendati demikian, ia juga tetap memilah-milah informasi seperti apa yang harus dibagikan kepada anak-anak.
“Setelah selesai menulis, saya lalu meminta masukan kakak dan beberapa sahabat tentang cerita itu. Selain itu, saya juga mencari ilustrator untuk cerita tersebut, dan akhirnya pilihan saya jatuh kepada Luluk Nailufar. Ia adalah seorang ilustrator dan seorang ibu yang memiliki kepedulian yang sama,” lanjut Watiek.
Menurut Watiek, proses pembuatan ilustrasi oleh Luluk juga dilakukan dengan sangat cepat. Saat itu, Luluk hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 hari untuk membuat ilustrasi ‘Cerita Si Korona’.

Dibagikan secara cuma-cuma

Watiek Ideo untuk She Inspires Award, My Mom My Inspiration 2021. Foto: kumparan
Ternyata ada dua hal yang mendorong Watiek untuk menulis cerita itu. Pertama, sebagai seorang penulis buku anak ia merasa ingin memberikan kontribusi kepada negara lewat tulisan yang ia buat. Yang kedua, ia ingin anak-anak bisa mendapatkan informasi dan edukasi tentang COVID-19, sehingga mereka pun bisa menjaga dirinya secara mandiri.
Dengan hal itu, Watiek pun berharap agar anak-anak bisa tahu dan aware terhadap situasi tersebut. Sehingga di kemudian hari, anak-anak pun bisa melindungi diri dan sekitarnya dengan cara-cara sederhana.
Karena dua tujuan mulia itu, Watiek pun mempublikasikan ceritanya secara cuma-cuma agar masyarakat bisa bebas membagikan file cerita ini kepada siapa pun. Cerita itu awalnya Watiek bagikan di media sosial pribadinya, seperti Instagram dan Facebook. Selain itu, Watiek juga membagikan cerita ini melalui grup WhatsApp agar bisa disebar di berbagai platform. Cerita yang dibuat Watiek pun konon sempat viral di media sosial.
“Cerita itu saya bagikan di media sosial secara gratis, karena misi saya adalah untuk social project. Setelah dibagikan di media sosial, cerita itu langsung viral banget. Bahkan dari awal Agustus 2020 sampai sekarang, ada 1,5 jutaan yang telah membaca buku itu,” kata perempuan yang pernah mengambil program studi S1 Psikologi di Universitas Airlangga, Surabaya, ini.
Meskipun pada awalnya hanya melakukan publikasi secara daring, namun lama-kelamaan Watiek juga menjual ‘Cerita Si Korona’ dalam versi cetak (buku) agar para pembaca tidak perlu membuka gawai mereka saat akan membaca ceritanya. Dalam merilis versi cetak ini, Watiek juga berkolaborasi dengan beberapa lembaga, seperti Yayasan Wahana Visi Indonesia, Save the Children, hingga UNICEF Myanmar.
“Namun, versi cetak ini memiliki perbaikan-perbaikan karena informasi tentang corona itu kan berkembang terus ya. Misalnya, dulu pas awal buku ini terbit di media sosial, pakai masker itu kan hanya untuk orang yang sakit seperti batuk dan pilek. Tapi sekarang kan tidak, semua orang harus memakai masker. Perubahan-perubahan informasi itulah yang kita perbaiki di versi cetak,” katanya.
Hingga kini, ‘Cerita Si Korona’ telah memiliki 11 seri buku. Setiap seri itu kemudian dijual dengan harga Rp 21 ribu per buku.

Karya diedit tanpa izin

Watiek mengakui bahwa banyak sekali tantangan dan hambatan yang ia lalui saat merilis buku tersebut. Hambatan yang paling ia rasakan adalah dari segi konten. Karena buku itu memuat fenomena yang sedang terjadi, sehingga banyak sekali perubahan atau pembaruan terkait informasinya.
“Misalnya buku ke-1 sudah rilis, tapi ternyata ada perubahan informasi. Itu kerap membingungkan, soalnya bukunya sudah telanjur dibagikan tapi tetap harus berjalan. Alhasil kalau ada perubahan, biasanya kita informasikan lewat media sosial,” paparnya.
Di luar itu, Watiek juga menghadapi tantangan lain dari pihak luar. Karena ceritanya dipublikasikan secara cuma-cuma lewat daring, tak sedikit orang melakukan editing terhadap buku tersebut. Mulai dari mengubah ilustrasi, background, hingga menghilangkan nama penulisnya.
“Hal-hal seperti itu yang bikin agak sedih. Ini kan sebuah karya ya, jadi silakan dipakai tetapi tetap harus menghargai karya dari para kreatornya dan tidak usah diedit-edit segala,” keluh Watiek.

‘Cerita Si Korona’ bikin hati tenang

Watiek Ideo untuk She Inspires Award, My Mom My Inspiration 2021. Foto: kumparan
Kendati menghadapi beberapa tantangan, namun cerita yang dirilis Watiek ini sukses mengedukasi anak-anak tentang wabah COVID-19 yang sedang terjadi sekarang ini. Mereka pun mulai memahami adanya wabah penyakit ini dengan adanya cerita tersebut. Apalagi dengan ilustrasi yang menarik, buku ini mampu meredam ketakutan anak-anak akan adanya pandemi ini.
Selain anak-anak, orang dewasa juga banyak terbantu dengan cerita hasil karya Watiek Ideo. Bahkan, beberapa dari mereka merasa lebih tenang setelah membacanya karena ilustrasi gambar dalam cerita yang dibuat sedemikian menarik.
“Setelah membaca buku itu, banyak orang tua yang menghubungi saya. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa perasaannya lebih tenang, mungkin karena ilustrasinya juga lucu, mengurangi takut dan kecemasan,” jelas Watiek.
Selain bisa membuat hati lebih tenang, cerita yang dibuat Watiek ternyata memberi dampak positif lain terhadap beberapa orang tua. Beberapa mengaku bahwa setelah membaca buku tersebut, mereka pun bisa tidur lebih rileks.
“Itu adalah testimoni yang masuk melalui Instagram dan WhatsApp. Awalnya tidak bisa tidur terus akhirnya bisa tidur. Awalnya uring-uringan ke anak, jadi sudah bisa tenang emosinya,” pungkas Watiek Ideo.
--------------------------------------
Simak kisah inspiratif dari She Inspires Award dan artikel menarik lainnya dalam rangkaian program My Mom My Inspiration 2021.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten