Tips Diet: Ampuhkah Menurunkan Berat Badan dengan Apple Cider Vinegar?

4 September 2019 8:08 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cuka apel Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cuka apel Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Apple cider vinegar (ACV) atau cuka sari apel telah digunakan sebagai ramuan tonik untuk kesehatan selama ribuan tahun. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa ACV memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti menurunkan kadar gula darah, menyamarkan bekas luka, hingga menurunkan berat badan.
ADVERTISEMENT
Seperti namanya, Cairan ACV dibuat melalui tahap fermentasi yang melibatkan apel, ragi, dan bakteri. Selain asam, ACV juga memiliki warna yang cokelat dengan bau yang pekat.
Terkenal dengan khasiatnya yang beragam, tak heran, ACV memang jadi cairan yang tengah populer di kalangan pencinta gaya hidup sehat saat ini. Termasuk bagi orang yang tengah berusaha menurunkan berat badan.
Namun, apakah ACV benar-benar ampuh dalam membantu menurunkan berat badan?
Untuk menjawab rasa penasaran, beberapa waktu lalu, kumparanWOMAN pun menghubungi dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, Dipl. AAAM, konsultan penurunan berar badan, ahli gizi, dan peneliti saraf serta tingkah laku, yang juga merupakan pendiri Klinik lightHOUSE Indonesia.
"Apple cider vinegar ini memang sedang jadi item yang diminati banyak orang. Namun, sebenarnya, ACV ini lebih populer untuk membantu mengeluarkan batu empedu. Biasanya, digunakan dengan kombinasi olive oil atau minyak zaitun," jelas dr Grace.
ADVERTISEMENT
Dalam penjelasan dr. Grace, minyak zaitun berfungsi sebagai agen untuk melenyapkan batu empedu. Empedu tersebut akan mengeluarkan cairan yang bisa mencerna lemak di dalam tubuh.
"Sedangkan ACV, akan merangsang kontraksi. Sehingga, jika di kantung empedu ada batu, batu tersebut akan dirangsang dan dikeluarkan lewat BAB," tambahnya.
Air cuka apel Foto: Shutterstock
Bagaimana bisa turun berat badan? Menurut Grace, hal itu bisa terjadi jika memang terdapat 'side-effect' dari penggunaan ACV yang asam, seperti diare misalnya.
"Pada dasarnya, turut berat badan itu dipromosikan dengan adanya defisit (penurunan) kalori. Jika tidak ada, ya tidak akan ada penurunan berat badan. Mutlak hukumnya untuk turun berat badan itu dengan terjadinya defisit kalori," tegas dr. Grace.
Efek samping dari ACV yang merangsang buang air besar inilah yang kemungkinan memiliki pengaruh besar terhadap penurunan berat badan. "Asam tersebut memang bisa membuat Anda mudah BAB, tapi ingat, penurunan berat badan seperti ini tidak permanen," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Jika Anda benar-benar ingin melakukan diet tanpa risiko, maka, lakukanlah diet ideal yang memang sehat dengan nutrisi yang terjamin tetap terjaga. Hal ini pun dijelaskan oleh Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK(K)., dokter ahli gizi yang berpraktek di MRCCC Siloam Hospital, Jakarta Selatan.
“Diet yang paling benar adalah penurunan 500-1000 kalori per hari dari kebiasaan dia sehari-hari. Kalori yang masuk pada tiap orang pasti berbeda, tergantung berat tubuh dan gaya hidup seseorang. Namun, dari kalori yang biasa masuk ke dalam tubuh, idealnya harus dikurangi dengan jumlah kalori tersebut,” jelas dr. Inge.
Ia menegaskan, jangan sampai hanya karena ingin menurunkan berat badan, seseorang melakukan diet secara drastis dengan penurunan kalori yang ekstrem.
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai berdiet dengan tidak mengkonsumsi apapun. Tubuh tetap membutuhkan nutrisi. Jika dilakukan dengan drastis, kita bisa menimbulkan risiko pada organ tubuh,” tutup dr. Inge kepada kumparanWOMAN.