news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengulik 5 Kiat Sukses Membangun Bisnis di Qatar

Konten dari Pengguna
24 Februari 2019 5:42 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kuntum Khaira Ummah HG tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lili Sutarli Momo dan Ani Susanti, atau yang akrab disapa Lili dan Ani, adalah pasangan suami istri yang sukses membangun bisnis di Qatar. Selama penugasan tiga tahun di KBRI Doha-Qatar, Penulis berkesempatan mengenal sosok kedua orang diaspora Indonesia ini.
Memulai dari usaha rumahan, keduanya kini telah memiliki tiga cabang restoran di beberapa daerah di Qatar. Apa kiat suksesnya? Mari kita simak, lima kiat sukses membangun bisnis di Qatar ala Lili dan Ani.
Doha Corniche (Sumber: Dokumen Pribadi)
Lili pada mulanya bukanlah seorang pengusaha. Ia adalah warga negara Indonesia yang bekerja di perusahaan Qatar Chemical sejak tahun 2002. Enam bulan bekerja, Lili membawa serta istri dan keluarganya untuk menetap di Qatar.
ADVERTISEMENT
Lili bercerita, jangankan menjadi pengusaha, dirinya juga tidak pernah membayangkan bisa bekerja di Qatar, karena keterbatasan bahasa Inggris yang dimilikinya. Setelah mengikuti kursus dan berbekal pengalaman kerja di sejumlah perusahaan Indonesia, Lili pun ikut teman-temannya melamar di beberapa perusahaan di Timur Tengah.
"Alhamdulillah, setelah beberapa kali mencoba, saya diterima bekerja di Qatar”, kenang Lili kepada Penulis.
Perjalanan bisnis Lili dan Ani dimulai setelah mengikuti seminar tentang cara sukses berbisnis. Seminar inilah yang memantapkan mereka terjun ke dunia bisnis.
“Kita jangan selalu berencana. Kita harus take action”, tegas Lili.
Tofu and Cake Restaurant di Souq Waqif Wakrah (Sumber:KBRIDoha)
Bisnis kuliner Lili dan Ani berawal dari kebiasaan membuat tahu sendiri di rumah. Tahu buatan mereka semula hanya dicicipi oleh teman-teman Diaspora Indonesia di Qatar.
ADVERTISEMENT
Lambat laun, banyak orang tertarik untuk membeli. Termasuk sejumlah hotel dan restoran yang ada di Qatar. Tingginya pesanan, membuat Lili dan Ani semakin yakin akan prospek usaha yang mereka rintis.
Pada 2012 kedua pasutri ini membuka restoran pertama di Doha, ibukota Qatar. Mengingat produk olahan tahu merupakan menu utama, maka restoran tersebut diberi nama Tofu and Cake Restaurant.
Meski hanya berukuran 5x6 meter saja, Tofu Restaurant selalu ramai dikunjungi pembeli.
“Kami buka dari yang kecil dulu, supaya biaya operasional tidak lebih besar dari pendapatan”, jelas Lili.
Salah satu produk olahan tahu Tofu and Cake Restaurant (Sumber:https://www.instagram.com/tofuandcake/)
Lili menjelaskan bahwa Diaspora Indonesia dan pekerja migran Asia di Qatar adalah konsumen utama restorannya saat ini. “Tentunya ke depan, kami juga menargetkan konsumen dari ekspatriat lainnya dan warga negara Qatar sendiri”, tambah Lili.
ADVERTISEMENT
Target bisnis Lili dan Ani tentunya telah diperhitungkan, mengingat besarnya jumlah warga negara Indonesia di Qatar yang mencapai sekitar 32.830 orang.
Dari sekitar 2,7 juta orang total penduduk Qatar, hanya sekitar 400 ribu saja jumlah Warga Negara Qatar (Qatari). Lainnya adalah ekspatriat yang mayoritas berasal dari negara-negara Asia.
Pemerintah Qatar sangat ketat dalam hal perijinan dan pengawasan restoran. Untuk itu, Lili dan Ani tidak mau mengabaikan legalitas bisnis yang mereka jalankan.
Bagi yang berminat membangun usaha di Qatar, Lili membagikan tiga hal pokok yang perlu diketahui.
Pertama, memilih sponsor Qatari yang tepat. Pemerintah Qatar mewajibkan bahwa setiap badan usaha di Qatar wajib dimiliki oleh Qatari sebesar 51% dan non-Qatari sebesar 49 %.
ADVERTISEMENT
Kedua, melengkapi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan Pemerintah Qatar, seperti perjanjian berbisnis dengan mitra Qatari, Company Registration (CR), ijin mendirikan tempat usaha, dan dokumen lainnya.
Lili menguraikan bahwa semua dokumen bisnis restorannya tercatat atas nama istri, Ani, karena dirinya masih terikat kontrak kerja dengan Qatar Chemical.
Ketiga, memperhatikan kesehatan pegawai. Pemerintah Qatar menerapkan standar kesehatan yang tinggi bagi setiap pekerja. Maka setiap tahunnya, Lili memastikan semua pegawainya mengikuti medical check-up dan dinyatakan fit untuk bekerja.
Sebenarnya, terdapat beberapa restoran Indonesia di Qatar. Namun menurut Penulis, restoran Tofu and Cake milik Lili dan Ani adalah yang paling pesat kemajuannya.
ADVERTISEMENT
Betapa tidak, setelah tiga tahun membuka restoran pertama pada tahun 2012, mereka berhasil membuka restoran kedua di kota Barwa pada tahun 2015. Selanjutnya berkembang lagi pada Januari 2019, dengan membuka restoran ketiga di kota Wakrah. Bahkan kali ini mengambil tempat di salah satu destinasi wisata di Qatar.
Pasutri ini telah berhasil membuka lapangan pekerjaan. Hingga saat ini, terdapat 15 orang pegawai restoran. Semua didatangkan dari Indonesia dan rata-rata adalah karib kerabat di Indonesia yang membutuhkan pekerjaan.
Lili dan Ani membangun semangat kerja tim dan mengedepankan nilai-nilai kejujuran dalam melebarkan sayap bisnisnya.
Selain itu, keduanya juga aktif membangun networking dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan KBRI Doha, yang diakui mendorong kemajuan usaha diaspora Indonesia di Qatar. “Bulan depan kami akan berpartisipasi pada pameran Qatar Food Festival dengan dukungan KBRI Doha”, terang Lili.
ADVERTISEMENT
5. Bersyukurlah, dan rezeki akan bertambah.
Lili dan Ani percaya, bahwa segala capaian yang mereka raih saat ini, tidak lepas dari campur tangan tuhan. Sadar akan hal itu, membuat mereka tidak pernah lupa untuk berbagi.
Setiap bulan, keduanya menyisihkan sebagian penghasilan mereka untuk memajukan pendidikan dan melakukan sejumlah kegiatan sosial lainnya di kampung halaman.
Lili dan Ani memberikan satu pengajaran penting, bahwa menjadi orang yang bernilai bagi sesama, jauh lebih berarti dari pada menjadi orang yang sukses.
Kisah Lili dan Ani hanya satu diantara sekian kisah inspiratif diaspora Indonesia di Qatar. Penulis akan berbagi cerita inspiratif lainnya pada tulisan berikutnya.