Survei Sebut 57% Perempuan Stres & Cemas Selama Pandemi, Ini Cara Mengatasinya
10 November 2020 17:10 WIB
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Hal ini bahkan dibuktikan lewat hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kesetaraan gender dalam pemberdayaan perempuan, UN Women , yang bekerja sama dengan Indosat Ooredoo.
Survei yang dimuat dalam laporan “Menilai Dampak COVID-19 terhadap Gender dan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia” itu menyebutkan bahwa COVID-19 telah memengaruhi kesehatan mental dan emosional perempuan secara tidak proporsional dengan 57% perempuan mengalami peningkatan stres dan kecemasan, dibandingkan dengan 48% laki-laki.
Jika merujuk pada hasil temuan di atas, kita mungkin bertanya-tanya, mengapa perempuan menjadi kelompok orang yang paling rentan terkena dampak kesehatan mental selama pandemi ini?
Menurut psikolog klinis dan pendiri Enlightmind-The Consultant Psychology Company, Alvieni Angelica, M.Psi.,Psikolog, perempuan lebih ekspresif dalam mengutarakan pikiran dan perasaannya dibandingkan dengan laki-laki yang lebih mencoba untuk menyimpan dan menyalurkan stres-nya melalui beragam aktivitas.
Selain itu Alvieni juga menyebut, selama pandemi ini perempuan memikul beban yang lebih berat dibanding laki-laki. Hal inilah yang pada akhirnya membuat perempuan rentan terkena dampak kesehatan mental selama pandemi.
ADVERTISEMENT
“Selama pandemi ini, kita tahu bahwa waktu berkumpul seluruh anggota keluarga di rumah menjadi lebih panjang. Biasanya perempuan mengambil peran yang lebih intens untuk hadir dan membantu anggota keluarganya yang lain. Misalnya saja dengan adanya peralihan sekolah anak yang awalnya offline menjadi online, perempuan jadi sekaligus mengambil peran pendampingan pada anak-anak,” kata Alvieni saat dihubungi kumparanWOMAN, pada Jumat (6/11).
“Dengan demikian untuk para perempuan yang juga memiliki pekerjaan profesional, beban peran yang harus dijalankannya menjadi bertambah selama masa pandemi. Apabila laki-laki menjalankan peran yang sama, bisa diyakini tingkat stres mereka pun akan lebih meningkat bila dibandingkan dengan kondisi normal,” tambahnya.
Pemicu stres dan cemas pada perempuan selama pandemi
Gangguan kesehatan mental (seperti stres dan cemas) yang dialami perempuan selama pandemi ini, ternyata bisa disebabkan oleh berbagai hal. Menurut Alvieni, berikut ini beberapa hal yang bisa memicu gangguan kesehatan mental pada perempuan selama pandemi:
ADVERTISEMENT
Alvieni menyebut jika stres tersebut dibiarkan terus-menerus secara berkepanjangan, maka bisa memicu timbulnya distress. Distress sendiri adalah stres yang akhirnya tidak bisa lagi diatasi dan berlangsung dalam jangka waktu panjang.
“Selain itu, kecemasan yang tidak terolah dengan baik juga bisa menimbulkan gangguan kecemasan yang lebih parah seperti obsessive compulsive disorder (OCD) yang termanifestasi dalam tingkah laku; seperti mencuci tangan berkali-kali, menggunakan sabun antiseptik saat mandi hingga berulang kali hingga memakan waktu yang lama, dan lain sebagainya,” papar Alvieni.
ADVERTISEMENT
Bahkan dalam beberapa kasus, Alvieni menyebut bahwa stres dan kecemasan ini bisa menimbulkan gangguan panik. Sebagai contoh, ketika kita melihat kerumunan orang di pasar, seketika napas kita menjadi pendek dan tersengal, jantung berdetak kencang, hingga reaksi tubuh membeku.
“Dampak buruk ini sebenarnya bukan hanya bisa dialami perempuan saja, namun laki-laki juga bisa. Intinya ketika stres dan kecemasan di fase awal tidak diatasi dengan baik, maka akan termanifestasi menjadi gangguan psikologis yang lebih serius,” tegasnya.
Tips mengatasi masalah kesehatan mental selama pandemi
Untuk mengatasi berbagai masalah atau gangguan kesehatan mental selama pandemi ini, Alvieni pun memberikan beberapa tips bagi Anda yang bisa dipraktikkan untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi virus corona:
ADVERTISEMENT
1. Diskusikan dengan partner dan anggota keluarga lain
Agar beban kerja selama di rumah tidak menumpuk di Anda, cobalah diskusikan soal pembagian kerja dengan partner atau anggota keluarga lain. Berbagi peran kerja ini bertujuan agar pekerjaan tidak menumpuk di Anda dan Anda pun tidak akan mengalami banyak tekanan yang dialami setiap harinya.
2. Kurangi paparan berita dan sosial media seputar pandemi
Berita-berita negatif soal pandemi bisa memicu perasaan takut, cemas, hingga depresi. Untuk itu, batasilah waktu Anda untuk menonton, membaca, atau mendengar berita mengenai pandemi, baik itu dari televisi, media cetak, maupun media sosial.
Meski begitu, jangan menutup diri sepenuhnya dari informasi yang penting. Pilah informasi yang Anda terima secara kritis dan bijak. Dapatkan informasi mengenai pandemi COVID-19 hanya dari sumber yang terpercaya.
ADVERTISEMENT
3. Menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat
Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga, sahabat, teman, dan rekan kerja mengenai hal-hal di luar pandemi. Tujuannya agar Anda tidak ‘memelihara’ kecemasan seputar pandemi.
4. Lakukan perawatan kesehatan mental secara rutin
Berbagai perawatan kesehatan mental; seperti yoga, meditasi, berjalan sadar (mindful walking), journaling, melukis atau mewarnai, hingga meditasi dan mandi sinar matahari, bisa Anda lakukan selama menjalani karantina di rumah.
Perawatan kesehatan mental ini perlu kita lakukan secara rutin, karena kita tidak pernah tahu kapan kecemasan muncul. Selain itu, perawatan kesehatan mental ini juga bertujuan untuk melatih otot-otot kesadaran.
5. Makan dan minum yang bernutrisi
Konsumsilah makanan dan minuman yang bernutrisi, sehingga limpa dan lambung sehat yang berakibat energi fisik terpelihara dengan baik.
ADVERTISEMENT
6. Bangun pagi dan menghirup udara segar
Terakhir, biasakanlah untuk bangun pagi dan hirup udara segar. Tujuannya, adalah untuk memberikan asupan oksigen sehat bagi paru dan membantu memberikan asupan oksigen ke aliran darah sehingga tubuh terasa lebih segar. Ketika tubuh segar, maka emosi pun biasanya akan menjadi lebih nyaman.
----
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
ADVERTISEMENT