Tekanan Darah Pada Usia 30-an Dapat Memengaruhi Kesehatan Otak

22 Agustus 2019 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, apakah Anda secara teratur memperhatikan kondisi tekanan darah Anda? Jika tidak, mungkin sudah saatnya Anda melakukannya, apalagi jika sudah mencapai pertengahan usia 30. Ini sangat diperlukan untuk menjaga kondisi otak di kemudian hari dan kesehatan tubuh secara umum.
ADVERTISEMENT
Sebab, BBC melaporkan, menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Lancet Neurology, tekanan darah yang tinggi pada awal pertengahan hidup (early midlife) hingga selanjutnya, berpengaruh terhadap terjadinya kerusakan pembuluh darah dan penyusutan otak di kemudian hari.
Para ahli berpendapat, tingginya tekanan darah di masa kritis pada usia 30-an hingga 40an dapat 'mempercepat kerusakan' otak. Kemudian, studi yang melibatkan sekelompok orang kelahiran 1946 ini mencatat bahwa tingginya tekanan darah pada usia 36-43 tahun ada kaitannya dengan volume otak yang lebih kecil di kemudian hari.
Selain itu, studi juga mencatat bahwa tingginya tekanan darah pada usia 43 dan 53 berhubungan dengan terjadinya lebih banyak tanda-tanda kerusakan pembuluh darah atau 'stroke mini' saat seseorang mencapai usia 70 tahunan.
Ilustrasi perempuan. Foto: Shutterstock
"Tekanan darah, di usia 30-an sekalipun, bisa memiliki efek kumulatif terhadap otak pada empat dekade selanjutnya. Monitor dan intervensi untuk memaksimalkan kesehatan otak di tahap kehidupan selanjutnya perlu ditargetkan, setidaknya pada awal pertengahan hidup," ujar profesor Jonathan Schott, pemimpin penelitian sekaligus neurolog klinis dari UCL Queen Square Institute.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, studi ini tidak menemukan hubungan langsung antara tekanan darah dengan terjadinya demensia. Akan tetapi, hal ini tetap perlu menjadi perhatian. Apalagi, Harvard Health Publishing melansir, hipertensi dapat berkontribusi terhadap terjadinya vascular dementia.
Selain itu, walau hubungan antara hipertensi dengan Alzheimer tidak terlalu terlihat, penelitian mengatakan bahwa kerusakan pembuluh darah dan pembengkakan jaringan dapat mempercepat luka pada otak.
Ilustrasi perempuan single Foto: Shutterstock
Meski begitu, kita masih dapat mengontrol tekanan darah demi kesehatan otak di kemudian hari. Dr. Carol Routledge, direktur di Alzheimer's Research UK, berpendapat bahwa tekanan darah adalah hal yang dapat dengan mudah kita awasi dan atur.
"Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan terhadap tekanan darah tinggi yang lebih agresif pada awal masa kehidupan, dapat meningkatkan kesehatan otak di generasi yang lebih tua saat ini," ujar dokter tersebut.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah dengan mengubah pola makan, lebih banyak berolahraga, melakukan kontrol berat badan, mengurangi konsumsi alkohol, juga mengontrol stres.