Sinéad Burke, Pengidap Dwarfisme Pertama yang Jadi Cover Vogue Inggris

13 Agustus 2019 10:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sinéad Burke. Foto: Instagram @thesineadburke (Neil Hanna for #BodyBeautifulExhibition)
zoom-in-whitePerbesar
Sinéad Burke. Foto: Instagram @thesineadburke (Neil Hanna for #BodyBeautifulExhibition)
ADVERTISEMENT
Vogue Inggris edisi September 2019 memang merupakan majalah yang spesial. Tidak cuma disunting oleh Duchess of Sussex, Meghan Markle, majalah ini juga menghadirkan sosok perempuan inspiratif dari berbagai latar belakang.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Sinéad Burke, aktivis sekaligus anggota dewan negara Irlandia. Sinéad adalah satu dari 15 perempuan hebat yang dipilih untuk menghiasi sampul majalah Vogue Inggris. Uniknya, perempuan kelahiran 1990 ini juga merupakan sosok penderita achondroplasia--salah satu bentuk dwarfisme--pertama yang menghiasi laman sampul majalah Vogue.
Tentu saja, Sinéad tidak sekadar berpose untuk majalah itu. Dia juga menggunakan kesempatan ini untuk mengutarakan pendapat sekaligus perasaannya sebagai orang dengan dwarfisme pertama yang tampil di laman sampul Vogue.
Dalam artikel yang dipublikasikan di situs resmi Vogue Inggris, Sinéad mengatakan bahwa tampil di sampul Vogue adalah salah satu impiannya yang paling liar. Namun, kini, hal itu akhirnya terwujud.
Hubungan antara Sinéad dan Vogue berawal dari percakapannya dengan editor-in-chief Vogue Inggris, Edward Enninful pada 2018. Percakapan ini kemudian berlanjut kepada berbagai hal lainnya.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2018, Sinéad masuk ke dalam daftar perempuan paling berpengaruh di Inggris Raya dan Irlandia versi Vogue, The Vogue 25. Tak hanya itu, Co-Founder dari Inclusive Fashion and Design Collective (IFDC) ini juga berkesempatan menjadi editor kontributor (contributing editor) untuk Vogue Inggris pada Agustus 2018.
Selanjutnya, pada 2019, Sinéad menjadi salah satu sosok yang mengisi cover majalah Vogue Inggris. Perempuan yang telah lama memperjuangkan inklusivitas dalam dunia fashion ini pun berdiri sejajar dengan perempuan inspiratif lainnya, seperti mantan First Lady Amerika Serikat, Michelle Obama, aktris Salma Hayek, juga perdana menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern.
"Sejak sampul majalah (Vogue) bertajuk Forces for Change dirilis, respons yang saya dapatkan sangatlah suportif, mengangkat semangat, dan benar-benar cukup emosional," tulis Sinéad dalam situs Vogue Inggris.
ADVERTISEMENT
Sinéad juga mengatakan, dia telah menerima pesan dari banyak orang di dunia. Di antaranya, dari para orangtua dengan anak yang juga menderita dwarfisme, remaja dengan penyakit sama yang bertanya caranya bekerja di dunia fashion, hingga para penyandang disabilitas dari berbagai belahan dunia lainnya. Menurut Sinéad, para penyandang disabilitas ini berharap akan ada semakin banyak sorotan ke berbagai jenis disabilitas yang ada.
"Perwujudan dari mimpi ini membutuhkan banyak kerja keras, dukungan dari keluarga dan teman, juga kepercayaan dan keyakinan yang besar terhadap diri saya sendiri, juga terhadap mereka yang saya kagumi, bahwa dunia dan masyarakat akan berubah," tutur Sinéad.
"Harapan saya adalah agar majalah fashion menjadi suaka dan pemicu percakapan, yang dimulai dan berbicara mengenai para penyandang disabilitas," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Mengakhiri tulisannya, perempuan ini mengatakan bahwa meskipun dibutuhkan begitu lama sampai ada orang dengan dwarfisme yang muncul sebagai pengisi sampul majalah, dia percaya akan ada semakin banyak suara minoritas yang direpresentasikan dalam majalah di seluruh dunia.
Bagaimana menurut Anda, ladies?