Siklus Menstruasi Bisa Pengaruhi Cara Kerja Otak, Apa Alasannya?

12 April 2024 15:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menstruasi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menstruasi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berbagai perubahan bisa dialami perempuan selama periode menstruasi. Secara fisik, tidak sedikit perempuan yang mengalami kram perut, nyeri payudara, hingga tubuh yang pegal-pegal saat haid. Tak hanya itu, beberapa di antaranya juga bisa mengalami ketidakstabilan emosi menjelang atau selama menstruasi, lho.
ADVERTISEMENT
Nah, Ladies, beberapa hal tadi termasuk kondisi umum yang dialami perempuan karena menstruasi. Tapi nyatanya, lebih dari itu, penelitian menunjukkan bahwa siklus menstruasi juga memengaruhi kondisi otak perempuan.
Studi yang dilakukan oleh National Geographic menunjukkan adanya perubahan volume pada beberapa wilayah otak sebagai respons terhadap estrogen, yakni hormon yang dibutuhkan untuk perkembangan seksual dan reproduksi pada perempuan.
Ilustrasi pemeriksaan MRI. Foto: My Ocean Production/Shutterstock
Hasil pengambilan sampel lewat pemindaian MRI pada otak perempuan menemukan bahwa naik turunnya hormon seks selama menstruasi, secara dramatis membentuk kembali wilayah otak yang bertugas untuk mengatur emosi, ingatan, perilaku, dan efisiensi transfer informasi.
“Melalui penelitian ini, kami sekarang memiliki gambaran tentang betapa kuatnya hormon-hormon menstruasi dalam membentuk, tidak hanya morfologi otak tetapi juga arsitektur fungsionalnya,” ujar ahli saraf di Universitas California, Santa Barbara, Emily Jacobs, yang juga turut serta dalam penelitian ini, seperti dikutip dari laman National Geographic.
ADVERTISEMENT

Hormon menstruasi memengaruhi otak

Ilustrasi menstruasi memengaruhi kondisi otak. Foto: PBXStudio/Shutterstock
Siklus menstruasi perempuan biasanya berulang setiap 25–30 hari normalnya. Kadar hormon seksual dalam darah berada pada titik rendah di awal siklus, namun kemudian meningkat tajam beberapa minggu ke depan.
Salah satu hormon yang aktif selama periode ini adalah estrogen, yang awalnya meningkat dan melepaskan sel telur untuk dibuahi. Namun jika sel itu tidak dibuahi dan tak ada kehamilan, maka akan terjadi peluruhan dinding rahim yang ditandai dengan menstruasi.
Meski kadar estrogen menurun karena menstruasi, tapi keberadaannya dikatakan dapat menstimulasi daerah kognitif otak kamu, Ladies. Ahli neurobiologi di Northwestern University di Evanston, Illinois, Catherine Woolley, menemukan bahwa estrogen dapat mengatur hipokampus, yakni pusat kognitif otak yang berisi materi abu-abu dan putih.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan struktur kecil berbentuk lengkungan yang lokasinya berada jauh di dalam otak di belakang telinga, yang mana bagian itu disebut padat dengan reseptor hormon seks. Disebut bagian kognitif karena hipokampus merupakan wilayah otak yang paling responsif terhadap perubahan volume dan perkembangan keterampilan.
“Ini adalah hasil yang sangat mengejutkan dan menimbulkan banyak pertanyaan. Karena sebelumnya estrogen dianggap hanya sebagai hormon reproduksi dan tidak memengaruhi wilayah otak apalagi bagian kognitif seperti hipokampus,” tutur Chaterine.