Sperma Pria Bisa Merawat Kulit dan Kecantikan? Ketahui 5 Faktanya

18 Juni 2020 21:06 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan merawat wajah. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan merawat wajah. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Ladies, pernahkah Anda mendengar bahwa sperma pria kabarnya bagus untuk merawat kecantikan kulit wajah. Hal ini pun bahkan pernah menjadi perbincangan hangat di kalangan selebriti Hollywood, seperti Gwyneth Paltrow dan Stella McCartney.
ADVERTISEMENT
Menurut ahli facial Hollywood, Chelsee Lewis, sperma laki-laki bisa mengurangi keriput pada kulit sekaligus memeliharanya agar terlihat lebih awet muda. Benarkah demikian?
Mengutip dari Healthline, sayangnya belum ada penelitian khusus secara ilmiah yang membahas tentang hal ini. Namun, berdasarkan fakta-fakta yang selama ini diperoleh, ada lima fakta bisa menyimpulkan apakah sperma memang berguna untuk kecantikan kulit, ataukah hanya mitos belaka. Seperti apa? Berikut ulasannya.

1. Sperma tidak bisa mengatasi jerawat

Ilustrasi bekas jerawat kemerahan Foto: Shutterstock
Banyak pula pernyataan yang beredar bahwa sperma bisa mengatasi jerawat di wajah. Alasannya, spermine, zat antioksidan yang ditemukan pada sperma, disebut-sebut bisa mengatasi peradangan di wajah. Sesungguhnya, hal itu hanyalah mitos belaka karena belum ada penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
ADVERTISEMENT
Bila wajah Anda berjerawat, sebaiknya atasi dengan pengobatan yang tepat. Gunakan juga produk kecantikan yang mengandung salicylic acid atau benzoyl peroxide.

2. Sperma memang bisa mengatasi garis halus di wajah

Ilustrasi wajah yang muncul garis halus. Foto: Shutterstock
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Nature Cell Biology menemukan bahwa menyuntikkan spermidine (ekstrak dari spermine, zat yang terdapat di dalam sperma) langsung kepada sel kulit dapat memudarkan garis halus di wajah. Tetapi, para peneliti masih belum mengetahui apakah ada efek samping yang dihasilkan atau tidak, bila dioleskan secara atopik langsung pada tubuh.
Maka dari itu, cara ini sebenarnya tidak diandalkan di dunia kecantikan. Para ahli menyarankan untuk melakukan prosedur yang memang sudah diklaim aman untuk dilakukan, misalnya menggunakan serum vitamin C atau produk dengan kandungan glycerin or hyaluronic acid.
ADVERTISEMENT

3. Sperma mengandung protein, tapi jumlahnya terlalu kecil untuk dikonsumsi

Ilustrasi air mani dan sperma. Foto: Shutterstock
Setidaknya ada 200 jenis protein berbeda dan bisa ditemukan pada sperma. Namun, dengan jumlah 5.040 mg per 100 ml tidak bisa dijadikan patokan untuk menjadi konsumsi protein. Bila dikonversi dalam gram, jumlah protein pada sperma hanya 5 gram saja, sedangkan seorang perempuan membutuhkan asupan protein 46 gram setiap harinya.
Hal ini tidak berpengaruh kepada tubuh Anda, termasuk juga untuk kesehatan kulit Anda. Kandungan protein yang ditemukan pada skin care biasanya ditemukan dari peptides, suatu asam amino yang mampu membuat kulit tetap kenyal dan bebas kerutan. Namun, zat ini akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan bahan-bahan lainnya.

4. Sperma tidak bisa memperbaiki jaringan kolagen di dalam tubuh

Ilustrasi kolagen. Foto: Shutterstock
Sperma memiliki tiga persen dari cadangan asupan zat besi harian yang dianjurkan. Sedangkan zat besi memiliki beberapa manfaat untuk kecantikan kulit, mulai dari anti inflamasi hingga memperbaiki jaringan kolagen di dalam tubuh agar lebih cepat regenerasi.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, sperma tidak bisa digunakan untuk memperbaiki kolagen di dalam tubuh. Ada cara yang lebih mudah untuk memperbaiki kolagen, yakni mengkonsumsi vitamin dengan kandungan zat besi serta mengkonsumsi makanan-makanan yang kaya akan zat besi seperti kacang, gandung dan produk olahan lainnya.

5. Sperma justru membuat wajah alergi

Ilustrasi perempuan dengan wajah yang alergi. Foto: Shutterstock
Berdasarkan beberapa penemuan, sperma yang dipulaskan pada wajah tidak bisa digunakan untuk merawat kulit. Justru, cara ini bisa menimbulkan reaksi alergi dan infeksi menular seksual pada pasien melalui selaput lendir pada bibir, lubang hidung, dan mata.
Beberapa penyakit menular seksual seperti herpes, chlamydia, dan gonorrhea dapat ditularkan dengan cara ini.
Yang perlu diketahui, area mata sangat rentan penularan karena dapat menyebabkan peradangan dan bahkan kehilangan penglihatan. Selain itu, tanda-tanda lain yang mungkin terjadi adalah gejala seperti sensasi terbakar, kemerahan, dan keluarnya cairan dari selaput lendir.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.