Idul Fitri 1438H di Ekuador: Lebaran rasa Timur Tengah

Lailal Khairiyah Yuniarti
An Indonesian working in Quito, Ecuador
Konten dari Pengguna
26 Juni 2017 0:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lailal Khairiyah Yuniarti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jemaah Masjid As-salam (Foto: Lailal Khairiyah Yuniarti)
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah Masjid As-salam (Foto: Lailal Khairiyah Yuniarti)
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah sampai juga di hari nan fitri setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa pertama kami di Kota Quito, Ekuador. Dewan Fiqih Ekuador telah menetapkan hari Minggu, 25 Juni 2017, sebagai hari Raya Idul Fitri 1438H.
ADVERTISEMENT
Pagi di hari Minggu pukul 07.30 jalanan di Quito masih lengang, sebagian besar masyarakat Quito masih terlelap menikmati libur.
Masjid As-salam yang merupakan Islamic Centre pertama yang diakui Pemerintah Ekuador itu pun masih sepi, baru 1-2 jamaah yang datang. Namun tidak perlu menunggu lama, jamaah lain pun mulai berdatangan memenuhi masjid yang tidak terlalu besar itu.
Kami jamaah perempuan berkumpul di sisi kanan masjid yang mampu menampung puluhan jamaan perempuan. Jamaah yang rata-rata datang dari Pakistan dan Afghanistan itu juga banyak yang membawa balita yang semakin menambah ramai suasana.
Berkumpul dengan jemaah dari negara lain (Foto: Lailal Khairiyah Yuniarti)
zoom-in-whitePerbesar
Berkumpul dengan jemaah dari negara lain (Foto: Lailal Khairiyah Yuniarti)
Seperti saat buka puasa dan taraweh, jamaah juga banyak yang membawa kue-kue untuk dinikmati seusai Sholat Ied. Duta Besar RI untuk Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono, yang datang ke masjid bersama putra-putri dan cucu yang khusus datang berlebaran di Quito juga membawa kue khas Indonesia, Lapis Surabaya.
Kue menjadi sajian di Lebaran ini (Foto: Lailal Khairiyah Yuniarti)
zoom-in-whitePerbesar
Kue menjadi sajian di Lebaran ini (Foto: Lailal Khairiyah Yuniarti)
Jamaah umumnya berasal dari Pakistan dan Afghanistan yang sudah lama bermukim di Ekuador. Meskipun tidak saling mengenal namun persaudaraan dan persahabatan sesama Muslim terasa sangat kental.
ADVERTISEMENT
Usai Sholat Ied yang dipimpin oleh Imam Masjid As-salam, Imam Yahya, yang merupakan orang asli Ekuador yang memeluk Islam saat menempuh studi di Amerika Serikat, dilanjutkan dengam khotbah yang juga disampaikan langsung oleh Imam Yahya.
Meskipun tidak sepenuhnya memahami isi khotbah yang disampaikan oleh Imam Yahya, namun secara garis besar disampaikan kegembiraanya bahwa siar Islam di Ekuador semakin hari semakin meningkat. Menurut Imam Yahya 5 tahun lalu jumlah Muslim di Ekuador masih sangat sedikit namun tahun ini sudah mencapai lebih dari 5 ribu orang. Umat Muslim di Ekuador ini umumnya adalah imigran asal beberapa negara di Timur Tengah.
Seusai Sholat Ied para jamaah pun bersalam-salaman dan saling berpelukan sambil mengucapkan Eid Mubarrak!
Momen bermaaf-maafan di Quito (Foto: Lailal Khairiyah Yuniarti)
zoom-in-whitePerbesar
Momen bermaaf-maafan di Quito (Foto: Lailal Khairiyah Yuniarti)
Sebelum pulang panitia penyelenggara pun membagikan kue-kue kepada para jamaah. Alhamdulillah, meskipun minoritas di tengah masyarakat Ekuador yang mayoritas penganut Katolik, nikmat dan dan indahnya Idul Fitri tetap terasa.
ADVERTISEMENT
Khusus untuk warga negara Indonesia, perayaan Idul Fitri masih akan berlanjut besok, Senin, 26 Juni 2017 di Wisma Duta. Duta Besar Ri untuk Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono, mengadakan Open House dan Halal Bihalal bagi seluruh masyarakat Indonesia di Ekuador dan sejumlah sahabat Ekuador untuk merayakan Idul Fitri ala Indonesia di Wisma Duta.
Selamat Idul Fitri 1438H, Mohon Maaf Lahir dan Batin dari kami Warga Negara Indonesia di Quito, Ekuador 🙏
Jemaah yang membawa anak (Foto: Lailal Khairiyah Yuniarti)
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah yang membawa anak (Foto: Lailal Khairiyah Yuniarti)