Tips Mengatur Keuangan untuk Generasi Sandwich agar Tidak Tekor

27 Juli 2020 10:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tips Mengatur Keuangan untuk Generasi Sandwich agar Tidak Tekor. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Tips Mengatur Keuangan untuk Generasi Sandwich agar Tidak Tekor. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Belakangan ini sandwich generation atau generasi sandwich sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial. Generasi sandwich sendiri merupakan kondisi di mana seorang anak memiliki tanggung jawab finansial kepada orang tuanya saat ia besar. Tanggung jawab tersebut akan tetap ada meskipun ia telah berkeluarga dan memiliki anak. Kondisi ini banyak dialami oleh anak Asia, terutama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Istilah generasi sandwich ini sendiri diperkenalkan oleh Dorothy Miller dan Elaine Brody di tahun 1981 melalui jurnal dengan judul “The ‘Sandwich’ Generation: Adult Children of The Aging”.
Seringnya, tanggung jawab secara finansial ini menjadi beban tersendiri bagi para generasi sandwich. Jika tak bisa memenuhi tanggung jawab tersebut, tak jarang anak akan dianggap tidak berbakti atau merasa bersalah meski sebenarnya kita tidak memiliki keharusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sebab jika diteruskan, generasi sandwich bisa sangat kewalahan secara finansial maupun mental. Apalagi jika kondisi keuangan mereka sendiri belum stabil. Bisa jadi kondisi tersebut malah membuat para generasi sandwich terlilit utang.
Tetapi bagi kamu yang masih ingin membantu orang tua namun tak ingin kondisi finansial pribadi jadi anjlok, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menyelamatkan kondisi keuangan kamu. Melansir berbagai sumber, berikut kumparanWOMAN telah merangkum beberapa tips finansial yang bisa diterapkan dalam mengatur keuangan.
ADVERTISEMENT

1. Memprioritaskan kebutuhan pribadi

Memprioritaskan kebutuhan pribadi. Foto: Thinkstock
Mungkin kedengarannya sedikit egois untuk memprioritaskan kebutuhan pribadi. Tetapi layaknya peringatan penggunaan oksigen darurat dalam pesawat, gunakan alat bantu untuk diri sendiri dulu baru bisa membantu orang lain. Ungkapan tersebut juga berlaku dalam mengatur keuangan. Jika ingin membantu orang tua, pastikan kamu sudah memenuhi kebutuhan sendiri dulu.
Sebab jika tidak begitu, kamu tidak akan bisa mewujudkan segala keinginan yang ingin kamu capai. Oleh karena itu, usahakan kamu mencatat semua keperluan pribadi dan buatlah daftar pengeluaran rutin. Alokasikan pengeluaran kamu menjadi tiga kategori. Pertama, adalah kebutuhan makanan dan pengeluaran rumah tangga, seperti listrik, gas, air, dan paket internet. Kemudian, alokasikan pemasukan sebanyak 5-10 persen untuk dana darurat. Setelah semua itu aman, baru kamu bisa memisahkan uang untuk orang tua. Terakhir, pastikan kamu masih memiliki sedikit dana untuk memenuhi kebutuhan hiburan atau me-reward diri.
ADVERTISEMENT

2. Bijak dalam mengeluarkan uang

Bijak dalam mengeluarkan uang. Foto: Shutterstock
Sebagai perempuan, tentu godaan diskon dan promo menarik jadi hal yang sulit dihindari. Supaya lebih bijak memilah keuangan, ada baiknya kamu mengurangi kebutuhan yang sebenarnya tidak begitu diperlukan.
Menurut ahli keuangan, kita harus bisa mengefisienkan pengeluaran yang sifatnya sekunder. Jadi apabila ada bahan dan barang yang belum dibutuhkan saat ini, sebisa mungkin dihemat dulu. Kalau memang ingin belanja, pastikan barang tersebut memang kita butuhkan.
Untuk menghindari ‘kekhilafan’, kamu bisa mengontrol diri dengan menghapus dulu segala macam aplikasi belanja online atau menghilangkan fitur notifikasi supaya tidak tergoda. Siasati kebutuhan sekunder seperti membeli kopi dengan bijak. Daripada membeli kopi seharga Rp 15 - 18 ribu per hari, sebaiknya kamu membuat sendiri kopi di rumah. Beli bahan-bahan yang diperlukan saat belanja bulanan. Dengan begitu, kamu bisa lebih bijak dalam mengeluarkan uang.
ADVERTISEMENT

3. Memisahkan budget khusus untuk orang tua tiap bulan

Memisahkan budget khusus untuk orang tua tiap bulan. Foto: Dok. Shutterstock
Jika kamu memasukkan orang tua dalam prioritas keuangan, artinya kamu harus memastikan mereka masuk dalam budget pengeluaran setiap bulan. Supaya kebutuhan bisa tetap terpenuhi dengan baik, kamu bisa memasukkan budget orang tua tepat setelah kebutuhan primer. Hal ini untuk menandakan bahwa budget orang tua merupakan sesuatu yang wajib dipenuhi. Agar tidak over-budget, kamu bisa menyiasatinya dengan mengurangi budget hiburan.

4. Menyiapkan dana masa depan

Menyiapkan dana masa depan. Foto: Shutterstock
Semakin bertambahnya usia, tanggung jawab juga akan semakin besar. Oleh karena itu, ada baiknya kamu sudah mulai mempersiapkan dana masa depan mulai dari sekarang. Dana masa depan ini bisa dalam bentuk tabungan deposito yang mudah dicairkan dalam kondisi darurat, tabungan untuk pendidikan anak, membeli rumah, asuransi kesehatan, atau melakukan investasi.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan namanya, dana masa depan ini harus bisa menguntungkan kamu di masa depan. Jika kamu memiliki dana ini, artinya kamu sudah memiliki financial security yang merupakan sebuah kondisi di mana kita mempunyai investasi yang relatif aman dan hasilnya bisa memenuhi kebutuhan tanpa harus bekerja, kecuali kita memilih untuk bekerja. Melansir Forbes, untuk memulai dana masa depan kamu bisa menyisihkan 5-10 persen dari penghasilan setiap bulan untuk memenuhinya.

5. Berdiskusi secara jujur mengenai kondisi dengan orang tua

Berdiskusi secara jujur mengenai kondisi dengan orang tua. Foto: Pixabay
Bagi yang tetap ingin membantu orang tua namun masih tidak yakin bisa melakukannya setiap bulan, kamu bisa berbicara secara jujur pada orang tua. Ceritakan seperti apa kondisi keuangan dan kebutuhan yang kamu perlukan setiap hari. Berikan mereka pengertian bahwa kamu akan tetap berusaha membantu, tapi dengan kondisi uang yang pas-pasan, orang tua juga harus mengerti jika suatu ketika kamu tidak memberi bantuan finansial pada mereka.
ADVERTISEMENT
Cara ini bisa membuat kamu terhindar dari kesalahpahaman. Selain itu, orang tua juga jadi tidak berharap atau memaksa untuk dibiayai. Sebagai catatan, kamu juga harus tetap memastikan bahwa kamu akan selalu ada dalam kondisi apapun. Meski tidak bisa membantu keuangan secara reguler, kamu bisa menggantinya dengan hal lain. Misalnya selalu berkunjung dan berkomunikasi lewat pesan atau telepon. Bagaimana pun juga, orang tua akan merasa lebih tenang jika tahu anak-anaknya selalu ada.