Stres saat Pandemi bisa Pengaruhi Menstruasi, Begini Penjelasannya

5 Mei 2020 13:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nyeri saat menstruasi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nyeri saat menstruasi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ladies, apakah Anda merasa memiliki masalah seputar siklus menstruasi sepanjang pandemi COVID-19? Bisa jadi, itu bukan sekadar perasaan Anda. Ada kemungkinan bahwa siklus menstruasi Anda memang terganggu, lantaran stres yang dialami karena pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Seperti dikutip Insider, selama pandemi ini, kita mungkin lebih banyak stres, baik disadari maupun tidak. Padahal, rasa stres ini bisa mempengaruhi kondisi tubuh, mulai dari menimbulkan rasa sakit di bagian dada hingga munculnya banyak jerawat pada wajah.
Tak cuma itu, stres juga bisa mempengaruhi siklus menstruasi kita. Sarah Toler, seorang doktor di bidang keperawatan asal AS sekaligus penulis sains di aplikasi kesehatan perempuan, Clue, mengatakan bahwa stres akan membuka jalur yang memicu dilepaskannya kortisol atau hormon stres pada tubuh.
"Pelepasan kortisol yang berlebihan bisa menekan kadar hormon reproduksi yang normal. Ini bisa menyebabkan ovulasi yang tak normal, kemudian mengganggu siklus menstruasi Anda," ungkapnya, seperti dimuat Insider.
Ilustrasi siklus menstruasi. Foto: Shutterstock
Secara lebih spesifik, ada beberapa gangguan yang bisa terjadi karena stres ini. Di antaranya, berubahnya panjang siklus menstruasi seseorang, bergantinya pola menstruasi, munculnya rasa sakit ketika mens, hingga perubahan pada gejala sebelum menstruasi.
ADVERTISEMENT
Salah satu kondisi kesehatan yang mungkin terjadi adalah amenorrhea, yaitu ketika seseorang sama sekali tidak mengalami menstruasi. Toler menjelaskan, kondisi ini umum terjadi pada orang-orang yang baru mengalami trauma tertentu. Namun, stres sehari-hari juga bisa mempengaruhi seberapa panjang siklus menstruasi seseorang. Sehingga, akan ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang benar-benar tidak menstruasi pada bulan tertentu.
"Bagi banyak orang, ini adalah masa yang belum pernah dialami sebelumnya. Jadi, sulit untuk memprediksi seperti apa persisnya pengaruh stres dan kecemasan yang dirasakan ketika lockdown di Inggris pada siklus menstruasi seseorang," ujar Toler.
Ilustrasi menstruasi. Foto: Shutterstock
Selain itu, ada pula dysmenorrhea atau kondisi menstruasi yang menyakitkan. Kondisi ini biasa dikaitkan dengan stres yang tinggi, termasuk ketika seseorang bekerja di tengah ketidakpastian dan tanpa dukungan yang memadai dari pihak-pihak terkait. Menurut Toler, seseorang yang sudah cenderung merasakan sakit selama menstruasi, bisa merasa semakin sakit karena stres selama pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Toler juga menegaskan, yang mengganggu siklus menstruasi seseorang adalah stres karena pandemi, bukan virus Corona itu sendiri. Bila seseorang merasa khawatir mengenai siklus haidnya, mereka disarankan untuk mencoba mencatat siklus tersebut untuk memantau perubahan yang mungkin ada.
----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.