Studi Ungkap Punya Banyak Waktu Luang Tidak Menjamin Kebahagiaan

13 Oktober 2021 17:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi punya banyak waktu luang tidak menjamin kebahagiaan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi punya banyak waktu luang tidak menjamin kebahagiaan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Perempuan masa kini memiliki segudang kesibukan, mulai dari bekerja, mengasuh anak, mengurus rumah tangga, mengembangkan diri, dan lainnya. Karena itu, banyak yang mendambakan waktu luang untuk bersantai atau me time.
ADVERTISEMENT
Banyak orang menganggap bahwa waktu luang menjadi salah satu komponen utama yang menentukan kebahagiaan. Namun, penelitian terbaru menemukan hubungan antara waktu luang dan kebahagiaan yang tidak selalu berbanding lurus.
Mengutip Well and Good, sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa terlalu banyak dan terlalu sedikit waktu luang berkaitan dengan tingkat kebahagiaan yang lebih rendah. Studi ini melihat data dari dua survei yang melibatkan lebih dari 35.000 peserta.
Studi ini fokus pada bagaimana orang Amerika Serikat (AS) menghabiskan waktu luang dan mendefinisikannya sebagai momen untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
Itu berarti kewajiban pribadi, seperti membersihkan rumah, bertemu dokter gigi, dan sejenisnya, tidak dihitung sebagai waktu luang. Demikian kata salah satu penulis studi, Cassie Mogilner Holmes, PhD yang juga seorang profesor untuk behavioral decision making di University of California Los Angeles Anderson School of Management.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, penelitian menemukan bahwa waktu luang dan kebahagiaan pasti berhubungan dan ada batasnya. Terlalu banyak waktu luang tidak selalu diiringi dengan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.
“Menurut hasil penelitian, jika seseorang hanya memiliki waktu luang kurang dari dua jam sehari, maka jika memiliki lebih banyak waktu luang dari itu akan dikaitkan dengan kebahagiaan yang lebih besar,” ujar Cassie.
Namun, yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa punya terlalu banyak waktu luang tidak menjamin kebahagiaan. Cassie menyatakan, “Setelah lebih dari lima jam waktu luang dalam sehari, dampak positif dari waktu luang bukanlah tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.”
Waktu luang yang terlalu sedikit memang dikaitkan dengan kebahagiaan yang lebih rendah karena stres dan kewalahan bekerja. Akan tetapi, memiliki waktu luang yang terlalu banyak atau lebih dari lima jam sehari justru bisa menjadi masalah. Ya, masalah dapat muncul bila seseorang menghabiskan waktu luang tersebut dengan kegiatan yang ia anggap tidak berharga.
ADVERTISEMENT
“Efek negatif dari memiliki lebih banyak waktu, menurut penelitian kami, adalah ketika kita memiliki terlalu banyak waktu luang, kita merasa kurang produktif," kata Cassie.
Lantas, apakah memiliki terlalu banyak waktu otomatis membuat seseorang kurang bahagia? Tentu saja tidak. Studi ini juga menemukan bahwa menghabiskan waktu luang yang untuk hal-hal yang disukai, seperti hobi, berolahraga, atau menjadi sukarelawan dapat mengurangi kemungkinan seseorang untuk tidak bahagia.
“Menghabiskan waktu dengan cara yang dapat memuaskan Anda, dengan cara yang bermanfaat, dengan cara yang berkontribusi pada kebahagiaan dan hubungan sosial Anda adalah kunci untuk mengoptimalkan waktu luang Anda,” kata Cassie.