Warga Korea Selatan Hanya Boleh Beli 1 Tas Chanel dalam Setahun, Ini Alasannya

19 Oktober 2021 8:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gaya Jennie Blackpink dan G-Dragon di acara Chanel S/S 2020 Runway Foto: Dok. Chanel
zoom-in-whitePerbesar
Gaya Jennie Blackpink dan G-Dragon di acara Chanel S/S 2020 Runway Foto: Dok. Chanel
ADVERTISEMENT
Rumah model asal Prancis, Chanel, belum lama ini membuat peraturan baru untuk para penggemarnya di Korea Selatan. Peraturan tersebut adalah membatasi jumlah pembelian tas terhadap pelanggan mereka, maksimal satu tas per tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan eksklusif dari surat kabar Korea Selatan, Hankook Ilbo, Chanel Korea menerapkan kebijakan bahwa setiap pelanggan hanya dapat membeli satu Timeless Classic flap bag dan satu Coco Handle handbag per tahun.
Aturan yang sama juga berlaku untuk barang-barang yang dikategorikan sebagai barang berbahan kulit ukuran kecil (seperti dompet dan pouch), jika pelanggan menginginkan lebih dari satu model yang sama dalam kategori tersebut.
Mengutip South China Morning Post (SCMP), langkah ini kabarnya diambil menyusul peningkatan penjualan kembali (reselling) tas Chanel di Korea Selatan. Fenomena reselling di Negeri Ginseng itu muncul akibat adanya sistem open run.
Open run sendiri merupakan aksi sejumlah orang bergegas memasuki sebuah toko sesaat setelah toko tersebut dibuka. Mereka biasanya rela menunggu berjam-jam untuk memasuki toko secepat mungkin agar peluang mendapat barang yang diinginkan semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
Pelanggan yang membeli seperti ini biasanya tidak hanya menginginkan tas untuk dirinya sendiri, melainkan akan menjual kembali tas tersebut dengan harga yang lebih tinggi di tempat lain. Selisih harga yang dijual pun sekitar 300 hingga 400 dolar AS atau hampir mencapai Rp 4,2 juta - Rp 5,6 juta, demikian seperti laporan Korea Times.
Chanel Black Quilted Caviar Medium Classic Double Flap Bag Foto: Dok. Chanel
Meskipun selisih harganya cukup tinggi, namun para pembeli di Korea rela membayar harga tersebut demi mendapatkan tas impiannya. Selain itu, mereka juga tak perlu repot-repot melakukan open run.
“Saya sangat lelah dengan open run. Saya tidak punya waktu, mereka menyusahkan dan menghabiskan tenaga,” kata salah satu pengguna yang mengunggah di Chicment, atau sebuah forum di Naver untuk berbagi informasi mengenai barang-barang mewah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pengguna lain menuliskan bahwa ia bersedia membayar kepada reseller dengan harga 250 hingga 340 dolar AS atau setara Rp 3,5 juta - Rp 4,8 juta mengingat sulitnya melakukan open run hanya untuk masuk ke toko.
Menurut laporan Insider, dengan melakukan open run, para reseller ini bisa menghasilkan 90 hingga 270 dolar AS (Rp 1,2 juta hingga Rp 3,8 juta) per barang jika mereka berhasil mendapatkan tas yang diinginkan oleh klien mereka. Keuntungan ini cukup lumayan sebagai pekerjaan sampingan.

Brand mewah lain yang memiliki kebijakan serupa

Chanel sulap Grand Palais menjadi pantai untuk tampilkan koleksi Spring/ Summer 2019 di Paris Fashion Week. Foto: REUTERS/Stephane Mahe
Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi lebih lanjut apakah pembatasan pembelian ini juga akan berlaku di outlet-outlet Chanel lain di luar negeri. Sementara itu, pihak Chanel Korea Sendiri mengatakan bahwa aturan ini dikeluarkan mengingat banyak produknya yang dicari oleh klien mereka.
ADVERTISEMENT
“Untuk memuaskan pelanggan kami secara memadai, kami dapat mengambil tindakan yang tepat di tingkat lokal,” kata juru bicara Chanel Korea kepada Insider.
Sementara itu, Chanel sendiri bukanlah satu-satunya brand mewah yang membatasi pembelian per orang. Sebut saja Hermes yang mengizinkan setiap pelanggan untuk membeli hingga dua tas dengan model yang sama per tahunnya. Selain itu, ada juga brand jam tangan mewah, Rolex, yang membatasi waktu berbelanja per orang hanya satu atau dua jam setiap tahunnya.