Menikmati hari-hari terakhir Ramadhan 1438H bersama umat Muslim Ekuador

Lailal Khairiyah Yuniarti
An Indonesian working in Quito, Ecuador
Konten dari Pengguna
23 Juni 2017 3:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lailal Khairiyah Yuniarti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menikmati hari-hari terakhir Ramadhan 1438H bersama umat Muslim Ekuador
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Duta Besar RI Quito, Diennaryati Tjokrosuprihatono disambut Imam Yahya di Masjid As-salam, Quito
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan 1438H tahun ini, kami di KBRI Quito menerima beberapa undangan untuk berbuka puasa bersama dengan teman-teman Muslim yang tinggal di Quito, Ibukota Republik Ekuador.
Setelah sebelumnya Duta Besar RI untuk Ekuador, Ibu Diennaryati Tjokrosuprihatono, mengundang Imam Yahya dari Islamic Centre of Quito untuk berbuka puasa dengan masyarakat Indonesia di Wisma Duta pada tanggal 14 Juni lalu, Imam Yahya juga mengundang Dubes Diennaryati Tjokrosuprihatono dan keluarga besar KBRI Quito untuk berbuka puasa di Masjid As-salam yang dipimpinnya pada tanggal 16 Juni 2017.
Menikmati hari-hari terakhir Ramadhan 1438H bersama umat Muslim Ekuador (1)
zoom-in-whitePerbesar
Menikmati hari-hari terakhir Ramadhan 1438H bersama umat Muslim Ekuador (2)
zoom-in-whitePerbesar
Berbuka puasa bersama teman-teman Muslim Ekuador kembali dilakukan tadi malam, Rabu, 22 Juni 2017. Kali ini undangan berbuka puasa bersama datang dari Imam Masjid Khaled Ibn Elwaleed yang terletak di pusat Kota Quito. Dr. Adnan Sayah, Imam Masjid Khaled Ibn Elwaleed yang juga berprofesi sebagai seorang dokter tersebut, juga mengundang Duta Besar Palestina untuk Ekuador, Imam Yahya dari Masjid As-salam dan sejumlah pengusaha Muslim dari berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Jadi lah meja makan kami untuk berbuka puasa tadi malam ramai dengan teman-teman Muslim dari berbagai negara dan berbagai profesi. Mereka datang dari Ekuador, Palestina, Turki, Afghanistan dan tentu saja kami dari Indonesia. Duta Besar Diennaryati Tjokrosuprihatono yang datang bersama sejumlah KBRI Quito pun asik menikmati berbagai hidangan yang disiapkan teman-teman Palestina dan Turki, ada nasi kebuli ayam khas Palestina, Kofta, daging sapi bbq ala Afghanistan dan tentu saja hidangan penutup khas Turki yaitu Baklava. Kolak biji salak dari Indonesia juga turut meramaikan hidangan berbuka malam itu. Yummy!
Menikmati hari-hari terakhir Ramadhan 1438H bersama umat Muslim Ekuador (3)
zoom-in-whitePerbesar
Menikmati hidangan khas Timur Tengah di Masjid Khaled Ibn Elwaleed, Quito
Menikmati hari-hari terakhir Ramadhan 1438H bersama umat Muslim Ekuador (4)
zoom-in-whitePerbesar
Yummy kebuli!
Makan besar ini dilakukan setelah melaksanakan sholat Maghrib berjamaah. Para lelaki di lantai dasar Masjid Khaled Ibn Elwaleed sementara kami yang wanita berjamaah di lantai dua Masjid. Jamaah wanita cukup banyak sekitar 2 shaf penuh dengan pakaian warna-warni khas masing-masing. Jemaah asal Palestina umumnya sama dengan jemaah Indonesia menggunakan mukena berwarna warni.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan kita yang umumnya menikmati hidangan pembuka seperti kurma dan berbagai hidangan manis sebelum melaksanakan sholat Maghrib, di Ekuador sebelum adzan Maghrib berkumandang masing-masing kami dibekali kurma untuk sekedar membatalkan puasa sebelum melaksanakan sholat Maghrib. Setelah sholat Maghrib baru lah semua menyerbu meja-meja hidangan yang sudah disiapkan di lantai 3 Masjid.
Setiap hari di Masjid Khaked Ibn Elwaleed tersebut disediakan makanan untuk mereka yang berbuka puasa dan taraweh di Masjid yang mulai dibuka sejak 1990an atas dukungan Kedutaan Besar Mesir di Ekuador.
Menurut Imam Yahya yang merupakan orang asli Ekuador yang memeluk agama Islam di usia 30an saat bersekolah di Amerika Serikat, saat ini jumlah umat Muslim di seluruh Ekuador mencapai 6000an orang dari 16 juta populasi Ekuador. Dari jumlah itu sebagian besar merupakan imigran dari berbagai negara di Timur Tengah. Kehidupan umat Muslim di Ekuador sendiri cukup bergeliat khususnya di Ibukota Ekuador, Quito.
ADVERTISEMENT
Setelah tahun-tahun sebelumnya menjalankan ibadah puasa di Rusia hingga mencapai 22 jam, puasa kali ini di Ekuador terasa lebih ringan karena hampir sama panjangnya dengan puasa di tanah air, ditambah dengan cuaca Quito yang adem makin terasa ringan. Alhamdulillah, nikmat Allah mana lagi yang hendak kau dustakan.
Menikmati hari-hari terakhir Ramadhan 1438H bersama umat Muslim Ekuador (5)
zoom-in-whitePerbesar
Persaudaraan Muslim dari berbagai negara di Ekuador