kumplus- LIPSUS- Permata Adinda

Sistem Online DELILA Dukung Perempuan dengan HIV/AIDS Korban Kekerasan

20 Januari 2022 17:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Perempuan HIV/AIDS Korban Kekerasan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan HIV/AIDS Korban Kekerasan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
HIV ternyata masih menjadi salah satu penyakit yang jumlahnya terus meningkat di Indonesia. Kerentanan perempuan terhadap HIV juga terlihat pada proyeksi HIV tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Proyeksi tersebut menunjukkan bahwa 37 persen infeksi HIV baru terjadi pada perempuan berisiko rendah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tidak cuma itu, dalam siaran pers Komnas Perempuan yang diterbitkan dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember 2021 lalu, dalam Catatan Tahunannya menunjukkan bahwa sepanjang 2017-2021, ada 229 kasus kekerasan terhadap perempuan yang hidup dengan HIV/AIDS (PDHA).
Dari angka tersebut, sebanyak 89 persen mengalami lebih dari satu bentuk kekerasan, Ladies. Sementara itu, 97 persen PDHA melaporkan kekerasan psikis dalam bentuk stigma dan pengucilan, juga 12 kasus pengusiran. Lantas, 88 persen PDHA mengalami kekerasan seksual. PDHA juga melaporkan kekerasan fisik yang dialami dalam bentuk penganiayaan. Selain itu, mereka juga mengalami kekerasan ekonomi, misalnya ditinggalkan dan ditelantarkan oleh pasangan.

Membangun sistem database dan pelaporan online kekerasan terhadap PDHA

Sebagai upaya untuk meningkatkan penyediaan layanan bagi PDHA korban kekerasan, pengumpulan dan analisis data memainkan peran penting. Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) yang didukung oleh Badan PBB untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan (UN Women) telah mulai membangun sistem database dan pelaporan online kekerasan berbasis gender terhadap PDHA. Basis data dan sistem pelaporan online ini akan mendukung pengumpulan dan analisis data kekerasan terhadap perempuan, yang dipilah berdasarkan status HIV para penyintas.
ADVERTISEMENT
“Kekerasan serta diskriminasi terhadap perempuan adalah sebuah bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan penghalang terbesar penanggulangan HIV. Peluncuran DELILA, sistem data pelaporan kasus kekerasan, merupakan suatu momen penting. Siapa yang mengumpulkan, untuk apa data tersebut dikumpulkan, dan bagaimana data dilaporkan, adalah pertanyaan kritis yang harus diajukan ketika kita berjuang untuk mengadvokasikan hak-hak penyintas,” papar Dwi Faiz Yuliawati Faiz di acara peluncuran DELILA beberapa waktu lalu.
“Dalam hal ini menjadi penting untuk melihat konteks ketiadaan data. Ini adalah kenyataan yang saat ini kita hadapi, terutama dalam isu kekerasan. Sehingga upaya untuk advokasi dengan menggunakan data harus terus-menerus dilakukan sehingga dapat dipertanggungjawabkan oleh para pihak yang memiliki kepentingan terhadap kebutuhan penyintas,” tambah Dwi.
Ilustrasi DELILA (Dengar Lindungi Laporkan). Foto: lapordata.ippi.or.id
Sistem database dan pelaporan online kekerasan terhadap PDHA ini diberi nama DELILA, yang merupakan kependekan dari Dengar, Lindungi, dan Laporkan. DELILA sendiri diluncurkan pada 26 November 2021, sebagai salah satu rangkaian kegiatan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Penamaan sistem ini juga bukan tanpa alasan. Pada saat menerima aduan kekerasan terhadap PDHA, hal pertama harus dilakukan adalah Dengar. Banyak sekali PDHA yang tidak berani melaporkan kasus kekerasan yang menimpanya karena dia merasa tidak dipercaya, didengar, dan dibantu.
ADVERTISEMENT
Kemudian, menerima pengaduan merupakan upaya untuk melindungi PDHA. Karena itu, Lindungi juga menjadi fokus DELILA. Setelah mendengarkan dan menerima pengaduan, PDHA akan dianalisis kasusnya, dirujuk, dan dibantu diyakinkan bahwa jika mereka siap dan berani, mereka akan diantar untuk bisa Laporkan.
Ayu Oktariani, Koordinator Nasional IPPI mengatakan, “Sistem Delila sifatnya dua arah: yang pertama untuk penerima pengaduan. Mereka akan mencatatkan langsung kasus-kasus yang ditemukannya ke dalam sistem. Yang kedua, setelah proses berjalan, masyarakat dapat masuk ke dalam website IPPI untuk nantinya melihat sudah berapa banyak situasi kekerasan yang terdata, bagaimana karakteristik yang muncul, jenis kekerasannya seperti apa, rentang usianya seperti apa, profil korban dan pelaku, termasuk yang khas sekali dengan PDHA, kita juga mengukur bagaimana dampak kekerasan terhadap kepatuhan pengobatan antiretroviral (ARV).”
ADVERTISEMENT
Peluncuran DELILA merespons tantangan dan kebutuhan dari penerima pengaduan untuk pendokumentasian kasus PDHA agar menjadi lebih efektif dan dapat tersimpan pada waktu yang bersamaan. Apabila terdokumentasi dengan baik, data-data kasus kekerasan yang dihadapi oleh PDHA dapat menjadi sebuah bahan advokasi kebijakan yang kuat.
“Selama menjadi penerima pengaduan, proses pendokumentasian kasus pada PDHA selama ini masih sangat beragam. Seperti kasusnya dicatat di buku, di HP, di WA, di laptop, ada juga cuma dicoret-coret di buku. Bahkan ada yang dicatat di ingatan saja, hal ini menyebabkan kasus kekerasan pada PDHA yang ada, tidak terdokumentasi dengan baik. Kami sebagai penerima pengaduan sangat membutuhkan sebuah sistem untuk mempermudah pendokumentasian kasus kekerasan dari PDHA”, Tuti Mastini sebagai team leader penerima pengaduan di provinsi NTT.
ADVERTISEMENT
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang diwakili oleh Drs. Supriyadi, Perencana Ahli Madya, Deputi Perlindungan Hak Perempuan, pada acara tersebut menyampaikan harapan agar nantinya DELILA dapat bersinergi dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Online Perempuan dan Anak (SIMFONI), sehingga ini bisa menjadi rujukan nasional, data yang terpadu, sehingga nantinya diharapkan bisa diambil menjadi suatu kebijakan atau intervensi yang tepat.
Ke depannya, data yang didapat dari DELILA diharapkan dapat berkontribusi pada upaya pencegahan perlindungan dan advokasi yang berhubungan dengan hak-hak PDHA di Indonesia.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten